MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
TEORI
KEBIDANAN MENURUT ERNESTINE
WIEDENBACH DAN ELA JOY LERHMAN
DOSEN PENGAMPU: HARTINI
S.SIT,M.P.H
DI
SUSUN OLEH:
1. SUNA
DIAH YULIANTI ( 15150050 )
2. MARCELLINA STEFFI ( 15150055 )
3. IS MAYA ( 15150060 )
4. PONI HARDYANTI ( 15150063 )
5. ERLINA DOMINGOS PEDROSO ( 15150068 )
6. DINA AMBARWATI ( 15150074 )
2. MARCELLINA STEFFI ( 15150055 )
3. IS MAYA ( 15150060 )
4. PONI HARDYANTI ( 15150063 )
5. ERLINA DOMINGOS PEDROSO ( 15150068 )
6. DINA AMBARWATI ( 15150074 )
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TA 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep
kebidanan yang di ampu oleh HARTINI S.SIT,M.P.H selaku dosen di Uniresitas Respati Yogyakarta
Dengan
demikian makalah ini kami buat ,tentunya dengan besar harapan dapat bermanfaat.
Namun tidak menutup kemungkinan,makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan untuk kepentingan
proses peningkatan ilmu pengetahuan kesehatan.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………………………………………………………………………...….
Daftar
Isi…………………………………………………………………………...……
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang…………………………………………………………....………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………....……...
C. Tujuan………………………………………………………………………….....
D. Manfaat……………………………………………………………………….......
BAB II :
PEMBAHASAN
A. Teori Ernestine Wiedenbach
a. Sejarah kehidupan Ernestine Wiedenbach………………………………………..
b.Penerapan Konsep Model KebidananKebidanan...................................................................
B. Teori Ela Joy Lerhman
a. Sejarah Teori Ela Joy Lerhman..............................................................
b. Tahapan Teori Ela Joy Lerhman.................................................................................
B. Teori Ela Joy Lerhman
a. Sejarah Teori Ela Joy Lerhman..............................................................
b. Tahapan Teori Ela Joy Lerhman.................................................................................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………..…
a. Teori Ernestine Wiedenbach
b. Teori Ela Joy Lerhman
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………....…
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Secara
umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam praktik
kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep sejatinya
adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini
memerlukan pemikiran yang dalam.
Konsep
atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang
digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik
perhatiannya.
Konseptual
model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu
disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau ide yang
mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan bidang
masing-masing.
Salah
satu konsep atau teori tersebut adalah teori dari Ernestine Wiedenbach.
Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoris di bidang
keperawatan. Ia berkualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan menjadi nurse-midwife
pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah kolaborasi dengan filsuf
Dickoff dan James tahun 1960 ( Dickoff et al.,1992 a dan b ) ketika ia menjadi
mahasiswa di Yale University School of Nursing. Namun masih banyak
sebagian orang yang belum mengetahui teori tersebut. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan memberikan penjelasan mengenai teori yang dikemukakan oleh
Ernestine Wiedenbach.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana Ernestine mengembangkan
teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasinya dalam praktek
keperawatan?
C. Tujuan
pembuatan makalah
Didalam
pembuatan makalah ini terdapat beberapa tujuan yaitu :
1.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang teori Ernestine Wiedenbach.
2. Untuk memahami konsep-konsep model kebidanan menurut teori Ernestin
Wiedenbach.
3. Serta untuk memahami
tahap-tahap untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan Ernestine Wiedenbach.
D. Manfaat
pembuatan makalah
Diharapkan
pembaca, khususnya calon bidan dapat mengetahui dan mengaplikasikan teori dari
Ernestine Wiedenbach
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI ERNESTINE WIEDENBACH
a. Sejarah kehidupan Ernestine Wiedenbach
Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoris di
bidang keperawatan. Ia berkualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan
menjadi nurse-midwife pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah
kolaborasi dengan filsuf Dickoff dan James tahun 1960 ( Dickoff et al.,1992 a
dan b ) ketika ia menjadi mahasiswa di Yale University School of Nursing.
