Selasa, 07 Juni 2016

MAKALAH



MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
TEORI KEBIDANAN MENURUT  REVA RUBIN DAN RAMONA MERCER


DOSEN PENGAMPU: HARTINI S.SIT,M.P.H

https://fairuzelsaid.files.wordpress.com/2010/03/logo-unriyo-warna.jpg?w=584


DI SUSUN OLEH:
1. RINA MARTINAWATI ( 15150051 )
2. MARCELINA STEFFI ( 15150055 )
3. PUTRI RIWA ARINDA (15150059 )
4. IS MAYA  ( 15150060 )
5. PONI HARDYANTI ( 15150063
6. DESTI ASRI LUSIANA (15150070 )


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TA 2015/2016


KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang  Maha Esa. Karena atas berkat rahmat dan kasihNya, sehingga akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENERAPAN TEORI REVA RUBIN DAN RAMONA MERCER DALAM PRAKTIK KEBIDANAN” makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Konsep Kebidanan”. Kami menyadari banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada tugas makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari para pembaca. Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang pembahasan Teori Reva Rubin. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa bersama kita amin.






Yogyakarta, November 2015


                                                                                                       penulis

























DAFTAR ISI



Kata Pengantar .…………………………………………………………................
Daftar isi ….……………………………………………………….........................
BAB l PENDAHULUAN……..………………………………………….............
 Latar belakang......................................................................................................... 
 Rumusan masalah....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
A. Teori Reva Rubin
            a. Pengertian Teori Reva Rubin.................................................................... 
            b. Perubahan dan reaksi umum...................................................................... 
            c. Tahapan...................................................................................................
B. Teori Ramon Mercer
            a. Pengertian Teori Ramona Mercer dan Efek Anterpartum.........................
            b. Tahapan.....................................................................................................
            . 

BAB III KESIMPULAN ...................................................................................... 
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................



















BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
       
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti ”TEORI REVA RUBIN DAN RAMONA MERCER”  sangat minim padahal di zaman yang berkembang di negara ini sudah cukup banyak perantara untuk menyampaikan informasi. Bagi individu-individu yang mengetahui dampak ataupun pemahaman tentang petingnya ”TEORI REVA RUBIN DAN RAMONA MERCER” secara menyeluruh namun tidak memperhatikan langsung konsekuensinya,  mereka cenderung acuh tak acuh dan selalu merasa menyesal ketika mengetahui bahwa pentingnya ”TEORI REVA RUBIN DAN RAMONAMERCER” pada masa  kehamilan.
       Banyaknya masyarakat dan para ibu yang ada di negara ini belum mengetahui dengan jelas tentang kehamilan, mereka selalu beranggapan bahwa kehamilan dan persalinan tidaklah penting untuk melakukan aktivitas yang seharusnya dilakukan oleh ibu yang sedang hamil. Disini tujuan “TEORI REVA RUBIN DAN RAMONA MERCER” adalah mengidentifikasi bagaimana seorang wanita dalam pencapaian peran menjadi seorang ibu beserta intervensi-intervensi yang memungkinkan menimbulkan efek negatif.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan Teori Reva Rubin tentang pencapaian peran seorang ibu ?
2. Apa saja tahapan atau proses pencapaian peran seorang ibu menurut Teori Reva Rubin ?
3. Apa saja adaptasi psikososial post partum dan faktor yang mempengaruhi peran seorang    
    ibu ?
4.
Bagaimana Konsep teori Ramona Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir  
     terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir?
5.
Apakah Model konseptual Ramona Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada
     identitas peran ibu
 ?




















BAB II
PEMBAHASAN


A.    Teori Reva Rubin
a.      Pengertian teori Reva Rubin
       Teori ini membahas tentang pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak, sehingga ia mampu beradaptasi dengan keadaan-keadaan yang dialaminya seperti perubahan-perubahan psikologis dalam kehamilan hingga setelah persalinan.

Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan antara lain:
a. Kesejahteraan ibu dan bayi.

