Minggu, 29 Mei 2016

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN



MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
TEORI KEBIDANAN MENURUT  REVA RUBIN DAN RAMONA MERCER


DOSEN PENGAMPU: HARTINI S.SIT,M.P.H

https://fairuzelsaid.files.wordpress.com/2010/03/logo-unriyo-warna.jpg?w=584


DI SUSUN OLEH:
1. RINA MARTINAWATI ( 15150051 )
2. MARCELINA STEFFI ( 15150055 )
3. PUTRI RIWA ARINDA (15150059 )
4. IS MAYA  ( 15150060 )
5. PONI HARDYANTI ( 15150063
6. DESTI ASRI LUSIANA (15150070 )


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TA 2015/2016


KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang  Maha Esa. Karena atas berkat rahmat dan kasihNya, sehingga akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENERAPAN TEORI REVA RUBIN DAN RAMONA MERCER DALAM PRAKTIK KEBIDANAN” makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Konsep Kebidanan”. Kami menyadari banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada tugas makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari para pembaca. Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang pembahasan Teori Reva Rubin. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa bersama kita amin.






Yogyakarta, November 2015


                                                                                                       penulis

























DAFTAR ISI



Kata Pengantar .…………………………………………………………................
Daftar isi ….……………………………………………………….........................
BAB l PENDAHULUAN……..………………………………………….............
 Latar belakang......................................................................................................... 
 Rumusan masalah....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
A. Teori Reva Rubin
            a. Pengertian Teori Reva Rubin.................................................................... 
            b. Perubahan dan reaksi umum...................................................................... 
            c. Tahapan...................................................................................................
B. Teori Ramon Mercer
            a. Pengertian Teori Ramona Mercer dan Efek Anterpartum.........................
            b. Tahapan.....................................................................................................
            . 

BAB III KESIMPULAN ...................................................................................... 
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................



















BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
       
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti ”TEORI REVA RUBIN DAN RAMONA MERCER”  sangat minim padahal di zaman yang berkembang di negara ini sudah cukup banyak perantara untuk menyampaikan informasi. Bagi individu-individu yang mengetahui dampak ataupun pemahaman tentang petingnya ”TEORI REVA RUBIN DAN RAMONA MERCER” secara menyeluruh namun tidak memperhatikan langsung konsekuensinya,  mereka cenderung acuh tak acuh dan selalu merasa menyesal ketika mengetahui bahwa pentingnya ”TEORI REVA RUBIN DAN RAMONAMERCER” pada masa  kehamilan.
       Banyaknya masyarakat dan para ibu yang ada di negara ini belum mengetahui dengan jelas tentang kehamilan, mereka selalu beranggapan bahwa kehamilan dan persalinan tidaklah penting untuk melakukan aktivitas yang seharusnya dilakukan oleh ibu yang sedang hamil. Disini tujuan “TEORI REVA RUBIN DAN RAMONA MERCER” adalah mengidentifikasi bagaimana seorang wanita dalam pencapaian peran menjadi seorang ibu beserta intervensi-intervensi yang memungkinkan menimbulkan efek negatif.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan Teori Reva Rubin tentang pencapaian peran seorang ibu ?
2. Apa saja tahapan atau proses pencapaian peran seorang ibu menurut Teori Reva Rubin ?
3. Apa saja adaptasi psikososial post partum dan faktor yang mempengaruhi peran seorang    
    ibu ?
4.
Bagaimana Konsep teori Ramona Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir  
     terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir?
5.
Apakah Model konseptual Ramona Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada
     identitas peran ibu
 ?




















BAB II
PEMBAHASAN


A.    Teori Reva Rubin
a.      Pengertian teori Reva Rubin
       Teori ini membahas tentang pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak, sehingga ia mampu beradaptasi dengan keadaan-keadaan yang dialaminya seperti perubahan-perubahan psikologis dalam kehamilan hingga setelah persalinan.

Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan antara lain:
a. Kesejahteraan ibu dan bayi.

 Contoh : Apabila tidak diterima dimasyarakat, maka tidak ada kesejahtraan bagi ibu dan bayi,     karena saling memiliki perasaan yang tidak nyaman dan tentunya akan bisa mengganggu resiko logis ibu tersebut.

b. Penerimaan dari masyarakat.

