Sabtu, 16 April 2016

TEKNIK PEMBERIAN OBAT



Teknik pemberian obat

referensi
1.    Alimul Hidayat, A. Aziz.2006, Keterampilan Dasar Praktik Klinik Edisi 2. salemba medika widjaya grand center D7. jakarta hal 207-229
2.    Saifudin. Abdul bari. 2010, Ilmu Kebidanan. Bina pustaka prawiro hardjo hal jakarta hal 67-80.
3.    Kusmiati, Kusmiati. 2007, Keterampilan Dasar praktik Klinik kebidanan. Fitramaya.yogyakarta hal 85-122.
4.    Rochimah.Ns. 2011, Keterampilan Dasar praktik Klinik (KDPK).CV. trans info media jakarta hal 395-433.

OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA
Setelah perkuliahan ini :
1.      Mahasiswa mampu menjelaskan definisi pemberian obat.
2.      Mahasiswa mampu menjelaskan tentang teknik pemberian obat.
3.      Mahasiswa mampu memahami cara perhitungan dosis pemberian obat.
4.      Mahasiswa mampu menyimpulkan teknik pemberian obat.

A.Definisi
Obat merupakan sebuah subtansi yang diberikan kepada manusia ataubinatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh. Dalam pelaksanaan tenaga medik memiliki tanggung jawab dalam keamanan obat dan pemberian secara langsung ke pasien hal ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Pentingnya bidan untuk mempelajari farmakologi agar dapat memahami tentang efek dari obat yang diharapkan sehingga mampu mengevaluasi efek pengobatan.
Obat adalah suatu subtansi atau bahan yang di gunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan suatu penyakit untuk mendapatkan efek terafeutik namun bisa salah dapat mengakibatkan alergi dan shock bahkan kematian oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan harus mengetahui betul hal-hal yang berhubungan dengan pemberian obat dan teknik pemberian obat.

B.  Mekanisme Kerja Obat
Pada umumnya obat yang masuk kedalam tubuh akan mengalami 4 proses :
1.    Absorpsi
Proses pergerakan obat dari sumber keedalam tubuh melalui aliran darah kecuali dari jenis topikal. Hal ini di pengaruhi oleh cara dan jalur pemberian obat, jenis obat, keadaan tempat, makanan dan keadaan pasien



2.    Distribusi
Setelah obat di absorbsi, kemudian obat didistribusikan kedarah melalui vaskular dan sistem limfatis menuju dan masuk kedalam jaringanProses dipengaruhi oleh keseimbangan cairan, elektrolit dan keadaan patologi.
3.    Metabolisme
Setelah melalui sirkulasi, obat akan mengalami proses metabolisme. Obat akan ikut sirkulasi ke dalam jaringan, kemudian berinteraksi dengan sel dan melakukan sebuah perubahan zat kimia hingga menjadi lebih aktif. Obat yang tidak bereaksi akan diekresikan.
4.    ekskresi
Setelah obat mengalami metabolisme atau pemecahan, akan terdapat sisa zat yang tidak dapat dipakai. Sisa zat ini tidak bereaksi kemudian keluar melalui ginjal dalam bentuk urine, dari intestinal dalam bentuk feses, dan dari paru-paru dalam bentuk udara.
 Hal- hal yang harus di perhatikan dalam pemberian obat
Farmakologi menjadi penting karena mempelajari tentang efek dari obat, sehingga diharapkan mampu mengevaluasi efek pengobatan. Ada beberapa istilah yang penting kita ketahui diantaranya adalah nama generik merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah mendapatkan lisensi, nama resmi yang memiliki arti nama dibawah lisensi salah satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama yang berasal dari susunan zat kimianya, nama dagangmerupakan nama yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan simbol.

C.  Standar Obat
Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat diantaranya :
1.    Kemurnian (suatu keadaan yang dimiliki obat karena unsur keasliannya)
2.    Tidak ada campuran.
3.    Potensi yang baik.
4.    Harus memiliki biovialibilitas (keseimbangan obat)
5.    Keamanan.
6.    Efektifitas.