 Contoh : Apabila tidak diterima dimasyarakat, maka tidak ada kesejahtraan bagi ibu dan bayi,     karena saling memiliki perasaan yang tidak nyaman dan tentunya akan bisa mengganggu resiko logis ibu tersebut.

b. Penerimaan dari masyarakat.

 Contoh : Jika tidak diterima di masyarakat;
 Seorang ibu yang hamil dari luar nikah. Misal, ibu tersebut dulunya bekerja sebagai wanita penghibur dan anak yang dilahirkannya adalah hasil hal tersebut. Karena hal tersebut sehingga masyarakat tidak menerimanya.

c. Penentuan identitas diri mengetahui tentang arti memberi dan menerima.

Contoh : Seorang ibu memberi kasih sayang dan cinta terhadap bayinya. Keluarga dan masyarakat lain, hal tersebut mempengaruhi adanya hubungan timbal balik yaitu masyarakat dan keluarga bahkan si bayi akan memberi kasih sayang dan cinta














b.      Perubahan dan Reaksi Umum

Perubahan yang umum terjadi pada waktu hamil :
a. Cenderung tergantung dan membutuhkan peran lebih untuk berperan sebagai calon ibu.
b. Mampu memperhatikan perkembangan janinnya.
c. Membutuhkan sosialisasi.
d. Reaksi umum pada kehamilan.
 Trimester 1 : Merasa bingung harus senang, cemas, dsb (ambivalent), takut, fantasi, khawatir.
  Contoh :  Seorang ibu memikirkan kondisi bayinya apakah fisik bayi tersebut dalam                             keadaan cacat atau sempurna.
 Trimester 2 : Perasaan lebih nyaman, kebutuhan mempelajari tumbuh kembang janin, pasif,                   egosentris, keadaan merasa nyaman (self centered).
  Contoh : Suami membuat istri merasa nyaman, memberikan kasih sayang dan menjaga                     istrinya.
 Trimester 3 : Perasaan aneh, merasa jelek, sembrono, merefleksikan terhadap pengalaman               waktu kecil.
       Contoh : Ibu merasa tidak percaya diri dan merasa jelek atas bertambahnya berat badan dan                 perubahan fisiknya.

Aspek yang diidentifikasikan dalam peran ibu.
         Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik yang tejadi selama kehamilan.
a) Ideal images : Di dalamnya menyangkut hal-hal kegiatan yang berkaitan dengan      bagaimana seharusnya menjadi seorang ibu.
Contoh : Ibu mulai sadar akan perannya sebagai seorang ibu untuk mengasuh dan merawat   bayinya.

b) Self Images : Digunakan oleh wanita untuk menggambarkan tentang keadaan dirinya. Hal ini terjadi ketika seorang ibu melihat dirinya terkait dengan peran ibu yang akan dilakukan (“siapakah aku ?”). Gambaran diri seorang wanita adalah bagaimana wanita tersebut memandang dirinya sebagai bagian dari pengalaman dirinya.
Contoh : Seorang ibu yang baru pertama hamil dia ingin menjadikan kehamilan pertamanya ini untuk di jadikan sebagai pengalamannya sendiri.

c) Body Images : Gambaran tubuh berhubungan dengan perubahan fisik dan perubahan-perubahan spesifik lainnya. Dan perubahan-perubahan spesifik lainnya yang terjadi selama kehamilan dan masa setelah melahirkan.
Contoh : Ibu merasa tidak percaya diri dan merasa jelek atas bertambahnya berat badan dan perubahan fisiknya.

c.       Tahapan
Tahapan Psikososial :
 a. Anticipatory stage : Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.

  b. Honeymoon stage : ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.

 c. Plateu stage : Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri perannya.

d. Disengagement : Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.

Depresi post partum
 Banyak ibu mengalami perasaan “let-down” setelah melahirkan, sehubungan dengan seriusnya pengalaman melahirkan dan keraguan akan kemampuan untuk mengatasi masalah secara efektif dalam membesarkan anak.Umumnya depresi sedang dan dapat dibatasi 2 pekan kemudian.