 Contoh : Jika tidak diterima di masyarakat;
 Seorang ibu yang hamil dari luar nikah. Misal, ibu tersebut dulunya bekerja sebagai wanita penghibur dan anak yang dilahirkannya adalah hasil hal tersebut. Karena hal tersebut sehingga masyarakat tidak menerimanya.

c. Penentuan identitas diri mengetahui tentang arti memberi dan menerima.

Contoh : Seorang ibu memberi kasih sayang dan cinta terhadap bayinya. Keluarga dan masyarakat lain, hal tersebut mempengaruhi adanya hubungan timbal balik yaitu masyarakat dan keluarga bahkan si bayi akan memberi kasih sayang dan cinta














b.      Perubahan dan Reaksi Umum

Perubahan yang umum terjadi pada waktu hamil :
a. Cenderung tergantung dan membutuhkan peran lebih untuk berperan sebagai calon ibu.
b. Mampu memperhatikan perkembangan janinnya.
c. Membutuhkan sosialisasi.
d. Reaksi umum pada kehamilan.
 Trimester 1 : Merasa bingung harus senang, cemas, dsb (ambivalent), takut, fantasi, khawatir.
  Contoh :  Seorang ibu memikirkan kondisi bayinya apakah fisik bayi tersebut dalam                             keadaan cacat atau sempurna.
 Trimester 2 : Perasaan lebih nyaman, kebutuhan mempelajari tumbuh kembang janin, pasif,                   egosentris, keadaan merasa nyaman (self centered).
  Contoh : Suami membuat istri merasa nyaman, memberikan kasih sayang dan menjaga                     istrinya.
 Trimester 3 : Perasaan aneh, merasa jelek, sembrono, merefleksikan terhadap pengalaman               waktu kecil.
       Contoh : Ibu merasa tidak percaya diri dan merasa jelek atas bertambahnya berat badan dan                 perubahan fisiknya.

Aspek yang diidentifikasikan dalam peran ibu.
         Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik yang tejadi selama kehamilan.
a) Ideal images : Di dalamnya menyangkut hal-hal kegiatan yang berkaitan dengan      bagaimana seharusnya menjadi seorang ibu.
Contoh : Ibu mulai sadar akan perannya sebagai seorang ibu untuk mengasuh dan merawat   bayinya.

b) Self Images : Digunakan oleh wanita untuk menggambarkan tentang keadaan dirinya. Hal ini terjadi ketika seorang ibu melihat dirinya terkait dengan peran ibu yang akan dilakukan (“siapakah aku ?”). Gambaran diri seorang wanita adalah bagaimana wanita tersebut memandang dirinya sebagai bagian dari pengalaman dirinya.
Contoh : Seorang ibu yang baru pertama hamil dia ingin menjadikan kehamilan pertamanya ini untuk di jadikan sebagai pengalamannya sendiri.

c) Body Images : Gambaran tubuh berhubungan dengan perubahan fisik dan perubahan-perubahan spesifik lainnya. Dan perubahan-perubahan spesifik lainnya yang terjadi selama kehamilan dan masa setelah melahirkan.
Contoh : Ibu merasa tidak percaya diri dan merasa jelek atas bertambahnya berat badan dan perubahan fisiknya.

c.       Tahapan
Tahapan Psikososial :
 a. Anticipatory stage : Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.

  b. Honeymoon stage : ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.

 c. Plateu stage : Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri perannya.

d. Disengagement : Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.

Depresi post partum
 Banyak ibu mengalami perasaan “let-down” setelah melahirkan, sehubungan dengan seriusnya pengalaman melahirkan dan keraguan akan kemampuan untuk mengatasi masalah secara efektif dalam membesarkan anak.Umumnya depresi sedang dan dapat dibatasi 2 pekan kemudian.

Adaptasi psikososial post partum :
       Konsep dasarnya peride postpartum menyebabkan stres emosional terhadap ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat saat melahirkan .Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa postpartum di pengaruhi oleh:
1) Respons dan dukungan dari keluarga dan teman.
Contoh : Memberi dukungan pasca melahirkan untuk menerima fisiknya sekarang.
2) Hubungan pengalaman saat melahirkan terhadap harapan.
Contoh : Saat pernah mengalami keguguran, kemudian ia berharap agar kondisi kandungannya dalam keadaan baik dan bisa melahirkan dengan memiliki bayi sesuai harapannya.
3) Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu.
Contoh : Pernah melahirkan sebelumnya dan punya pengalaman untuk kehamilan berikutnya.
4)Pengaruh budaya.
Contoh : Bila suami membunuh hewan pada saat istri hamil maka nantinya saat kelahiran bayi tersebut akan menyerupai hewan tersebut.



