Teknik pemberian obat
referensi
1. Alimul Hidayat, A. Aziz.2006, Keterampilan Dasar Praktik Klinik Edisi 2. salemba medika widjaya
grand center D7. jakarta hal 207-229
2. Saifudin. Abdul bari. 2010, Ilmu Kebidanan. Bina pustaka prawiro hardjo hal jakarta hal 67-80.
3. Kusmiati, Kusmiati. 2007, Keterampilan Dasar praktik Klinik kebidanan. Fitramaya.yogyakarta
hal 85-122.
4. Rochimah.Ns. 2011, Keterampilan
Dasar praktik Klinik (KDPK).CV. trans info media jakarta hal 395-433.
OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA
Setelah
perkuliahan ini :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi
pemberian obat.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
teknik pemberian obat.
3. Mahasiswa mampu memahami cara
perhitungan dosis pemberian obat.
4. Mahasiswa mampu menyimpulkan teknik
pemberian obat.
A.Definisi
Obat merupakan sebuah subtansi yang diberikan kepada manusia ataubinatang
sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan
yang terjadi di dalam tubuh. Dalam pelaksanaan tenaga medik memiliki tanggung
jawab dalam keamanan obat dan pemberian secara langsung ke pasien hal ini
semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Pentingnya bidan untuk mempelajari farmakologi agar dapat memahami tentang
efek dari obat yang diharapkan sehingga mampu mengevaluasi efek pengobatan.
Obat adalah suatu subtansi atau
bahan yang di gunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan
suatu penyakit untuk mendapatkan efek terafeutik namun bisa salah dapat
mengakibatkan alergi dan shock bahkan kematian oleh karena itu sebagai tenaga
kesehatan harus mengetahui betul hal-hal yang berhubungan dengan pemberian obat
dan teknik pemberian obat.
B. Mekanisme Kerja Obat
Pada umumnya obat yang masuk kedalam tubuh akan
mengalami 4 proses :
1. Absorpsi
Proses
pergerakan obat dari sumber keedalam tubuh melalui aliran darah kecuali dari
jenis topikal. Hal ini di pengaruhi oleh cara dan jalur pemberian obat, jenis
obat, keadaan tempat, makanan dan keadaan pasien
2. Distribusi
Setelah obat di absorbsi, kemudian
obat didistribusikan kedarah melalui vaskular dan sistem limfatis menuju dan
masuk kedalam jaringanProses
dipengaruhi oleh keseimbangan cairan, elektrolit dan keadaan patologi.
3. Metabolisme
Setelah
melalui sirkulasi, obat akan mengalami proses metabolisme. Obat akan ikut
sirkulasi ke dalam jaringan, kemudian berinteraksi dengan sel dan melakukan
sebuah perubahan zat kimia hingga menjadi lebih aktif. Obat yang tidak bereaksi
akan diekresikan.
4. ekskresi
Setelah
obat mengalami metabolisme atau pemecahan, akan terdapat sisa zat yang tidak
dapat dipakai. Sisa zat ini tidak bereaksi kemudian keluar melalui ginjal dalam
bentuk urine, dari intestinal dalam bentuk feses, dan dari paru-paru dalam
bentuk udara.
Hal- hal yang harus di perhatikan dalam
pemberian obat
Farmakologi menjadi penting
karena mempelajari tentang efek dari obat, sehingga diharapkan mampu
mengevaluasi efek pengobatan. Ada beberapa istilah yang penting kita ketahui
diantaranya adalah nama generik merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah
mendapatkan lisensi, nama resmi yang memiliki arti nama dibawah lisensi salah
satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama yang berasal dari
susunan zat kimianya, nama dagangmerupakan nama yang keluar sesuai dengan
perusahaan atau pabrik dalam menggunakan simbol.
C. Standar Obat
Obat yang
digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat diantaranya :
1. Kemurnian (suatu keadaan yang dimiliki obat karena
unsur keasliannya)
2. Tidak ada campuran.
3. Potensi yang baik.
4. Harus memiliki biovialibilitas (keseimbangan obat)
5. Keamanan.
6. Efektifitas.
D. Reaksi Obat
Ada dua macam reaksi obat
dalam tubuh diantaranya adalah:
1.
Efek terapeutik yaitu obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan
sesuai dengan kandungan obatnya seperti
a.