Ernestine Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek yang mempersiapkan
persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick Read. Wiedenbach mengembangkan
teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasi dalam praktik.
b. Penerapan Konsep Model
Kebidanan Menurut Teori Ernestine Wiedenbach
Menurut Teori Ernestine Wiedenbach konsep model kebidanan dibagi menjadi 5,
yaitu :
1. The
Agents
Empat elemen dalam ”clinical
nursing” yaitu:
ELEMEN
|
PENJELASAN
|
Filosofi
|
Cara yang
ditempuh seseorang dalam memikirkan hidup dan
bagaimana
kepercayaan mereka mempangaruhi mereka.
|
Tujuan
|
Sasaran
di mana perawat bermaksud mencapai akhir daritindakan yang diambil. Semua
aktivitas dimaksudkan untuk mencapai agar sesuatuhal menjadi semakin baik.
|
Praktik
|
Tindakan
di mana perawat melaksanakan sesuatu dalam
rangka
memelihara kebutuhan pasien
|
Seni
|
Kemampuan
untuk memahami kebutuhan klien, dan mampu mengembangkan suatu intuisi dalam
hubungan dengan aktivitas mereka
|
Selain itu penerapan dari
tiga poin dasar dalam filosofi keperawatan/ kebidanan menurut ernestine yaitu:
a. Menghargai
atas kehidupan yang telah diberikan, maksud dari teori tersebut, bahwa setiap
tenaga kesehatan terutama bidan harus menghargai setiap proses kehamilan yang
di inginkan serta tetap mempertahankan dan mensupport kehamilan yang tidak
diingikan individu.
b. Menghargai
sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan individualisme pada setiap
orang. Bahwa setiap bidan harus menghargai proses fisiologi dan psykologi seorang ibu yang sedang hamil. Sebagai seorang bidan, kita tidak di wajibkan
mengeluh atas dampak fisiologi yang sedang di alami seorang ibu hamil. Bidan
senantiasa mendampingi proses persalinan seorang ibu hamil atau klien.
c. Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain. Bahwa setiap
bidan dalam melakukan praktik kebidanan harus mengembangkan pengetahuannya secara terus menerus sesui
dengan kemajuan yang terjadi.
2. The
Recipient
Perawat/bidan memberikan
intervensi kepada individu disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan
masing-masing.Dalam melakukan tindakan seorang bidan harus mengumpulkan data
terlebih dahulu sehingga bidan dapat mengetahui apa saja yang di butuhkan
seorang ibu hamil dan riwayat kesehatan
seorang klien sehingga bidan dapat melakukan perencanaan untuk mencegah
terjadinya sesuatu di kemudian hari.
3. The
Goal/Purpose
Tujuan dari proses
keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Bahwa kebutuhan
masing-masing individu perlu diketahui sebelum menemukan tujuannya. Bila sudah
diketahui kebutuhan ini, maka bidan dapat memperkirakan goal yang akan dicapai
dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis yang
berbeda dari kebutuhan yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis.
Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien, seorang bidan harus menggunakan
mata, telinga, tangan, serta pikirannya untuk mengumpulkan data dalam mencapai
tujuan.
4. The Means
Penerapan tujuan dari asuhan kebidanan Wiedenbach yaitu :
a. Identifikasi kebutuhan klien, sebelum menentukan tindakan atau
memberikan intervensi, seorang bidan harus melakukan pengumpulan data yang
berupa riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, riwayat pernikahan klien.
b. Ministration,
yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang dibutuhkan. Seorang
bidan memberikan asuhan dukungan perencanaan untuk menemukan pertolongan yang
tepat kepada klien. Misal seorang klien ingin melakukan KB. Maka seorang bidan
dapat memberikan obat serta penanganan yang tepat.
c. Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan
yang dibutuhkan. Bahwa setiap bidan mendampingi klien post maupun pasca
kehamilan. Misal ada seorang klien pasca melahirkan, jika pasien belum sanggup
melakukan aktifitas sendiri, seorang bidan wajib mendampingin klien sesuai
kebutuhannya, seperti membantu personal hyginenya.
d. Coordination,
koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Seorang bidan membangun komunikasi dengan klien dan keluarga klien agar dapat
mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang sesuai
untuk klien
Untuk bisa membantu pasien, bidan harus
mempunyai :
a. Pengetahuan, agar seorang bidan mampu
memahami kebutuhan dan kelainan-kelainan
pada klien
b. Penilaian,
seorang bidan mampu mengambil keputusan dalam memberikan tindakan kepada klien
c. Ketrampilan, seorang bidan memiliki ketrampilan untuk memenuhi kebutuhan
pasien.
5. Framework
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari
lingkungan sosial, organisasi, dan profesional. Bahwa dalam kehidupan
sehari-hari bidan tidaklah bekerja sendiri namun ia juga memerlukan tenaga
kesehatan yang lainnya atau di sebut managemen tea
B. Teori Ela Joy Lehrman
a. Sejarah Teori Ela Joy Lehrman
Telah dilakukan banyak penelitian untuk
mempelajari isi dan proses dari pemeriksaan antenatal. Robin dan Robinson 1985
mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang komperehensif dan
memberikan nasehat dalam pelayanan kebidanan,seperti waktu pemeriksaan perut
dan memberikan nasehat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan.