Adaptasi psikososial post partum :
       Konsep dasarnya peride postpartum menyebabkan stres emosional terhadap ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat saat melahirkan .Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa postpartum di pengaruhi oleh:
1) Respons dan dukungan dari keluarga dan teman.
Contoh : Memberi dukungan pasca melahirkan untuk menerima fisiknya sekarang.
2) Hubungan pengalaman saat melahirkan terhadap harapan.
Contoh : Saat pernah mengalami keguguran, kemudian ia berharap agar kondisi kandungannya dalam keadaan baik dan bisa melahirkan dengan memiliki bayi sesuai harapannya.
3) Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu.
Contoh : Pernah melahirkan sebelumnya dan punya pengalaman untuk kehamilan berikutnya.
4)Pengaruh budaya.
Contoh : Bila suami membunuh hewan pada saat istri hamil maka nantinya saat kelahiran bayi tersebut akan menyerupai hewan tersebut.



Periode diuraikan Rubin dalam 3 fase, taking on, taking in, letting go.
       1. Taking on (tahapan meniru)
Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu.
      2.  Taking in (tahap membayangkan)
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya. Introjektion, projection dan rejection merupakan tahap dimana wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya.
      3.  Letting go (tahap mengingat)
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu.

Reva rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi 3 tahap yaitu :
a. Periode taking in (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan)
1. Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain;
2. Perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya;
3. Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika melahirkan;
4. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal;
5. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.

b. Periode taking hold (hari kedua hingga ke empat setelah melahirkan)
1) Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan                 bayinya.
2) Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh.
3) Ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi.
4) Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui,                 memandikan dan mengganti popok.

c. Periode letting go
1. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga.
2. Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan sosial.




B.   Teori Ramona Marcer

a.      Pengertian Teori Ramona Mercer dan Efek Anterpartum
Teori ini lebih menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam pencapaiaan peran ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan:

Stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tujuan asuhan yang di berikan adalah  memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.
Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
1. Hubungan Interpersonal
2. Peran keluarga
3. Stress anterpartum
4. Dukungan social
5. Rasa percaya diri
6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi
Maternal role menurut mercer adalah bagaimana seorang ibu mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.

a.        Pencapaian peran ibu
Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress anterpartum.
yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
b. Ibu memerlukan sosialisasi
c. Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi
pada tubuhnya
d. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan - kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.






b.      Tahapan
Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menurut Mercer:

a. Anticipatory
Saat sebelum wanita menjadi ibu, dimana wanita mulai melakukan penyesuaian social dan psikologis dengan mempelajri segala sesuatu yang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu.

b. Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di butuhkan sesuai dengan kondisi system social.
c.Informal
Dimana wanita telah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya

d. Personal
Merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan perannya sebagai ibu.
Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di mulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan.

d. Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor –faktor sebagai berikut:
a. Faktor ibu
1. Umur ibu pada saat melahirkan
2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
3. Stress social
4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5. Dukungan social
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
8. Sikap terhadap membesarkan anak
9. Status kesehatan ibu.


b. Faktor bayi
1. Temperament
2. Kesehatan bayi

c. Faktor-faktor lainnya
1. Latar belakang etnik
2. Status pekawinan
3. Status ekonomi









e. Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor pendukung:
a. Emotional support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informational support
Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri
c. Physical support
Misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan tambahan dana
d. Appraisal support
Ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan pencapaiaan peran ibu

Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkan oleh Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptasi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiaan peran ini dan kontribusi dari stress antepartum.


Contoh Kasus Ramona Mercer
 
          Ibu Rika  hamil 2 bulan, ini kehamilannya yang ke-2, kehamilan yang yang lalu ibu rika mengalami abortus. Ibu rika sangat berhati-hati dalam kehamilannya ini dan ia sangat khawatir bila terjadi hal yang sama pada kehamilannya, sehingga ia merasa sangat cemas berlebihan, ia tidak mau melakukan aktifitas apapun, sepanjang hari ibu rika hanya tiduran saja. dan ia merasa stress dengan kehamilan ini, Bidan Evi memberikan asuhan sesuai dengan teori Ramona, yang menekankan pemberian asuhan pada ibu hamil yang mengalami stress antepartum akibat pengalaman Negatif yang lalu/ komplikasi dari kehamilan (resti) sehingga ibu hamil dapat memilki kepercayaan diri kembali dalam menjalani kehamilannya. Bidan Evi menganjurkan agar ibu rika menerima kehamilan dengan rasa bahagia tanpa ada kecemasan karena dapat mempengaruhi perkembangan dari janinnya.