D.  Reaksi Obat
Ada dua macam reaksi obat dalam tubuh diantaranya adalah:
1.    Efek terapeutik yaitu obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai dengan kandungan obatnya seperti
a.       Paliatif (untuk meringankan gejala)
Mengurangi gejala penyakit tetapi tidak mempengaruhi terhadap kondisi penyakit itu sendiri. Misalnya aspirin hanya digunakan untuk menurunkan panas tanpa menghilangkan penyakit.
b.      Kuratif (pengobatan)
Efek obat yang mengobati penyakit misalnya penicillin di gunakan untuk membunuh metabolisme microorganisme.



c.       Suportif (menaikan fungsi dan respon tubuh)
Meningkatkan fungsi dalam tubuh selama pengobatan lain misalnya aspirin digunakan untuk menurunkan panas sehingga obatlain bisa berfungsi menyembuhkan penyakit
d.   Subtitutif (berefek sebagai pengganti)
Berefek menggantikan cairan tubuh yang hilang dan sebagi subtansi tubuh, misalnya obat insulin, infus,
e.    Kemoterafi (berefek untuk mematikan atau menghambat)
Obat yang berefek mematikan dan menghambat sel-sel ganas.
f.     Restoraft (memulihkan fungsi tubuh yang sehat)
Meningkatkan fungsi organ tubuh yang sehat misalnya vitamin dan mineral.
2.      Efek samping yaitu merupakan dampak yang tidak diharapkan tidak bisa diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya :
a.       Alergi
Reaksi obat adalah reaksi hipersensitif terhadap obat terutama pada pasien yang yang daya sensitivitasnya tinggi karena tubuh akan mengeluarkan antibody untuk melawan antigen yang masuk kedalam tubuh. Gejalanya antara lain kemerahan, gatal-gatal, mual muntah, sesak nafas.
b.      Toksisitas (keracunan)
Toksisitas biasanya timbul akibat dosis yang berlebihan dan tidak dapat diterima oleh tubuh sehingga terjadi keracunan. Hal ini dapat terjadi satu jam setelah pemberian obat bahkan hingga beberapa bulan setelah pemberian obat.
E.     PersiapanSebelum Pemberian Obat
            Sebelum meberikan obat kepada pasien ada bebeapa persyaratan yang perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemverian obat diantaranya :
1.    benar obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya petugas medis harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali, yakni ketika memindahkan obat dari tempat penyimpananobat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ketempat penyimpanan
2.    benar dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan mengguankan alat standar, dengan demikian penghitungan dosis benar untuk diberikan ke pasien
3.    benar pasien
Obat yang diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi identitas kebenaran obat yaitu mencocokan nama, nomer, register, alamat dan program pengobatan pada pasien
4.    benar jalur pemberian
Kesalahan rute pemberiuan dapt menimbulkan efek sistemik yang fatal pada pasien, untuk itu cara pemb eriannya adalah dengan melihat jalur obat pada lebel yang ada sebelum memberikan pada pasien.

5.    Benar  waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan karena berhubungan denag kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.
F.       Bentuk Obat Dan Jenis Obat
Kapsul  adalah obat dalam bentuk bubuk, cair atau minyak yang dibungkus dengan genaltin.

 Puyer adalah obat yang di tumbuk halus.
sirup adalah obat cair menganmdung gula.
Contohnya adalah obat batuk, atau obat penurun panas untuk anak-anak.
salep adalah jenis obat yang  dalam bentuk semi padat contohnya adalah obat untuk   kecantikan.