Mereka mempelajari sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya dalam semua
aspek dari perannya member asuhan ibu bersalin. Macintyre (1980) dalam
observasinya menemukan perbedaan antara rhetoric resmi antara nilai asuhan
antenatal dan corak asuhan yang impersonal yang dialami seorang ibu di klinik
spesialis. Lehrman mengidentifikasikan konsep yang menggaris bawahi asuhan
antenatal yang diberikan.
Di Inggris dan tempat lain,dilakukan sejumalah penelitian terhadap
kehamilan dan perawatan antenatal (Field,1990). Robinson dkk., (1983 dan 1985)
dalam teorinya tentang kebidanan mengemumukan secara komperehensif ilmu
pengobatan dan pekerjaan seorang bidan,seperti pemeriksaan perut,cara menyusui
yang benar,serta perawatan kesehatan selama masa kehamilan.
Dalam pembelajaran ilmu kebidanan diperlukan demonstrasi supaya mahasiswa
bias melakukan praktik/latihan tentang
perawatan pada wanita usia subur dan membedakannya dengan nilai-nilai dari
perawatan antenatal itu sendiri ditinjau dari segi sesialisasi obstetric.
Hubungan antara factor resiko, efektivitas perawatan atenatal,dan factor psikis
ibu hamil memegang peranan penting pada pola perawatan antenatal.
Dalam Model Haywards (1975), dijelaskan hubungan antara
informasi,kecemasan,dannyeri. Untuk memahami konsep ini,Haywards telah mengidentifikasi
beberapa indicator dengan langkah-langkah penggunaan analgesic dan skala
tingkat nyeri yang dialami seorang individu. Robinsondkk.,(1983) melakukan
penelitian pada beberapa klien dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
bias memberikan informasi tentang tanggung jawab seorang bidan. Tipe informasi
kuantitatif ini merupakan cara yang paling tepat untuk memonitor perkembangan
kemampuan seorang Bidan.
Tapi walaupun demikian,kemampuan
tersebut harus dapat dituangkan kedalam praktik. Konsep yang digaris bawahi
oleh Lehrman (1981) dan Morton dkk (1919) merupakan hasil penelitian. Jika konsep kebidanan tersebut sudah
dimengerti maka langsung bias diinformasikan pada saat belajar seperti yang
telah dilakukan oleh Robinson dkk (1983) serta sangat memungkinkan untuk
menjelaskan perbedaan secara kualitatif antara pengalaman seorang ibu dan
konsep-konsep keperawatan yang diterapkan oleh seorang bidan dalam
pekerjaannya.
Lherman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh Bidan di klinik yang
dipimpin oleh Bidan di Amerika. Lherman dan Morton berusaha mencari jawaban
atas pertanyaan :
apa yang membuat asuhan kebidanan itu penting?
Komponen asuhan prenatal apa saja
yang diberikan Bidan?
b.
Konsep Teori Ela Joy Lerhman
Lherman menemukan adanya delapan konsep dari falsafah yang menggaris bawahi
pelayanan antenatal yang diberikan oleh Bidan di Amerika,yaitu :
1.
Asuhan yang berkesinambungan (Continuity care)
2.
Asuhan yang berpusat pada keluarga (family centered care)
3.
Penyuluhan dan konseling sebagai bagian dari asuhan
4.
Asuhan yang bersifat non-intervensi
5.
Fleksibel atau Keluwesan dalam memberikan asuhan
6.
Asuhan yang partisipatif.
7.
Pembelaan atau advokasi konsumen.
8.
Waktu
Asuhan yang berkesinambungan
Yaitu asuhan
yang diberikan seorang bidan terhadap klien / pasien mulai dari prakonsepsi,
masa kehamilan, nifas dan KB. Asuhan berkesinambungan adalah bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar
(teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri,kolaborasi atau rujukan.
Pelayanan
kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,yang diarahkan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga,sesuai dengan kewenangan dalam rangka
tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu,keluarga dam masyarakat yang
meliputi upaya peningkatan,pencegahan,penyembuhan dan pemulihan pelayanan
kebidanan dapat dibedakan menjadi:
1.
Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan.
2.
Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota
tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
3.
Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan
yang dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong
persalinan,juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas
pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertical atau meningkatkan
keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
Keluarga Sebagai Pusat Asuhan
Dalam paradigma asuhan
kebidanan keluarga merupakan lingkungan psikososial,dimana keluarga dapat
menunjang kehidupan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada
seorang Ibu sepanjang siklus hidupnya yang tentunya akan mempengaruhi keadaan
kehamilannya terhadap seorang ibu hamil dan janinnya.