Paliatif (untuk meringankan gejala)
Mengurangi gejala penyakit
tetapi tidak mempengaruhi terhadap kondisi penyakit itu sendiri. Misalnya
aspirin hanya digunakan untuk menurunkan panas tanpa menghilangkan penyakit.
b.
Kuratif (pengobatan)
Efek obat yang mengobati
penyakit misalnya penicillin di gunakan untuk membunuh metabolisme
microorganisme.
c.
Suportif (menaikan fungsi dan respon tubuh)
Meningkatkan fungsi dalam
tubuh selama pengobatan lain misalnya aspirin digunakan untuk menurunkan panas
sehingga obatlain bisa berfungsi menyembuhkan penyakit
d.
Subtitutif (berefek sebagai pengganti)
Berefek menggantikan cairan
tubuh yang hilang dan sebagi subtansi tubuh, misalnya obat insulin, infus,
e.
Kemoterafi (berefek untuk mematikan atau menghambat)
Obat yang berefek mematikan
dan menghambat sel-sel ganas.
f.
Restoraft (memulihkan fungsi tubuh yang sehat)
Meningkatkan fungsi organ
tubuh yang sehat misalnya vitamin dan mineral.
2.
Efek samping yaitu merupakan dampak yang tidak diharapkan tidak bisa diramal,
dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya :
a.
Alergi
Reaksi obat adalah reaksi
hipersensitif terhadap obat terutama pada pasien yang yang daya sensitivitasnya
tinggi karena tubuh akan mengeluarkan antibody untuk melawan antigen yang masuk
kedalam tubuh. Gejalanya antara lain kemerahan, gatal-gatal, mual muntah, sesak
nafas.
b.
Toksisitas (keracunan)
Toksisitas biasanya timbul
akibat dosis yang berlebihan dan tidak dapat diterima oleh tubuh sehingga
terjadi keracunan. Hal ini dapat terjadi satu jam setelah pemberian obat bahkan
hingga beberapa bulan setelah pemberian obat.
E.
PersiapanSebelum Pemberian Obat
Sebelum meberikan obat kepada pasien ada bebeapa
persyaratan yang perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemverian
obat diantaranya :
1.
benar obat
Sebelum
mempersiapkan obat ketempatnya petugas medis harus memperhatikan kebenaran obat
sebanyak 3 kali, yakni ketika memindahkan obat dari tempat penyimpananobat,
saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ketempat penyimpanan
2.
benar dosis
Untuk menghindari kesalahan
dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan mengguankan
alat standar, dengan demikian penghitungan dosis benar untuk diberikan ke
pasien
3.
benar pasien
Obat yang
diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan. Hal ini dilakukan
dengan mengidentifikasi identitas kebenaran obat yaitu mencocokan nama, nomer,
register, alamat dan program pengobatan pada pasien
4.
benar jalur pemberian
Kesalahan
rute pemberiuan dapt menimbulkan efek sistemik yang fatal pada pasien, untuk
itu cara pemb eriannya adalah dengan melihat jalur obat pada lebel yang ada
sebelum memberikan pada pasien.
5.
Benar waktu
Pemberian obat harus
benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan karena berhubungan denag
kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.
F.
Bentuk Obat Dan Jenis Obat
Kapsul adalah obat dalam bentuk bubuk, cair atau
minyak yang dibungkus dengan genaltin.
Puyer adalah obat yang di tumbuk halus.
sirup adalah obat cair
menganmdung gula.
Contohnya adalah obat batuk,
atau obat penurun panas untuk anak-anak.
salep adalah jenis obat yang dalam bentuk semi padat contohnya adalah obat
untuk kecantikan.
Pil adalah obat satu atau lebih obat yang di campur dengan bahan kohesift
berbentuk lonjong, bulat atau lempeng, contohnya adalah pil untuk kontrasepsi
dan tablet penambah darah (fe)
Tablet adalah bentuk obat
bubuk yang dipadatkan yang mengandung bahan utama. Contohnya adalah
paracetamol, antasida, vitamin C.
Kaplet obat bubuk yang
dipadatkan berbentuk lonjong seperti kapsul dan bersalut hingga lebih mudah
ditelan. Contohnya asam mefenamat.
Lotion adalah sediaan obat
berupa emoli yang jernih di oleskan pada kulit contohnya adalah anti septik.
Larutan adalah zat yang
berkhasiat dalam aqua atau pelarut contohnya adalah aquabidest, tetes mata.
Nurse.online.