Periode diuraikan Rubin dalam 3 fase, taking on, taking in, letting go.
       1. Taking on (tahapan meniru)
Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu.
      2.  Taking in (tahap membayangkan)
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya. Introjektion, projection dan rejection merupakan tahap dimana wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya.
      3.  Letting go (tahap mengingat)
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu.

Reva rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi 3 tahap yaitu :
a. Periode taking in (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan)
1. Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain;
2. Perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya;
3. Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika melahirkan;
4. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal;
5. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.

b. Periode taking hold (hari kedua hingga ke empat setelah melahirkan)
1) Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan                 bayinya.
2) Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh.
3) Ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi.
4) Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui,                 memandikan dan mengganti popok.

c. Periode letting go
1. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga.
2. Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan sosial.




B.   Teori Ramona Marcer

a.      Pengertian Teori Ramona Mercer dan Efek Anterpartum
Teori ini lebih menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam pencapaiaan peran ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan:

Stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tujuan asuhan yang di berikan adalah  memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.
Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
1. Hubungan Interpersonal
2. Peran keluarga
3. Stress anterpartum
4. Dukungan social
5. Rasa percaya diri
6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi
Maternal role menurut mercer adalah bagaimana seorang ibu mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.

a.        Pencapaian peran ibu
Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress anterpartum.
yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
b. Ibu memerlukan sosialisasi
c. Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi
pada tubuhnya
d. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan - kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.






b.      Tahapan
Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menurut Mercer:

a. Anticipatory
Saat sebelum wanita menjadi ibu, dimana wanita mulai melakukan penyesuaian social dan psikologis dengan mempelajri segala sesuatu yang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu.

b. Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di butuhkan sesuai dengan kondisi system social.
c.Informal
Dimana wanita telah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya

d. Personal
Merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan perannya sebagai ibu.
Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di mulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan.

d. Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor –faktor sebagai berikut:
a. Faktor ibu
1. Umur ibu pada saat melahirkan
2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
3. Stress social
4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5. Dukungan social
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
8. Sikap terhadap membesarkan anak
9. Status kesehatan ibu.


b. Faktor bayi
1. Temperament
2. Kesehatan bayi

c. Faktor-faktor lainnya
1. Latar belakang etnik
2. Status pekawinan
3. Status ekonomi









e. Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor pendukung:
a. Emotional support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informational support
Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri
c. Physical support
Misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan tambahan dana
d. Appraisal support
Ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan pencapaiaan peran ibu

Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkan oleh Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptasi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiaan peran ini dan kontribusi dari stress antepartum.


Contoh Kasus Ramona Mercer
 
          Ibu Rika  hamil 2 bulan, ini kehamilannya yang ke-2, kehamilan yang yang lalu ibu rika mengalami abortus. Ibu rika sangat berhati-hati dalam kehamilannya ini dan ia sangat khawatir bila terjadi hal yang sama pada kehamilannya, sehingga ia merasa sangat cemas berlebihan, ia tidak mau melakukan aktifitas apapun, sepanjang hari ibu rika hanya tiduran saja. dan ia merasa stress dengan kehamilan ini, Bidan Evi memberikan asuhan sesuai dengan teori Ramona, yang menekankan pemberian asuhan pada ibu hamil yang mengalami stress antepartum akibat pengalaman Negatif yang lalu/ komplikasi dari kehamilan (resti) sehingga ibu hamil dapat memilki kepercayaan diri kembali dalam menjalani kehamilannya. Bidan Evi menganjurkan agar ibu rika menerima kehamilan dengan rasa bahagia tanpa ada kecemasan karena dapat mempengaruhi perkembangan dari janinnya.































BAB III
KESIMPULAN

Bahwa dalam pembahasan ini peran ibu sangat di butuhkan terutama pada masa hamil, bersalin dan mengasuh anak di samping itu ibu juga berperan penting sebagai orang tua bagi anak dan fungsinya sebagai istri suaminya di dalam suatu keluarga.





