Pil  adalah obat satu atau lebih obat  yang di campur dengan bahan kohesift berbentuk lonjong, bulat atau lempeng, contohnya adalah pil untuk kontrasepsi dan tablet penambah darah (fe)
Tablet adalah bentuk obat bubuk yang dipadatkan yang mengandung bahan utama. Contohnya adalah paracetamol, antasida, vitamin C.
Kaplet obat bubuk yang dipadatkan berbentuk lonjong seperti kapsul dan bersalut hingga lebih mudah ditelan. Contohnya asam mefenamat.
Lotion adalah sediaan obat berupa emoli yang jernih di oleskan pada kulit contohnya adalah anti septik.
Larutan adalah zat yang berkhasiat dalam aqua atau pelarut contohnya adalah aquabidest, tetes mata.
Nurse.online.
Gel atau jelly adalah obat semi padat yang bisa tembus cahaya mencair saat di oleskan di kulit contohnya adalah jelly untuk USG.
Inhaler adalah jenis obat yang berbrntuk gas atau uap obat ini dapat di gunakan untuk penderita  sesak nafas atau asma.
Suposituria adalah obat yang berbentuk seperti peluru agar dapat dimasukan kedalam tubuh dan meleleh pada suhu tubuh.

G.      MACAM- MACAM PEMBERIAN OBAT
1.    Pemberian obat secara oral
Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obatdan adapun macam-macam teknik pemberian obat secara oral adalah:
.
a.       Memberikan Obat Secara Sublingual
Pemberian obat dengan cara meletakkannya dibawah lidah sampai diabsorbsi ke dalam pembuluh darah.
Tujuan
1.   Memperoleh efek local dan sistemik.
2.   Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral.
3.   Menghidari kerusakan obat oleh hepar.
Secara umum persiapan dan langkah-langkah sama dengan pemberian obat secara oral. Hal yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberi penjelasan untuk meletakkna obat dibawah lidah, obat tidak boleh ditelahn, dan biarkan berada di bawah lidah sampai habis di absorbs seluruhnya, seperti pemberian obat adalat, nipedipine pada orang yang menderita tekanan darah tinggi.
Obat  sublingual
                                               

2.    Secara Pemberian obat secara parenteral/ suntik
a.       Intrakutan
Cara memberikan atau memasukan obat kedalam jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan di
 gunakan. Pemberian obat melalui jaringa intrakutan ini dilakukan pada daerah lengan tangan bagian venteral. Seperti pemberian BCG dan skin test
b.      Subkutan
subcutan
Merupakan cara pemberian obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan daerah sekitar umbilikus. Contoh pemberian imunisasi campak.
c.       Intra muskular
pemberian obat secara intramusculer bervariasi, berupa larutan dalam air yang lebih cepat diabsorpsi daripada obat berupa larutan dalam minyak, dan juga obat dalam sediaan suspensi, kemudian memiliki kecepatan penyerapan obat yang sangat tergantung pada besar kecilnya partikel yang tersuspensi: semakin kecil partikel, semakin cepat proses absorpsi.contoh pemberian KB suntik ,penisilin.
Intra muskular
d.      Intra vena
Tidak ada fase absorpsi dalam pemberian obat secara intravena karena obat langsung masuk ke dalam vena, "onset of action" cepat.Pemberian obat secara intra vena diantaranya adalah Teknik penyuntikan langsung secara intra venayaitu obat yang secara langsung di suntikan ke vena, ceftriaxone. Teknik pemberian obat melalui infuse atau drip  dapat gunakan sebagai penberian obat berkala dan di pertanggung jawabkan keamananya dikarenakan pemberian obat ini harus diawasi oleh tenaga kesehatan contoh pemberian magnesium sulfat pada ibu bersalin dengan hipertensi (PEB), pemberian oksytosin pada perdarahan.Teknik pengambilan darah untuk mempermudah petugas medis mengambil darah atau sample darah dan tidak menyebabkan luka halini sangat efektip dilakukan pada pasien yang akan dilakukan pengambilan darah.
3.    Pemberian obat secara inhalasi
Adalah obat yang cara pemberiannya melalui saluran pernafasan. Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus / saluran nafas. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi dengan cepat melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan. Biasanya diberikan pada pasien-pasien yang mengidap penyakit paru seperti Asma
4.    Pemberian obat secara vagina
Merupakan cara membrikan obat dengan memasukan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang di gunakan untuk mengobati infeksi lokal. 

5.    Pemberian obat secara rektum
Merupakan pemberian obat dengan memasukan obat melalui anus dan kemudian rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati spingther ani interna.
6.    Pemberian obat secara kulit
Merupakan cara pemberian obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, lossion, aerosol dan sprei.