AsuhanPartisipasi
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian,evaluasi dan perencanaan
pasien. Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan
antenatal. Dalam pemeriksaan fisik,misalnya palpasi pada tempat tertentu atau
ikut mendengar denyut jantung.
Asuhan yang partisipatif
dibahasakan sebagai pilihan dan control dari siwanita yang dilayani (Choise and
kontro; on the part of the woman). Hal ini dimaksud sebagai pengkajian dan
merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama sipenerima dan sipemberi
asuhan. Morten dkk (1991) mengidentifikasikan 3 komponen tambahan disamping ke
8 konsep yang dikemukakan oleh Lherman.
Ke-3
komponen tambahan yang dimaksud yaitu :
1.
TeknikTerapeutik
Teknik terapeutik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan
atau mendorong pertumbuhan dan penyembuhan. Hal ini diukur dengan indicator :
mendengarkan secara aktif, penyelidikan atau mengakaji,klarifikasi,humor,sikap
tidak menghakimi,mendorong,mempermudah dan memberikan izin.
2.
Pemberdayaan (Enpowerment)
Pemberdayaan adalah suatu proses memberi power kekuatan dan penguatan.
Bidan melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan energy dan sumber
dari dalam diri klien. Indikatornya antara lain : Penguatan /penegasan
(affirmation),memvalidasi,menyakinkan kembali,dukungan (support).
3.
Hubungan dengan sesama (Lateral Relationship )
Bidan menjalin hubungan yang baik dengan klien,bersikap terbuka (self of
openness),saling menghargai (mutual regards) sejalan dengan klien persamaan
posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan antar bidan dan klien sehingga
Nampak akrab.
Misalnya ;
Sikap empati atau sebagai pengalaman / perasaan.
Hubungan lateral diartikan sebagai : bidan meningkatkan interaksi yang
mempunyai ciri keterbukaan (self of openness),saling menghargai ( mutual
regard), persamaan posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan diantara bidan
dan klien, indicator hubungan lateral adalah : kesejajaran,empati,berbagai
pengalaman/perasaan.
Lehrman dan Morten et al memberikan suatu model praktik kebidanan secara
jelas menunjukkan era praktik kebidanan.
Contoh Kasus Ela Joy Lerhman
Pada tanggal 11 November 2015 pukul 09.30 ibu Maya melakukan pemeriksaan kehamilan yang memasuki bulan ke-7 ke Bidan Dina beliau ( ibu Maya ) curhat kepada Bidan Dina mengenai proses kehamilanya ibu Maya puas sekali dengan pelayanan dan informasi yang yang di berikan Bidan Dina.
\ Ibu Maya mengaku bahwa bidan Dina
menjadi pendengar dan pemberi solusi yang baik dan Bidan Dina menciptakan
suasana yang nyaman saat memberikan solusi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
a. Ernestine Wiedenbach
Dalam Teori Ernestine Wiedenbach terdapat 5
konsep model asuhan kebidanan yaitu:
1. The agent : perawat, bidan, atau
tenaga kesehatan lain
2. The recipient : wanita, keluarga, masyarakat
3. The goal : goal dari intervensi
(tujuan)
4. The means : metode untuk mencapai
tujuan
5. The framework : kerangka kerja (organisasi sosial, lingkungan
sosial, dan professional)
Serta terdapat 4 tahap
untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan antara lain :
a. Identifikasi kebutuhan klien
b. Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang
dibutuhkan
c. Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan
yang dibutuhkan
d. Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pasien
b. Ela Joy Lerhman
Penerapan dalam teori Ela Joy Lerhman dalam teori ini menjelaskan tentang
asuhan kebidanan yang berperan dalam pelayanan pada masa anternatal.
Mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang komperensif dan
memberikan nasehat dalam pelayan kebidanan tentang laktasi dan asuhan kesehatan
selama kehamilan.
Untuk pengkajian dan merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama
sipenerima dan pemberi asuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Sujianti, Susanti, 2009. Konsep
Kebidanan, Mulia medika, Yogyakarta
Lutfiati, Choiriatu, 2012. Teori - teori Kebidanan, Blogger
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu, Jakarta, 2007
Sarwono P.
Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2007.