BAB III
KESIMPULAN

Bahwa dalam pembahasan ini peran ibu sangat di butuhkan terutama pada masa hamil, bersalin dan mengasuh anak di samping itu ibu juga berperan penting sebagai orang tua bagi anak dan fungsinya sebagai istri suaminya di dalam suatu keluarga.





































DAFTAR PUSTAKA

http:/2bakbidk.blogspot.com/2013/03/teori-reva-rubin_1.html?m=1
Tresnawati, M.Kes, Frisca. 2013.Asuhan Kebidanan Jilid 2. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya.
Estiwidani, SST , Dwana , dkk.2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:
Fitramaya
.
Asrinah, shinta, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta;  Graha Ilmu

PRAKTIKUM PENGECATAN PREPARAT



BIOLOGI DASAR DAN BIOLOGI PERKEMBANGAN
“PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT – ALAT
DAN
PRAKTIKUM PENGECATAN PREPARAT”







NAMA : IS MAYA
NIM     : 15150060
KELAS          : A.12.2

Program Study DIII – Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta
Tahun Ajaran 2015/2016

PRAKTIKUM
“PENGENALAN ALAT – ALAT STERILISASI”
A.   TUJUAN : Memperkenalkanalat – alatsterilisasikepadamahasiswa
B.   AlatdanBahan
1.     Incubator
2.     Waterbath
3.     Autoklaf
4.     Lampu Bunsen / lampuspiritus
5.     Oven
6.     Spektrofotometer
7.     Centrifuge
C.   Cara Kerja
1.     Penggunaan Incubator
      Incubator adalahuntukmenginkubasiataumemerangmikrobapadasuhu yang terkontrol( umumnyadiatassuhu ambient ). Alatinidilengkapidenganpengaturansuhudanpengaturwaktu.Semakinkecilukuran incubator makasemakinrentang pula perubahansuhunyasaatpintu incubator dibuka.
2.     Penggunaanwaterbath
Fungsiwaterbathcukupberagamdalamlaboratoriummikrobiologisalahsatunyaadalahuntukinkubasidalamwaktusingkatsepertiperlakuansuhupanas, reaksiaglutinasi, thawing, sampelbekusecaraCepat (suhu 45 C tidak>15 menit). Keunggulanwaterbathdibandingkandengan incubator adalahwaterbathlebihcepatmencapai temperature yang diinginkandantidakcepatkehilanganpanaskarenamenggunakan air dalamdistribusisuhu.
3.     PenggunaanAutoklaf
Banyakmacamautoklaftersedia di pasaran, gunakanlahintruksipemakaiandaripabrikpembuatannya.Autoklafdipakaiuntuksterilisasilarutandan medium.Waktusterilisasimulaidihitungpadasaatsuhudantekanan yang diperlukansudahtercapai.Matikanapiataualiranlistrikautoklafjikawaktusterilisasisudahselesaidanbiarkantekananturunsampaijarumpenunjuktekananmenunjukanangka nol. Keluarkansegeralarutanatau medium yang sudahseteriljanganmempercepatpengeluaranuapuntukmenurunkantekanan , karenaakanmengakibatkanterlepasnyasumbatkapaspadalabuatautabung, ataumuncratnyalarutanmembasahikapas.
4.     Lampu Bunsen / lampuspiritus
Lampu Bunsen menggunakanpembakar gas yang terdiridarikatupudara yang bisadisetel, yang dilekatkanpadadasartabung metal.Ketikaoksigentercampurdengan gas, maka gas ituakanterbakardenganpanas yang tinggi. Di dasarlampu Bunsen terdapatsemacamkerahlogam yang bisadiputar, sehinggamembukalubang di silinderutama.Ketikalubangituterbuka, oksigenditarikmasuk, danterjadipembakarandenganpanas yang tinggi.Tidaksemuabagianapimemilikisuhu yang sama. Bagian yang lebihterang, yang adaditengahapi, terbakarpadasuhu 3000 C. bagianterpanasdariapitedapat di bagianatas, yang hampirtidakkelihatan, dansuhunyasekitar 1.5500C.
5.     Penggunaan Oven
Oven danautoklafmerupakanalatsterilisasi.Oven dipakaiuntuksterilisasialat – alatgelas yang sebelumnyasudahdibungkuskertas.Suhu oven dapatmencapai2000C ,tetapiuntuksterilisasiseringdigunakansuhu 1600C selamadua jam. Pintujangandibukasebelumsuhunyaturunsampaimencapaisuhukamar.Hal iniuntukmenghindariretaknyagelasataumasuknyaudara yang mengandungpartikeldebu.
6.     Penggunaanspektrofotometer
Spektrofotometermerupakanalat yang digunakanuntukmengukurabsorbansidengancaramelewatkancahayadenganpanjanggelombangtertentupadasuatuobyekkacaataukuarsa yang disebutkuvet .sebagiandaricahayatersebutakandiserapdansisanyaakandilewatkan. Nilaiabsorbansidaricahaya yang diserapsebandiingdengankonsentrasilarutan di dalamkuvet.
7.     Penggunaan centrifuge
Centrifuge adalah instrument laboratorium yang berfungsiuntukmemisahkanpartikel – partikeldalamsuatularutan yang terdapatpadatabungreaksi yang mempunyaiberatmolekul yang berbeda. Centrifuge bekerjadenganmenggunakanprinsipsedimentasi, dimanapercepatansentripetalmenyebabkanzat yang lebihpadatakanmengendap di dasartabung. Dengancara yang sama, bendaringanakancenderungbergerak katas tabung( melayang di dalamtabung ). Gaya centrifugal yang dihasilkanberasaldariputaran motor listrik yang mendapat supply. Semakintinggiputaran motor makasemakinbesargaya centrifugal yang dihasilkan,begitujugasebaliknya.




