Gel atau jelly adalah obat semi
padat yang bisa tembus cahaya mencair saat di oleskan di kulit contohnya adalah
jelly untuk USG.
Inhaler
adalah jenis obat yang berbrntuk gas atau uap obat ini dapat di gunakan untuk
penderita sesak nafas atau asma.
Suposituria
adalah obat yang berbentuk seperti peluru agar dapat dimasukan kedalam tubuh
dan meleleh pada suhu tubuh.
G. MACAM- MACAM PEMBERIAN OBAT
1.
Pemberian obat secara oral
Merupakan
cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi
rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obatdan adapun macam-macam
teknik pemberian obat secara oral adalah:
.
a.
Memberikan Obat Secara Sublingual
Pemberian
obat dengan cara meletakkannya dibawah lidah sampai diabsorbsi ke dalam
pembuluh darah.
Tujuan
1. Memperoleh efek local dan sistemik.
2. Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral.
3. Menghidari kerusakan obat oleh hepar.
Secara umum
persiapan dan langkah-langkah sama dengan pemberian obat secara oral. Hal yang
perlu diperhatikan adalah klien perlu diberi penjelasan untuk meletakkna obat
dibawah lidah, obat tidak boleh ditelahn, dan biarkan berada di bawah lidah
sampai habis di absorbs seluruhnya, seperti pemberian obat adalat, nipedipine
pada orang yang menderita tekanan darah tinggi.
Obat sublingual
|
2.
Secara Pemberian obat secara parenteral/ suntik
a.
Intrakutan
Cara
memberikan atau memasukan obat kedalam jaringan kulit dengan tujuan untuk
melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan di
gunakan. Pemberian obat melalui jaringa
intrakutan ini dilakukan pada daerah lengan tangan bagian venteral. Seperti
pemberian BCG dan skin test
b.
Subkutan
subcutan
|
Merupakan cara pemberian obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat
dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha
sebelah luar, daerah dada dan daerah sekitar umbilikus. Contoh pemberian
imunisasi campak.
c.
Intra muskular
pemberian obat secara intramusculer bervariasi, berupa larutan dalam air
yang lebih cepat diabsorpsi daripada obat berupa larutan dalam minyak, dan juga
obat dalam sediaan suspensi, kemudian memiliki kecepatan penyerapan obat yang
sangat tergantung pada besar kecilnya partikel yang tersuspensi: semakin kecil
partikel, semakin cepat proses absorpsi.contoh pemberian KB
suntik ,penisilin.
Intra
muskular
|
d.
Intra vena
Tidak ada fase absorpsi dalam pemberian obat secara intravena karena obat
langsung masuk ke dalam vena, "onset of action" cepat.Pemberian obat
secara intra vena diantaranya adalah Teknik penyuntikan langsung secara intra
venayaitu obat yang secara langsung di suntikan ke vena, ceftriaxone. Teknik
pemberian obat melalui infuse atau drip
dapat gunakan sebagai penberian obat berkala dan di pertanggung jawabkan
keamananya dikarenakan pemberian obat ini harus diawasi oleh tenaga kesehatan contoh
pemberian magnesium sulfat pada ibu bersalin dengan hipertensi (PEB), pemberian
oksytosin pada perdarahan.Teknik pengambilan darah untuk mempermudah petugas
medis mengambil darah atau sample darah dan tidak menyebabkan luka halini
sangat efektip dilakukan pada pasien yang akan dilakukan pengambilan darah.
3.
Pemberian obat secara inhalasi
Adalah obat yang
cara pemberiannya melalui saluran pernafasan. Kelebihan dari pemberian obat
dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat
dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan
langsung kepada bronkus / saluran nafas. Untuk obat yang diberikan dengan cara
inhalasi dalam bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi dengan cepat melalui
alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan. Biasanya
diberikan pada pasien-pasien yang mengidap penyakit paru seperti Asma
4.
Pemberian obat secara vagina
Merupakan
cara membrikan obat dengan memasukan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Obat
ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang di gunakan untuk mengobati
infeksi lokal.
5.
Pemberian obat secara rektum
Merupakan
pemberian obat dengan memasukan obat melalui anus dan kemudian rektum, dengan
tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Pemberian obat supositoria ini
diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati spingther ani interna.
6.
Pemberian obat secara kulit
Merupakan
cara pemberian obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan
hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi
infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, lossion,
aerosol dan sprei.
7.
Pemberian obat melalui mata
Cara
memberikan obat pada mata dengan tetes mata dengan tetes mata atau salep mata
obat tetes mata digunakan untuk pemeriksaan struktur internal mata dengan cara
mendilatasi pupil, untuk pengukuran refaksi lensa dengan cara melemahkan otot
lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
8.
Pemberian obat secara epidural
Teknik untuk menghilangkan rasa sakit dengan memasukan jarum kecil berisi
tabung (kateter) yang sangat kecil melalui otot punggung hingga ke daerah
epidural (rongga di bagian tulang belakang). Hal ini dilakukan oleh dokter
anestesi.
Manajemen nyeri yang dapat dilakukan
oleh bidan diantaranya mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri misalnya
ketidak percayaan, kesalah fahaman, ketakutan, kelelahan, dan kebosanan.
Memodifikasi stimulus nyeri dan
menggunakan teknik-teknik seperti teknik latihan pengalihan menonton televisi,
berbincang- bincang dengan orang lain, mendengarkan musik. Atau stimulasi kulit
dengan menggosok dengan halus pada
daerah yang nyeri, menggosok punggung, menggunakan air hangat dan dingin,
memijat dengan air mengalir.
9.
Terapi panas dingin kompres
a.
Kompres Hangat
Merupakan tindakan dengan
memberikan kompres hangat yang bertujuan memenuhi kebutuhan rasa nyaman,
mengurangi atau membebaskan nyeri mengurangi atau nencegah terjadinya spasme
otot dan memberikan rasa hangat.
b.
Kompres Dingin
Merupakan tindakan dengan
cara memberikan kompres dingin yang bertujuan memenuhi kebutuhan rasa nyaman,
menurunkan suhu tubuh, mengurangi rasa nyeri, mencegah oedem, dan mengontrol
peredaran darah dengan meningkatkan vasokonstriksi.
H. PERHITUNGAN DOSIS OBAT
Satuan berat dan isi satuan
berat yang digunakan dalam perhitungan dosis obat
1 kg = 1000 gram
1 g =
1000 mg
1mg = 1000 mcg (microgram)
a.
Perhitungan dosis tablet
Kuantitas
yang diminta = Dosis yang di minta x 1 (tablet)
Dosis yang tersedia
|
Example : seorang dokter membutuhkan dosis paracetamol
tablet 0,78 mg, tiap tablet mengandung 400mcg maka berapa tablet yang
dokter berikan untuk mendapatkan dosis yang di ingikan
Jawab:
Dik: dosis tiap obat : 400 mcg
Dosis yang diinginkan : 0,78 mg
Dit
: berapa tablet obat yang di butuhkan
Jwb : (0,78 x 1000 )mcg = 780 mcg
780 = 1,95 (2 tablet)
400
b. Pemberian Obat Cair
Dosis yang
diminta
Dosis yang
tersedia
|
X Volume
dosis yang tersedia
|
Example : bidan di instruksikan untuk memberikan
ranitidine 75 mg. Tersedia sampai 100 mg dalam 2 mili. Berapa yang perlu di
suntikan
Jawab : jika 2 ml
mengandung 100 mg dan x ml larutan mengandung 75 mg
maka 75 x 2
ml = 1,5 ml
100
c. Perhitungan dosis anak-anak
rumus gaubius
yakni dosis untuk anak berupa pecahan kali dosis dewasa
dapat dilihat dalam daftar
tabel 1.1
penghitungan
rumus gaubius
sumber:
Rochimah.Ns. 2011, Keterampilan Dasar
praktik Klinik (KDPK)
Umur Anak
(tahun)
|
Dosis
|
0-1
|
x dosis dewasa
|
1-2
|
x dosis dewasa
|
2-3
|
x dosis dewasa
|
3-4
|
x dosis dewasa
|
4-7
|
x dosis dewasa
|
7-14
|
x dosis dewasa
|
14-20
|
2/3 x dosis dewasa
|
21- 60
|
Dosis dewasa
|
I. Penyimpanan Obat
Simpan obat di tempat yang
sejuk dan kering. Hindari dari panas, sinar matahari langsung dan keadaan
lembab, Obat obat tertentu harus disimpan di dalam lemari es sesuai dengan petunjuk
yang tertera di kemasan obat seperti vaksin atau captropil sub, simpan obat jauh dari jangkauan anak anak simpan obat obat yang diminum terpisah dari obat obat pemakaian luar