Syofyan,Mustika,et
all. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan
Cetakan
ke-III Jakarta: PP IBI.2004
Depkes RI
Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan. Konsep kebidanan,Jakarta.199
http//ifamidwife.wordpress.com/2007/11/09/model-dalam-asuhan-kebidanan
MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
TEORI
KEBIDANAN MENURUT ERNESTINE
WIEDENBACH DAN ELA JOY LERHMAN
DOSEN PENGAMPU: HARTINI
S.SIT,M.P.H
DI
SUSUN OLEH:
1. SUNA
DIAH YULIANTI ( 15150050 )
2. MARCELLINA STEFFI ( 15150055 )
3. IS MAYA ( 15150060 )
4. PONI HARDYANTI ( 15150063 )
5. ERLINA DOMINGOS PEDROSO ( 15150068 )
6. DINA AMBARWATI ( 15150074 )
2. MARCELLINA STEFFI ( 15150055 )
3. IS MAYA ( 15150060 )
4. PONI HARDYANTI ( 15150063 )
5. ERLINA DOMINGOS PEDROSO ( 15150068 )
6. DINA AMBARWATI ( 15150074 )
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TA 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep
kebidanan yang di ampu oleh HARTINI S.SIT,M.P.H selaku dosen di Uniresitas Respati Yogyakarta
Dengan
demikian makalah ini kami buat ,tentunya dengan besar harapan dapat bermanfaat.
Namun tidak menutup kemungkinan,makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan untuk kepentingan
proses peningkatan ilmu pengetahuan kesehatan.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………………………………………………………………………...….
Daftar
Isi…………………………………………………………………………...……
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang…………………………………………………………....………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………....……...
C. Tujuan………………………………………………………………………….....
D. Manfaat……………………………………………………………………….......
BAB II :
PEMBAHASAN
A. Teori Ernestine Wiedenbach
a. Sejarah kehidupan Ernestine Wiedenbach………………………………………..
b.Penerapan Konsep Model KebidananKebidanan...................................................................
B. Teori Ela Joy Lerhman
a. Sejarah Teori Ela Joy Lerhman..............................................................
b. Tahapan Teori Ela Joy Lerhman.................................................................................
B. Teori Ela Joy Lerhman
a. Sejarah Teori Ela Joy Lerhman..............................................................
b. Tahapan Teori Ela Joy Lerhman.................................................................................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………..…
a. Teori Ernestine Wiedenbach
b. Teori Ela Joy Lerhman
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………....…
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Secara
umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam praktik
kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep sejatinya
adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini
memerlukan pemikiran yang dalam.
Konsep
atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang
digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik
perhatiannya.
Konseptual
model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu
disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau ide yang
mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan bidang
masing-masing.
Salah
satu konsep atau teori tersebut adalah teori dari Ernestine Wiedenbach.
Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoris di bidang
keperawatan. Ia berkualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan menjadi nurse-midwife
pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah kolaborasi dengan filsuf
Dickoff dan James tahun 1960 ( Dickoff et al.,1992 a dan b ) ketika ia menjadi
mahasiswa di Yale University School of Nursing. Namun masih banyak
sebagian orang yang belum mengetahui teori tersebut. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan memberikan penjelasan mengenai teori yang dikemukakan oleh
Ernestine Wiedenbach.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana Ernestine mengembangkan
teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasinya dalam praktek
keperawatan?
C. Tujuan
pembuatan makalah
Didalam
pembuatan makalah ini terdapat beberapa tujuan yaitu :
1.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang teori Ernestine Wiedenbach.
2. Untuk memahami konsep-konsep model kebidanan menurut teori Ernestin
Wiedenbach.
3. Serta untuk memahami
tahap-tahap untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan Ernestine Wiedenbach.
D. Manfaat
pembuatan makalah
Diharapkan
pembaca, khususnya calon bidan dapat mengetahui dan mengaplikasikan teori dari
Ernestine Wiedenbach
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI ERNESTINE WIEDENBACH
a. Sejarah kehidupan Ernestine Wiedenbach
Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoris di
bidang keperawatan. Ia berkualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan
menjadi nurse-midwife pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah
kolaborasi dengan filsuf Dickoff dan James tahun 1960 ( Dickoff et al.,1992 a
dan b ) ketika ia menjadi mahasiswa di Yale University School of Nursing.