7.    Pemberian obat melalui mata
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata digunakan untuk pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refaksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
8.    Pemberian obat secara epidural
Teknik untuk menghilangkan rasa sakit dengan memasukan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui otot punggung hingga ke daerah epidural (rongga di bagian tulang belakang). Hal ini dilakukan oleh dokter anestesi.
Manajemen nyeri yang dapat dilakukan oleh bidan diantaranya mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri misalnya ketidak percayaan, kesalah fahaman, ketakutan, kelelahan, dan kebosanan.
Memodifikasi stimulus nyeri dan menggunakan teknik-teknik seperti teknik latihan pengalihan menonton televisi, berbincang- bincang dengan orang lain, mendengarkan musik. Atau stimulasi kulit dengan menggosok  dengan halus pada daerah yang nyeri, menggosok punggung, menggunakan air hangat dan dingin, memijat dengan air mengalir.

9.    Terapi panas dingin kompres
a.    Kompres Hangat
Merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat yang bertujuan memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri mengurangi atau nencegah terjadinya spasme otot dan memberikan rasa hangat.
b.    Kompres Dingin
Merupakan tindakan dengan cara memberikan kompres dingin yang bertujuan memenuhi kebutuhan rasa nyaman, menurunkan suhu tubuh, mengurangi rasa nyeri, mencegah oedem, dan mengontrol peredaran darah dengan meningkatkan vasokonstriksi.
H.  PERHITUNGAN DOSIS OBAT
Satuan berat dan isi satuan berat yang digunakan dalam perhitungan dosis obat
1 kg    = 1000 gram
1 g      =  1000 mg
1mg     = 1000 mcg (microgram)
a.    Perhitungan dosis tablet
Kuantitas yang diminta = Dosis yang di minta x 1 (tablet)
                                      Dosis yang tersedia

 

                                                                                                              
Example :  seorang dokter membutuhkan dosis paracetamol tablet 0,78  mg, tiap tablet   mengandung 400mcg maka berapa tablet yang dokter berikan untuk mendapatkan dosis yang di ingikan
Jawab:
                   Dik:  dosis tiap obat                : 400 mcg
                                   Dosis yang diinginkan        : 0,78 mg
                   Dit :  berapa tablet obat yang di butuhkan
                 Jwb : (0,78 x 1000 )mcg =  780 mcg
                               780  = 1,95 (2 tablet)
                                   400
b.    Pemberian Obat Cair
Dosis yang diminta
Dosis yang tersedia

X Volume dosis yang  tersedia
 




Example : bidan di instruksikan untuk memberikan ranitidine 75 mg. Tersedia sampai 100 mg dalam 2 mili. Berapa yang perlu di suntikan
Jawab : jika 2 ml mengandung 100 mg dan x ml larutan mengandung 75 mg
maka  75  x  2 ml   = 1,5 ml
                                100

c.    Perhitungan dosis anak-anak

rumus gaubius  yakni dosis untuk anak berupa pecahan kali dosis dewasa
dapat dilihat dalam daftar

tabel 1.1
penghitungan rumus gaubius
sumber: Rochimah.Ns. 2011, Keterampilan Dasar praktik Klinik (KDPK)
Umur Anak (tahun)
Dosis
0-1
x dosis dewasa
1-2
 x dosis dewasa
2-3
 x dosis dewasa
3-4
 x dosis dewasa
4-7
 x dosis dewasa
7-14
 x dosis dewasa
14-20
2/3  x dosis dewasa
21- 60
Dosis dewasa

I.       Penyimpanan Obat
Simpan obat di tempat yang sejuk dan kering. Hindari dari panas, sinar matahari langsung dan keadaan lembab, Obat obat tertentu harus disimpan di dalam lemari es sesuai dengan petunjuk yang tertera di kemasan obat seperti vaksin atau captropil sub, simpan obat jauh dari jangkauan anak anak simpan obat obat yang diminum terpisah dari obat obat pemakaian luar