DAFTAR PUSTAKA

http:/2bakbidk.blogspot.com/2013/03/teori-reva-rubin_1.html?m=1
Tresnawati, M.Kes, Frisca. 2013.Asuhan Kebidanan Jilid 2. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya.
Estiwidani, SST , Dwana , dkk.2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:
Fitramaya
.
Asrinah, shinta, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta;  Graha Ilmu

MAKALAH MODEL-MODEL ASUHAN KEBIDANAN KEPADA KLIEN




MAKALAH MODEL-MODEL ASUHAN KEBIDANAN KEPADA KLIEN
DOSEN PENGAMPU : IAN ROSSALIA PRADITA PUTERI,SST,M.KES




                                        logo-unriyo-warna.jpg


DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3:
1.     IS MAYA :(15150060)
2.     ANA IRMA JULIANA SARI (15150061)
3.     ELISABETH TUTI PURWANTI (15150062)
4.     PONI HARDYANTI (15150063)
5.     LENI ANDRIWINI (15150064)
6.     ENGGA WIDIANTI NINGRUM (15150065)
7.     NOVA VALENTINA (15150066)






KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang  Maha Esa. Karena atas berkat rahmat dan kasihNya, sehingga akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MODEL-MODEL ASUHAN KEBIDANAN KEPADA KLIEN” makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Konsep Kebidanan”. Kami menyadari banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada tugas makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari para pembaca. Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang pembahasan Model Konseptual Asuhan Kebidanan kepada Klien. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa bersama kita amin.






Yogyakarta, November 2015


                                                                                                       penulis












DAFTAR ISI :
Kata pengantar......................................................................
Daftar Isi
................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
Latar Belakang.........................................................................................
Tujuan.........................................................................................................
Rumusan Masalah.......................................................................................
BABA II PEMBAHASAN...............................................................................

            A. Definifisi Konseptual model-model asuhan Kebidanan
........................
              
  a. Model-model konseptual asuhan Kebidanan.............................................
                 b. Kegunanaan Model-model konseptual asuhan kebidanan.............................
            B. Asuhan kebidanan.......................................................................................

            C. Bentuk-bentuk Asuhan Kebidanan...............................................................
                
a.
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil.................................................
                b. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin................................................
                c. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir............................................
                d. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
..............................................................
                e. Asuhan Kebidanan Pada Pelayanan KB....................................................
                f. Asuhan Kebidanan Pada Wanita Dengan Gangguan Sistem Reproduksi.......
BAB III PENUTUP.................................................................
KESIMPULAN.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
.................................................................................











BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

            Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yangmemiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan angka kesakitan, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi(AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna yang berfokus pada aspek pencegahan, promosi yang belandasan kemitraan. Bidan juga memberikan asuhan kebidanan yaitu bantuan yang di berikan oleh bidan kepada individu pasien ataupun klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara bertahap, sistematis dan melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.
            Pelayanan serta asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan berdasarkan cara pandang atau pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait yang disebut dengan paradigma sehat.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
– Memberikan pengetahuan tentang asuhan kebidanan.
Rumusan Masalah
  1. Apa model konseptual asuhan kebidanan?
  2. Apa yang dimaksud dengan asuhan kebidanan?
  3. Apa saja bentuk-bentuk asuhan kebidanan?









BAB II
PEMBAHASAN

 A. Definifisi Konseptual model-model asuhan Kebidanan

            Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.Konseptual model asuhan kebidanan adalah suatu bentuk pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bian(filosofi asuhan kebidanan ) meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan(manusia-prilaku,lingkungan dan pelayanan kesehatan.
a. Model-model konseptual asuhan Kebidanan
            Model konseptual kebidanan adalah :
  1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
  2. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang dari teori dasar intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett, 1992)
  3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik guna membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian.
b. Kegunanaan Model-model konseptual asuhan kebidanan
            Kegunaan model konseptual adalah :
  1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak)
  2. Merupkana gagasan mental sebagai bagian deri teori yang membantu ilmu-ilmu social mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
  3. Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.
B. Asuhan Kebidanan (midwifery care)
           
Care dalam bahasa Inggris mempunyai arti memelihra,mengawasai,memperhatikan dengan sepenuhnya. Dihubungkan dengan kebidanan care disebut asuhan Bidan dalam memegang Prinsip Midwifery care yaitu:
  • Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik ,psikis dan lingkungan kultur social
  • Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalinan ditolong tanpa intervensi
  • Mendukung dan meningkatkan persalinan alami
  • Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan seni
  • Wanita punya kekuasaan yaitu berlandaskan tanggung jawab bersama untuk suatu pengambilan keputusan,tetapi wanita punya kontrol atau keputusan akhir mengenai keadaan dirinya dan bayinya
  • Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik
  • Berprinsip women center care.

C. Bentuk-bentuk Asuhan Kebidanan

 
a.    Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
            ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal yaitu pemeriksaan kehamilan untuk   mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara wajar. Tujuan utama ANC adalah menurunkan/mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal, sedang tujuan khusus ANC adalah:
  • Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tubuh kembang bayi.
  •  Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.
  • Mengenal secara dini adanya ketidak normalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
  • Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma semenimal mungkin.
  • Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
  • Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan Bidan pada ibu hamil utuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah dan menangani secara dini kegawatdaruratan yang terjadi pada saat kehamilan. Tujuan pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil:
  1. Tujuan umum:
  • Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
  1. Tujuan khusus:
  • Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
  • Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin.
  • Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
  • Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat sehari-hari.

Standar Asuhan Kehamilan Kunjungan antenatal care (ANC) minimal :
  • Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 – 13 minggu)
  • Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 – 27 minggu)
  • Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 – 40 minggu)
Kehamilan memberikan perubahan baik
Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamilbidan diharapkan :
b.     Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
            Asuhan yang di berikan Bidan pada Ibu Bersalin, bidan melakukan observasi pada Ibu   bersalin, yani pada Kala I, Kala II, kala III, Dan kala IV.  Asuhan yang diberikan yaitu:
  • Memonitoring tekanan darah, suhu badan, denyut nadi setiap 4 jam.
  • Mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten dan 30 menit pada fase aktif.
  • Palpasi kontraksi uterus setiap jam setiap fase laten dan 30 menit pada fase aktif.
  • Memonitoring pembukaan servik penurunan bagian daerah terendah pada fase laten dan fase aktif setiap 4 jam.
  • Memonitoring pengeluaran urine setiap 2 jam.
  • Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga atau teman dekat untuk mendampingi ibu.
  • Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan selanjutnya serta kemajuan persalinan dan meminta persetujuan ibu untuk rencana asuhan selanjutnya.
  • Mengatur aktifitas dan posisi dan membimbing relaksasi sewaktu ada his.
  • Menjaga privasi ibu.
  • Menjaga kebersihan diri.
  • Memberi rasa aman dan menghindari rasa panas, mengurangi rasa nyeri ketika his misalnya dengan membuat rasa sejuk dan masase.
  • Memberikan cukup minum dan makan.
  • Memastikan dan mempertahankan kandung kemih tetap kosong.
  • Menciptakan rasa kedekatan antara bidan dan ibu misalnya dengan sentuhan.


Pada kala II Asuhan yang diberikan adalah :
  • Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu.
  • Memastikan kecukupan makan dan minum.
  • Mempertahankan kebersihan diri.
  • Mempersiapkan kelahiran bayi.
  • Membimbing meneran pada waktu his.
  • Melakukan pemantauan keadaan ibu dan denyut jantung bayi terus menerus.
  • Melakukan amniotomi bila diperlukan.
  • Melakukan episiotomi jika diperlukan.
  • Melahirkan kepala sesuai mekanisme persalinan dan jalan lahir.
  • Melonggarkan atau melepaskannya, bila ada lilitan tali pusat pada kepala dan badan bayi.
  • Melahirkan bahu dan diikuti badan bayi.
  • Menilai tanda-tanda kehidupan bayi minimal 3 aspek adalah asuhan bernafas , denyut jantung, warna kulit.
  • Klem/jepit tali pusat didua tempat dan potong dengan gunting steril/DTT.
  • Menjaga kehangatan bayi.
  • Merangsang pernafasan bayi bila diperlukan.
Asuhan yang diberikan pada kala III
  1. Melaksanakan menagemen aktif kala III
    1. melakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam 2 menit.
    2. memberikan suntikan oksitosin 10 IM
  • segera diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi, jika bayi tunggal
  • pemberian oksitosin 10 unit im dapat diulangi setelah 15 jika plasenta masih belum lahir.
  • jika oksitosin tidak tersedia, rangsang putting payudara ibu dan susukan bayi segera guna menghasilkan oksitosin alamiah.
  • melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
  • setelah kelahiran plasenta, lakukan masase fundus uteri
  1. Memotong dan mengikat tali pusat.
  2. Memperlihatkan/mendekatkan bayi dengan ibunya.
  3. Meletakkan bayi segera mungkin, kurang dari 30 menit setelah lahir bila memungkinkan.