Ernestine Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek yang mempersiapkan
persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick Read. Wiedenbach mengembangkan
teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasi dalam praktik.
b. Penerapan Konsep Model
Kebidanan Menurut Teori Ernestine Wiedenbach
Menurut Teori Ernestine Wiedenbach konsep model kebidanan dibagi menjadi 5,
yaitu :
1. The
Agents
Empat elemen dalam ”clinical
nursing” yaitu:
ELEMEN
|
PENJELASAN
|
Filosofi
|
Cara yang
ditempuh seseorang dalam memikirkan hidup dan
bagaimana
kepercayaan mereka mempangaruhi mereka.
|
Tujuan
|
Sasaran
di mana perawat bermaksud mencapai akhir daritindakan yang diambil. Semua
aktivitas dimaksudkan untuk mencapai agar sesuatuhal menjadi semakin baik.
|
Praktik
|
Tindakan
di mana perawat melaksanakan sesuatu dalam
rangka
memelihara kebutuhan pasien
|
Seni
|
Kemampuan
untuk memahami kebutuhan klien, dan mampu mengembangkan suatu intuisi dalam
hubungan dengan aktivitas mereka
|
Selain itu penerapan dari
tiga poin dasar dalam filosofi keperawatan/ kebidanan menurut ernestine yaitu:
a. Menghargai
atas kehidupan yang telah diberikan, maksud dari teori tersebut, bahwa setiap
tenaga kesehatan terutama bidan harus menghargai setiap proses kehamilan yang
di inginkan serta tetap mempertahankan dan mensupport kehamilan yang tidak
diingikan individu.
b. Menghargai
sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan individualisme pada setiap
orang. Bahwa setiap bidan harus menghargai proses fisiologi dan psykologi seorang ibu yang sedang hamil. Sebagai seorang bidan, kita tidak di wajibkan
mengeluh atas dampak fisiologi yang sedang di alami seorang ibu hamil. Bidan
senantiasa mendampingi proses persalinan seorang ibu hamil atau klien.
c. Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain. Bahwa setiap
bidan dalam melakukan praktik kebidanan harus mengembangkan pengetahuannya secara terus menerus sesui
dengan kemajuan yang terjadi.
2. The
Recipient
Perawat/bidan memberikan
intervensi kepada individu disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan
masing-masing.Dalam melakukan tindakan seorang bidan harus mengumpulkan data
terlebih dahulu sehingga bidan dapat mengetahui apa saja yang di butuhkan
seorang ibu hamil dan riwayat kesehatan
seorang klien sehingga bidan dapat melakukan perencanaan untuk mencegah
terjadinya sesuatu di kemudian hari.
3. The
Goal/Purpose
Tujuan dari proses
keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Bahwa kebutuhan
masing-masing individu perlu diketahui sebelum menemukan tujuannya. Bila sudah
diketahui kebutuhan ini, maka bidan dapat memperkirakan goal yang akan dicapai
dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis yang
berbeda dari kebutuhan yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis.
Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien, seorang bidan harus menggunakan
mata, telinga, tangan, serta pikirannya untuk mengumpulkan data dalam mencapai
tujuan.
4. The Means
Penerapan tujuan dari asuhan kebidanan Wiedenbach yaitu :
a. Identifikasi kebutuhan klien, sebelum menentukan tindakan atau
memberikan intervensi, seorang bidan harus melakukan pengumpulan data yang
berupa riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, riwayat pernikahan klien.
b. Ministration,
yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang dibutuhkan. Seorang
bidan memberikan asuhan dukungan perencanaan untuk menemukan pertolongan yang
tepat kepada klien. Misal seorang klien ingin melakukan KB. Maka seorang bidan
dapat memberikan obat serta penanganan yang tepat.
c. Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan
yang dibutuhkan. Bahwa setiap bidan mendampingi klien post maupun pasca
kehamilan. Misal ada seorang klien pasca melahirkan, jika pasien belum sanggup
melakukan aktifitas sendiri, seorang bidan wajib mendampingin klien sesuai
kebutuhannya, seperti membantu personal hyginenya.
d. Coordination,
koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Seorang bidan membangun komunikasi dengan klien dan keluarga klien agar dapat
mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang sesuai
untuk klien
Untuk bisa membantu pasien, bidan harus
mempunyai :
a. Pengetahuan, agar seorang bidan mampu
memahami kebutuhan dan kelainan-kelainan
pada klien
b. Penilaian,
seorang bidan mampu mengambil keputusan dalam memberikan tindakan kepada klien
c. Ketrampilan, seorang bidan memiliki ketrampilan untuk memenuhi kebutuhan
pasien.
5. Framework
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari
lingkungan sosial, organisasi, dan profesional. Bahwa dalam kehidupan
sehari-hari bidan tidaklah bekerja sendiri namun ia juga memerlukan tenaga
kesehatan yang lainnya atau di sebut managemen tea
B. Teori Ela Joy Lehrman
a. Sejarah Teori Ela Joy Lehrman
Telah dilakukan banyak penelitian untuk
mempelajari isi dan proses dari pemeriksaan antenatal. Robin dan Robinson 1985
mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang komperehensif dan
memberikan nasehat dalam pelayanan kebidanan,seperti waktu pemeriksaan perut
dan memberikan nasehat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan.