PRATIKUM
“PENGECATAN PREPARAT’’
A.   TUJUAN    : Yaitu nantinya diharapkan agar kita dapat membuat preparat dari kultur cair    dan                mengerti teknik pewarnaan.
B.   Bahan dan Alat :
1.     Mikroskop
2.      Kaca objek
3.     Kawat Hose
4.     Bunsen
5.     Pipet tetes
6.     Jembatan pengecatan
7.     Aquades
8.     handscoon

C.   Cat-cat yang di gunakan :

1.     Gram A warna ( Carbol gentian violet )
2.     Gram B warna  (lugol)
3.     Gram C (alcoho)
4.     Gram D  (solutio fuchein)

D.   Pelaksanaan Pengecatan          :

1.     Preparat yang sudah kering dan difxeer di letakan di jembatan pengecatan,dituangi gram A selama 3 menit
2.     Cuci dengan air sebentar,kemudian di tungangi dengan gram B selama ¾ menit.
3.     Di cuci dengan air,di tuangi dengan gram C selama 1 menit.
4.     Di cuci dengan air,di tuangi dengan gram D selama 2 menit
5.     Di cuci dengan air,di keringkan kertas saring,udara panas atau biarkan kering dengan sendirinya.




E.    Hasil Pengecatan  :
      
Bacteri yang gram + bewarna violet antara lain streptococcus,staphylococcus.

F.    Proses pengecatan         :
 Pada waktu di masukan pada kedalam gram A,semua bacteri bewarna violet kemudian di tuangi dengan gram B,tidak jadi perubahan-perubahan karena lugol bersifat memperkuat cat gram.setelah di tuangi gram C,bacteri yang gram akan melepaskan cat yang sudah di serap,sehingga tidak bewarna; sedangkan yang gram + tetap memegang cat yang sudah di serapnya,jadi tetap bewarna violet.pengecatan dengan fuchsin ( gram D ) bacteri yang gram akan berwarna merah dan bacteri yang gram + tetap berwana violet tidak mengambil warna merah dari fuchisn.

G.   KESIMPULAN
Dari hasil pengecatan bacteri kami mendapatkan bacteri gram + yang bewarna ungu menghasilkan bacteri streptococcus,staphylococcus