Asuhan yang diberikan pada kala IV:
  1. lanjutkan pemantauan kontraksi uterus, pengeluaran darah, tanda-tanda vital.
  • 2-3 kali selama 10 menit pertama.
  • Setiap  15 menit selam 1 jam.
  • Setiap 20-30 menit selama jam kedua.
  • Jika uters tidak berkontraksi dengan baik, lakukan masase fundus.
  1. Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum.
  2. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaputnya.
  3. Ajarkan ibu/keluarga tentang cara mengecek/meraba uterus dan memasasenya.
  4. Evaluasi darah yang hilang.
  5. Memantau pengeluaran klohkea (biasanya tidak lebih dari darah haid)
  6. Mempertahankan kandung kemih tetep kosong (tidak dengan kateterisasi).
c.    Asuhan Kebidanan Pada Bayi baru lahir
            Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah Asuhan yang di berikan Bidan pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir bidan memotong tali plasenta, memandikan, mengobservasi ada tidaknya gangguan pada pernafasan dan memakaikan pakaian dan membendong dengan kain. Dan pada balita bidan memberikan pelayanan, informasi tentang imunisasi dan KIE sekitar kesehatan neonatus dan balita. Komunikasi pada bayi dimulai sejak kelahiran bayi. Adapun fase pertumbuhan dan perkembangan komunikasi bayi meluputi:
  • fase prelinguistic
  • kata pertama
  • kalimat pertama
  • kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat.
  • perkembangan semantic
d.    Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
            Asuhan kebidanan pada ibu nifas adalah asuhan yang di berikan pada ibu nifas, biasanya berlangsung selama 40 hari atau sekitar 6minggu. Pada asuhan ini bidan memberikan asuhan berupa memantau involusi uteri, Kelancaran ASI, dan kondisi ibu dan anak. Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga mengalami perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan juga komunikasi pada saat masa nifas. Perubahan fisiologis pada ibu nifas meliputi proses pengembalian fungsi rahim, keluarnya lochia dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis meliputi perasaan bangga setelah melewati proses persalinan, bahagia bayi telah lahir sesuai dengan harapan. Kondisi-kondisi yang membuat ibu sedih saat nifas yaitu keadaan bayi tidak sesuai harapan, perceraian, dan sebagainya.
            Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus memperhatikan kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada penerimaan kelahiran bayi. Penyampaian informasi jelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan keluarga.
e.     Asuhan Kebidanan Pada Pelayanan KB
            Asuhan Kebidanan pada pelayanan KB adalah asuhan yang diberikan bidan pada ibu yang akan melakukan pelayanan KB, bidan memberikan asuhan tentang macam-macam KB, efek dan dampak dari pemakaian KB, serta memberikan wewenang terhadap ibu untuk memilih macam-macam KB yang akan di gunakan. Tidak semua akseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan alat kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis setelah penggunaan alat kontrasepsi. 
            Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah akibat dari efek samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut, misalnya pusing, BB bertambah, timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi, keputihan, dan lain-lain. Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan atau ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi, dan kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi.
e.     Asuhan Kebidanan Pada Pelayanan KB
            Asuhan Kebidanan pada pelayanan KB adalah asuhan yang diberikan bidan pada ibu yang akan melakukan pelayanan KB, bidan memberikan asuhan tentang macam-macam KB, efek dan dampak dari pemakaian KB, serta memberikan wewenang terhadap ibu untuk memilih macam-macam KB yang akan di gunakan. Tidak semua akseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan alat kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis setelah penggunaan alat kontrasepsi. 
Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah akibat dari efek samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut, misalnya pusing, BB bertambah, timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi, keputihan, dan lain-lain. Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan atau ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi, dan kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi.






BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Konseptual model kebidanan merupakan suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan tidak terlepas dengan teori yang mempengaruhi.Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
                        Secara umum teori dan konsep adalah hal yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan ,teori-teori yang digunakan dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan
















DAFTAR PUSTAKA

 Soepardan, Suryani. (2006). Konsep Kebidanan. Bandung: ECG
Fadilah, Siti. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Tentang. Jakarta
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Saifuddin. A, Bari, dkk. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Swartz, Mark. H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Penerbit Buku Kedokteran EGC :  Jakarta
Waspodo, Djoko dkk. 2002. Asuhan Persalinan Normal, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi : Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.