Mereka mempelajari sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya dalam semua
aspek dari perannya member asuhan ibu bersalin. Macintyre (1980) dalam
observasinya menemukan perbedaan antara rhetoric resmi antara nilai asuhan
antenatal dan corak asuhan yang impersonal yang dialami seorang ibu di klinik
spesialis. Lehrman mengidentifikasikan konsep yang menggaris bawahi asuhan
antenatal yang diberikan.
Di Inggris dan tempat lain,dilakukan sejumalah penelitian terhadap
kehamilan dan perawatan antenatal (Field,1990). Robinson dkk., (1983 dan 1985)
dalam teorinya tentang kebidanan mengemumukan secara komperehensif ilmu
pengobatan dan pekerjaan seorang bidan,seperti pemeriksaan perut,cara menyusui
yang benar,serta perawatan kesehatan selama masa kehamilan.
Dalam pembelajaran ilmu kebidanan diperlukan demonstrasi supaya mahasiswa
bias melakukan praktik/latihan tentang
perawatan pada wanita usia subur dan membedakannya dengan nilai-nilai dari
perawatan antenatal itu sendiri ditinjau dari segi sesialisasi obstetric.
Hubungan antara factor resiko, efektivitas perawatan atenatal,dan factor psikis
ibu hamil memegang peranan penting pada pola perawatan antenatal.
Dalam Model Haywards (1975), dijelaskan hubungan antara
informasi,kecemasan,dannyeri. Untuk memahami konsep ini,Haywards telah mengidentifikasi
beberapa indicator dengan langkah-langkah penggunaan analgesic dan skala
tingkat nyeri yang dialami seorang individu. Robinsondkk.,(1983) melakukan
penelitian pada beberapa klien dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
bias memberikan informasi tentang tanggung jawab seorang bidan. Tipe informasi
kuantitatif ini merupakan cara yang paling tepat untuk memonitor perkembangan
kemampuan seorang Bidan.
Tapi walaupun demikian,kemampuan
tersebut harus dapat dituangkan kedalam praktik. Konsep yang digaris bawahi
oleh Lehrman (1981) dan Morton dkk (1919) merupakan hasil penelitian. Jika konsep kebidanan tersebut sudah
dimengerti maka langsung bias diinformasikan pada saat belajar seperti yang
telah dilakukan oleh Robinson dkk (1983) serta sangat memungkinkan untuk
menjelaskan perbedaan secara kualitatif antara pengalaman seorang ibu dan
konsep-konsep keperawatan yang diterapkan oleh seorang bidan dalam
pekerjaannya.
Lherman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh Bidan di klinik yang
dipimpin oleh Bidan di Amerika. Lherman dan Morton berusaha mencari jawaban
atas pertanyaan :
apa yang membuat asuhan kebidanan itu penting?
Komponen asuhan prenatal apa saja
yang diberikan Bidan?
b.
Konsep Teori Ela Joy Lerhman
Lherman menemukan adanya delapan konsep dari falsafah yang menggaris bawahi
pelayanan antenatal yang diberikan oleh Bidan di Amerika,yaitu :
1.
Asuhan yang berkesinambungan (Continuity care)
2.
Asuhan yang berpusat pada keluarga (family centered care)
3.
Penyuluhan dan konseling sebagai bagian dari asuhan
4.
Asuhan yang bersifat non-intervensi
5.
Fleksibel atau Keluwesan dalam memberikan asuhan
6.
Asuhan yang partisipatif.
7.
Pembelaan atau advokasi konsumen.
8.
Waktu
Asuhan yang berkesinambungan
Yaitu asuhan
yang diberikan seorang bidan terhadap klien / pasien mulai dari prakonsepsi,
masa kehamilan, nifas dan KB. Asuhan berkesinambungan adalah bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar
(teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri,kolaborasi atau rujukan.
Pelayanan
kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,yang diarahkan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga,sesuai dengan kewenangan dalam rangka
tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu,keluarga dam masyarakat yang
meliputi upaya peningkatan,pencegahan,penyembuhan dan pemulihan pelayanan
kebidanan dapat dibedakan menjadi:
1.
Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan.
2.
Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota
tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
3.
Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan
yang dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong
persalinan,juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas
pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertical atau meningkatkan
keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
Keluarga Sebagai Pusat Asuhan
Dalam paradigma asuhan
kebidanan keluarga merupakan lingkungan psikososial,dimana keluarga dapat
menunjang kehidupan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada
seorang Ibu sepanjang siklus hidupnya yang tentunya akan mempengaruhi keadaan
kehamilannya terhadap seorang ibu hamil dan janinnya.
AsuhanPartisipasi
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian,evaluasi dan perencanaan
pasien. Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan
antenatal. Dalam pemeriksaan fisik,misalnya palpasi pada tempat tertentu atau
ikut mendengar denyut jantung.
Asuhan yang partisipatif
dibahasakan sebagai pilihan dan control dari siwanita yang dilayani (Choise and
kontro; on the part of the woman). Hal ini dimaksud sebagai pengkajian dan
merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama sipenerima dan sipemberi
asuhan. Morten dkk (1991) mengidentifikasikan 3 komponen tambahan disamping ke
8 konsep yang dikemukakan oleh Lherman.
Ke-3
komponen tambahan yang dimaksud yaitu :
1.
TeknikTerapeutik
Teknik terapeutik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan
atau mendorong pertumbuhan dan penyembuhan. Hal ini diukur dengan indicator :
mendengarkan secara aktif, penyelidikan atau mengakaji,klarifikasi,humor,sikap
tidak menghakimi,mendorong,mempermudah dan memberikan izin.
2.
Pemberdayaan (Enpowerment)
Pemberdayaan adalah suatu proses memberi power kekuatan dan penguatan.
Bidan melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan energy dan sumber
dari dalam diri klien. Indikatornya antara lain : Penguatan /penegasan
(affirmation),memvalidasi,menyakinkan kembali,dukungan (support).
3.
Hubungan dengan sesama (Lateral Relationship )
Bidan menjalin hubungan yang baik dengan klien,bersikap terbuka (self of
openness),saling menghargai (mutual regards) sejalan dengan klien persamaan
posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan antar bidan dan klien sehingga
Nampak akrab.
Misalnya ;
Sikap empati atau sebagai pengalaman / perasaan.
Hubungan lateral diartikan sebagai : bidan meningkatkan interaksi yang
mempunyai ciri keterbukaan (self of openness),saling menghargai ( mutual
regard), persamaan posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan diantara bidan
dan klien, indicator hubungan lateral adalah : kesejajaran,empati,berbagai
pengalaman/perasaan.
Lehrman dan Morten et al memberikan suatu model praktik kebidanan secara
jelas menunjukkan era praktik kebidanan.
Contoh Kasus Ela Joy Lerhman
Pada tanggal 11 November 2015 pukul 09.30 ibu Maya melakukan pemeriksaan kehamilan yang memasuki bulan ke-7 ke Bidan Dina beliau ( ibu Maya ) curhat kepada Bidan Dina mengenai proses kehamilanya ibu Maya puas sekali dengan pelayanan dan informasi yang yang di berikan Bidan Dina.
\ Ibu Maya mengaku bahwa bidan Dina
menjadi pendengar dan pemberi solusi yang baik dan Bidan Dina menciptakan
suasana yang nyaman saat memberikan solusi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
a. Ernestine Wiedenbach
Dalam Teori Ernestine Wiedenbach terdapat 5
konsep model asuhan kebidanan yaitu:
1. The agent : perawat, bidan, atau
tenaga kesehatan lain
2. The recipient : wanita, keluarga, masyarakat
3. The goal : goal dari intervensi
(tujuan)
4. The means : metode untuk mencapai
tujuan
5. The framework : kerangka kerja (organisasi sosial, lingkungan
sosial, dan professional)
Serta terdapat 4 tahap
untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan antara lain :
a. Identifikasi kebutuhan klien
b. Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang
dibutuhkan
c. Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan
yang dibutuhkan
d. Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pasien
b. Ela Joy Lerhman
Penerapan dalam teori Ela Joy Lerhman dalam teori ini menjelaskan tentang
asuhan kebidanan yang berperan dalam pelayanan pada masa anternatal.
Mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang komperensif dan
memberikan nasehat dalam pelayan kebidanan tentang laktasi dan asuhan kesehatan
selama kehamilan.
Untuk pengkajian dan merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama
sipenerima dan pemberi asuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Sujianti, Susanti, 2009. Konsep
Kebidanan, Mulia medika, Yogyakarta
Lutfiati, Choiriatu, 2012. Teori - teori Kebidanan, Blogger
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu, Jakarta, 2007
Sarwono P.
Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2007.
Syofyan,Mustika,et
all. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan
Cetakan
ke-III Jakarta: PP IBI.2004
Depkes RI
Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan. Konsep kebidanan,Jakarta.199
http//ifamidwife.wordpress.com/2007/11/09/model-dalam-asuhan-kebidanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar