Minggu, 29 Mei 2016

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN




MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
TEORI KEBIDANAN MENURUT   ERNESTINE WIEDENBACH DAN ELA JOY LERHMAN


DOSEN PENGAMPU: HARTINI S.SIT,M.P.H



https://fairuzelsaid.files.wordpress.com/2010/03/logo-unriyo-warna.jpg?w=584
DI SUSUN OLEH:
1.      SUNA DIAH YULIANTI ( 15150050 )
2. MARCELLINA STEFFI ( 15150055 )
3. IS MAYA ( 15150060 )
4. PONI HARDYANTI ( 15150063 )
5. ERLINA DOMINGOS PEDROSO ( 15150068 )
6. DINA AMBARWATI ( 15150074 )

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TA 2015/2016

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik Makalah ini disusun  guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep kebidanan yang di ampu oleh HARTINI S.SIT,M.P.H selaku dosen di Uniresitas Respati Yogyakarta
Dengan demikian makalah ini kami buat ,tentunya dengan besar harapan dapat bermanfaat. Namun tidak menutup kemungkinan,makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan untuk kepentingan proses peningkatan ilmu pengetahuan kesehatan.



































DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………...….
Daftar Isi…………………………………………………………………………...……
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang…………………………………………………………....………
B.    Rumusan Masalah………………………………………………………....……...
C.    Tujuan………………………………………………………………………….....
D.     Manfaat……………………………………………………………………….......
BAB II : PEMBAHASAN
A.    Teori Ernestine Wiedenbach
      a. Sejarah kehidupan Ernestine Wiedenbach………………………………………..
           b.Penerapan Konsep Model KebidananKebidanan...................................................................
B. Teori Ela Joy Lerhman
     a. Sejarah Teori Ela Joy Lerhman..............................................................
     b. Tahapan Teori Ela Joy Lerhman.................................................................................
BAB III : PENUTUP
A.    Kesimpulan……………………………………………………………………..
a. Teori Ernestine Wiedenbach
b. Teori Ela Joy Lerhman
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………....



















BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar belakang

Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran yang dalam.
Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik perhatiannya.
Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide  yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan bidang masing-masing.
Salah satu konsep atau teori tersebut adalah teori dari Ernestine Wiedenbach. Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoris di bidang keperawatan. Ia berkualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan menjadi nurse-midwife pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah kolaborasi dengan filsuf Dickoff dan James tahun 1960 ( Dickoff et al.,1992 a dan b ) ketika ia menjadi mahasiswa di Yale University School of Nursing. Namun masih banyak sebagian orang yang belum mengetahui teori tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan memberikan penjelasan mengenai teori yang dikemukakan oleh Ernestine Wiedenbach.

B.      Rumusan masalah

1.      Bagaimana  Ernestine mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasinya dalam praktek keperawatan?

C.      Tujuan pembuatan makalah

Didalam pembuatan makalah ini terdapat beberapa tujuan yaitu :

1.      Untuk mengetahui lebih dalam tentang teori Ernestine Wiedenbach.
2.     Untuk memahami konsep-konsep model kebidanan menurut teori Ernestin Wiedenbach.
3.     Serta untuk memahami tahap-tahap untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan Ernestine Wiedenbach.

D.     Manfaat pembuatan makalah

Diharapkan pembaca, khususnya calon bidan dapat mengetahui dan mengaplikasikan teori dari Ernestine Wiedenbach







BAB II
PEMBAHASAN


A.    TEORI ERNESTINE WIEDENBACH

a.       Sejarah kehidupan Ernestine Wiedenbach

            Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoris di bidang keperawatan. Ia berkualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan menjadi nurse-midwife pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah kolaborasi dengan filsuf Dickoff dan James tahun 1960 ( Dickoff et al.,1992 a dan b ) ketika ia menjadi mahasiswa di Yale University School of Nursing.
            Ernestine Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek yang mempersiapkan persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick Read. Wiedenbach mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasi dalam praktik.

      b.        Penerapan Konsep Model Kebidanan Menurut Teori Ernestine Wiedenbach
            Menurut Teori Ernestine Wiedenbach konsep model kebidanan dibagi menjadi 5, yaitu :
1.      The Agents
Empat elemen dalam ”clinical nursing” yaitu:
ELEMEN
PENJELASAN
Filosofi
Cara yang ditempuh seseorang dalam memikirkan hidup dan
bagaimana kepercayaan mereka mempangaruhi mereka.
Tujuan
Sasaran di mana perawat bermaksud mencapai akhir daritindakan yang diambil. Semua aktivitas dimaksudkan untuk mencapai agar sesuatuhal menjadi semakin baik.
Praktik
Tindakan di mana perawat melaksanakan sesuatu dalam
rangka memelihara kebutuhan pasien
Seni
Kemampuan untuk memahami kebutuhan klien, dan mampu mengembangkan suatu intuisi dalam hubungan dengan aktivitas mereka





Selain itu penerapan dari tiga poin dasar dalam filosofi keperawatan/ kebidanan menurut ernestine yaitu:
a.      Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan, maksud dari teori tersebut, bahwa setiap tenaga kesehatan terutama bidan harus menghargai setiap proses kehamilan yang di inginkan serta tetap mempertahankan dan mensupport kehamilan yang tidak diingikan individu.
b.      Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan individualisme pada setiap orang. Bahwa setiap bidan harus menghargai proses fisiologi dan psykologi  seorang ibu yang sedang hamil.  Sebagai seorang bidan, kita tidak di wajibkan mengeluh atas dampak fisiologi yang sedang di alami seorang ibu hamil. Bidan senantiasa mendampingi proses persalinan seorang ibu hamil atau klien.
c.       Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain. Bahwa setiap bidan dalam melakukan praktik kebidanan harus mengembangkan  pengetahuannya secara terus menerus sesui dengan kemajuan yang terjadi.

2.      The Recipient
Perawat/bidan memberikan intervensi kepada individu disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan masing-masing.Dalam melakukan tindakan seorang bidan harus mengumpulkan data terlebih dahulu sehingga bidan dapat mengetahui apa saja yang di butuhkan seorang ibu hamil dan riwayat kesehatan  seorang klien sehingga bidan dapat melakukan perencanaan untuk mencegah terjadinya sesuatu di kemudian hari.

3.      The Goal/Purpose
Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum menemukan tujuannya. Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka bidan dapat memperkirakan goal yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis yang berbeda dari kebutuhan yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis. Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien, seorang bidan harus menggunakan mata, telinga, tangan, serta pikirannya untuk mengumpulkan data dalam mencapai tujuan.




4.      The Means
Penerapan  tujuan dari asuhan kebidanan Wiedenbach  yaitu :
a.       Identifikasi kebutuhan klien, sebelum menentukan tindakan atau memberikan intervensi, seorang bidan harus melakukan pengumpulan data yang berupa riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, riwayat pernikahan klien.
b.      Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang dibutuhkan. Seorang bidan memberikan asuhan dukungan perencanaan untuk menemukan pertolongan yang tepat kepada klien. Misal seorang klien ingin melakukan KB. Maka seorang bidan dapat memberikan obat serta penanganan yang tepat.
c.       Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang dibutuhkan. Bahwa setiap bidan mendampingi klien post maupun pasca kehamilan. Misal ada seorang klien pasca melahirkan, jika pasien belum sanggup melakukan aktifitas sendiri, seorang bidan wajib mendampingin klien sesuai kebutuhannya, seperti membantu personal hyginenya.
d.      Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Seorang bidan membangun komunikasi dengan klien dan keluarga klien agar dapat mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang sesuai  untuk klien

Untuk bisa membantu pasien, bidan harus mempunyai :
a.       Pengetahuan, agar seorang bidan mampu  memahami kebutuhan dan kelainan-kelainan  pada klien
b.      Penilaian, seorang bidan mampu mengambil keputusan dalam memberikan tindakan kepada klien
c.       Ketrampilan, seorang bidan memiliki ketrampilan untuk memenuhi kebutuhan pasien.

5.      Framework
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi, dan profesional. Bahwa dalam kehidupan sehari-hari bidan tidaklah bekerja sendiri namun ia juga memerlukan tenaga kesehatan yang lainnya atau di sebut managemen tea







B. Teori Ela Joy Lehrman


a.      Sejarah Teori Ela Joy Lehrman

Telah dilakukan banyak penelitian untuk mempelajari isi dan proses dari pemeriksaan antenatal. Robin dan Robinson 1985 mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang komperehensif dan memberikan nasehat dalam pelayanan kebidanan,seperti waktu pemeriksaan perut dan memberikan nasehat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan. Mereka mempelajari sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya dalam semua aspek dari perannya member asuhan ibu bersalin. Macintyre (1980) dalam observasinya menemukan perbedaan antara rhetoric resmi antara nilai asuhan antenatal dan corak asuhan yang impersonal yang dialami seorang ibu di klinik spesialis. Lehrman mengidentifikasikan konsep yang menggaris bawahi asuhan antenatal yang diberikan.
Di Inggris dan tempat lain,dilakukan sejumalah penelitian terhadap kehamilan dan perawatan antenatal (Field,1990). Robinson dkk., (1983 dan 1985) dalam teorinya tentang kebidanan mengemumukan secara komperehensif ilmu pengobatan dan pekerjaan seorang bidan,seperti pemeriksaan perut,cara menyusui yang benar,serta perawatan kesehatan selama masa kehamilan.
Dalam pembelajaran ilmu kebidanan diperlukan demonstrasi supaya mahasiswa bias melakukan  praktik/latihan tentang perawatan pada wanita usia subur dan membedakannya dengan nilai-nilai dari perawatan antenatal itu sendiri ditinjau dari segi sesialisasi obstetric. Hubungan antara factor resiko, efektivitas perawatan atenatal,dan factor psikis ibu hamil memegang peranan penting pada pola perawatan antenatal.
Dalam Model Haywards (1975), dijelaskan hubungan antara informasi,kecemasan,dannyeri. Untuk memahami konsep ini,Haywards telah mengidentifikasi beberapa indicator dengan langkah-langkah penggunaan analgesic dan skala tingkat nyeri yang dialami seorang individu. Robinsondkk.,(1983) melakukan penelitian pada beberapa klien dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang bias memberikan informasi tentang tanggung jawab seorang bidan. Tipe informasi kuantitatif ini merupakan cara yang paling tepat untuk memonitor perkembangan kemampuan seorang Bidan.

 Tapi walaupun demikian,kemampuan tersebut harus dapat dituangkan kedalam praktik. Konsep yang digaris bawahi oleh Lehrman (1981) dan Morton dkk (1919) merupakan hasil penelitian.  Jika konsep kebidanan tersebut sudah dimengerti maka langsung bias diinformasikan pada saat belajar seperti yang telah dilakukan oleh Robinson dkk (1983) serta sangat memungkinkan untuk menjelaskan perbedaan secara kualitatif antara pengalaman seorang ibu dan konsep-konsep keperawatan yang diterapkan oleh seorang bidan dalam pekerjaannya.
Lherman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh Bidan di klinik yang dipimpin oleh Bidan di Amerika. Lherman dan Morton berusaha mencari jawaban atas pertanyaan :
       apa yang membuat asuhan kebidanan itu penting?
        Komponen asuhan prenatal apa saja yang diberikan Bidan?







b.      Konsep Teori Ela Joy Lerhman

             Lherman menemukan adanya delapan konsep dari falsafah yang menggaris bawahi pelayanan antenatal yang diberikan oleh Bidan di Amerika,yaitu :

1.     Asuhan yang berkesinambungan (Continuity care)
2.     Asuhan yang berpusat pada keluarga (family centered care)
3.     Penyuluhan dan konseling sebagai bagian dari asuhan
4.     Asuhan yang bersifat non-intervensi
5.     Fleksibel atau Keluwesan dalam memberikan asuhan
6.     Asuhan yang partisipatif.
7.     Pembelaan atau advokasi konsumen.
8.     Waktu

       Asuhan yang berkesinambungan
Yaitu asuhan yang diberikan seorang bidan terhadap klien / pasien mulai dari prakonsepsi, masa kehamilan, nifas dan KB. Asuhan berkesinambungan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri,kolaborasi atau rujukan.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga,sesuai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.


  Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu,keluarga dam masyarakat yang meliputi upaya peningkatan,pencegahan,penyembuhan dan pemulihan pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi:
1.     Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
2.     Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
3.     Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan,juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertical atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

       Keluarga Sebagai Pusat Asuhan
Dalam paradigma asuhan kebidanan keluarga merupakan lingkungan psikososial,dimana keluarga dapat menunjang kehidupan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada seorang Ibu sepanjang siklus hidupnya yang tentunya akan mempengaruhi keadaan kehamilannya terhadap seorang ibu hamil dan janinnya.
       AsuhanPartisipasi
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian,evaluasi dan perencanaan pasien. Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik,misalnya palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengar denyut jantung.
Asuhan yang partisipatif dibahasakan sebagai pilihan dan control dari siwanita yang dilayani (Choise and kontro; on the part of the woman). Hal ini dimaksud sebagai pengkajian dan merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama sipenerima dan sipemberi asuhan. Morten dkk (1991) mengidentifikasikan 3 komponen tambahan disamping ke 8 konsep yang dikemukakan oleh Lherman.

 Ke-3 komponen tambahan yang dimaksud yaitu :
1.     TeknikTerapeutik
Teknik terapeutik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan atau mendorong pertumbuhan dan penyembuhan. Hal ini diukur dengan indicator : mendengarkan secara aktif, penyelidikan atau mengakaji,klarifikasi,humor,sikap tidak menghakimi,mendorong,mempermudah dan memberikan izin.

2.     Pemberdayaan (Enpowerment)
Pemberdayaan adalah suatu proses memberi power kekuatan dan penguatan. Bidan melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan energy dan sumber dari dalam diri klien. Indikatornya antara lain : Penguatan /penegasan (affirmation),memvalidasi,menyakinkan kembali,dukungan (support).

3.     Hubungan dengan sesama (Lateral Relationship )
Bidan menjalin hubungan yang baik dengan klien,bersikap terbuka (self of openness),saling menghargai (mutual regards) sejalan dengan klien persamaan posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan antar bidan dan klien sehingga Nampak akrab.
Misalnya ; Sikap empati atau sebagai pengalaman / perasaan.
Hubungan lateral diartikan sebagai : bidan meningkatkan interaksi yang mempunyai ciri keterbukaan (self of openness),saling menghargai ( mutual regard), persamaan posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan diantara bidan dan klien, indicator hubungan lateral adalah : kesejajaran,empati,berbagai pengalaman/perasaan.
Lehrman dan Morten et al memberikan suatu model praktik kebidanan secara jelas menunjukkan era praktik kebidanan.


Contoh Kasus Ela Joy Lerhman

            Pada tanggal 11 November 2015 pukul 09.30 ibu Maya melakukan pemeriksaan kehamilan yang memasuki bulan ke-7 ke Bidan Dina beliau ( ibu Maya ) curhat kepada Bidan Dina mengenai proses kehamilanya ibu Maya puas sekali dengan pelayanan dan informasi yang yang di berikan Bidan Dina.
\           Ibu Maya mengaku bahwa bidan Dina menjadi pendengar dan pemberi solusi yang baik dan Bidan Dina menciptakan suasana yang nyaman saat memberikan solusi.













BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN


a.      Ernestine Wiedenbach
Dalam Teori Ernestine Wiedenbach terdapat 5 konsep model asuhan kebidanan yaitu:
1.     The agent                     : perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lain
2.      The recipient              : wanita, keluarga, masyarakat
3.      The goal                     : goal dari intervensi (tujuan)
4.      The means                  : metode untuk mencapai tujuan
5.      The framework           : kerangka kerja (organisasi sosial, lingkungan sosial, dan professional)

Serta terdapat 4 tahap untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan antara lain :

a.          Identifikasi kebutuhan klien
b.           Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang dibutuhkan
c.          Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang dibutuhkan
d.           Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien


b.   Ela Joy Lerhman
Penerapan dalam teori Ela Joy Lerhman dalam teori ini menjelaskan tentang asuhan kebidanan yang berperan dalam pelayanan pada masa anternatal.
Mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang komperensif dan memberikan nasehat dalam pelayan kebidanan tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan.
Untuk pengkajian dan merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama sipenerima dan pemberi asuhan.
















DAFTAR PUSTAKA


Sujianti, Susanti, 2009. Konsep Kebidanan, Mulia medika, Yogyakarta
Lutfiati, Choiriatu, 2012. Teori - teori Kebidanan, Blogger

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu, Jakarta, 2007
 Sarwono P. Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2007.
 Syofyan,Mustika,et all. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan
 Cetakan ke-III Jakarta: PP IBI.2004
 Depkes RI Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan. Konsep kebidanan,Jakarta.199
 http//ifamidwife.wordpress.com/2007/11/09/model-dalam-asuhan-kebidanan








MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
TEORI KEBIDANAN MENURUT   ERNESTINE WIEDENBACH DAN ELA JOY LERHMAN


DOSEN PENGAMPU: HARTINI S.SIT,M.P.H



https://fairuzelsaid.files.wordpress.com/2010/03/logo-unriyo-warna.jpg?w=584
DI SUSUN OLEH:
1.      SUNA DIAH YULIANTI ( 15150050 )
2. MARCELLINA STEFFI ( 15150055 )
3. IS MAYA ( 15150060 )
4. PONI HARDYANTI ( 15150063 )
5. ERLINA DOMINGOS PEDROSO ( 15150068 )
6. DINA AMBARWATI ( 15150074 )

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TA 2015/2016

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik Makalah ini disusun  guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep kebidanan yang di ampu oleh HARTINI S.SIT,M.P.H selaku dosen di Uniresitas Respati Yogyakarta
Dengan demikian makalah ini kami buat ,tentunya dengan besar harapan dapat bermanfaat. Namun tidak menutup kemungkinan,makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan untuk kepentingan proses peningkatan ilmu pengetahuan kesehatan.



































DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………...….
Daftar Isi…………………………………………………………………………...……
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang…………………………………………………………....………
B.    Rumusan Masalah………………………………………………………....……...
C.    Tujuan………………………………………………………………………….....
D.     Manfaat……………………………………………………………………….......
BAB II : PEMBAHASAN
A.    Teori Ernestine Wiedenbach
      a. Sejarah kehidupan Ernestine Wiedenbach………………………………………..
           b.Penerapan Konsep Model KebidananKebidanan...................................................................
B. Teori Ela Joy Lerhman
     a. Sejarah Teori Ela Joy Lerhman..............................................................
     b. Tahapan Teori Ela Joy Lerhman.................................................................................
BAB III : PENUTUP
A.    Kesimpulan……………………………………………………………………..
a. Teori Ernestine Wiedenbach
b. Teori Ela Joy Lerhman
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………....



















BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar belakang

Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran yang dalam.
Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik perhatiannya.
Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide  yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan bidang masing-masing.
Salah satu konsep atau teori tersebut adalah teori dari Ernestine Wiedenbach. Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoris di bidang keperawatan. Ia berkualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan menjadi nurse-midwife pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah kolaborasi dengan filsuf Dickoff dan James tahun 1960 ( Dickoff et al.,1992 a dan b ) ketika ia menjadi mahasiswa di Yale University School of Nursing. Namun masih banyak sebagian orang yang belum mengetahui teori tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan memberikan penjelasan mengenai teori yang dikemukakan oleh Ernestine Wiedenbach.

B.      Rumusan masalah

1.      Bagaimana  Ernestine mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasinya dalam praktek keperawatan?

C.      Tujuan pembuatan makalah

Didalam pembuatan makalah ini terdapat beberapa tujuan yaitu :

1.      Untuk mengetahui lebih dalam tentang teori Ernestine Wiedenbach.
2.     Untuk memahami konsep-konsep model kebidanan menurut teori Ernestin Wiedenbach.
3.     Serta untuk memahami tahap-tahap untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan Ernestine Wiedenbach.

D.     Manfaat pembuatan makalah

Diharapkan pembaca, khususnya calon bidan dapat mengetahui dan mengaplikasikan teori dari Ernestine Wiedenbach







BAB II
PEMBAHASAN


A.    TEORI ERNESTINE WIEDENBACH

a.       Sejarah kehidupan Ernestine Wiedenbach

            Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoris di bidang keperawatan. Ia berkualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan menjadi nurse-midwife pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah kolaborasi dengan filsuf Dickoff dan James tahun 1960 ( Dickoff et al.,1992 a dan b ) ketika ia menjadi mahasiswa di Yale University School of Nursing.
            Ernestine Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek yang mempersiapkan persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick Read. Wiedenbach mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasi dalam praktik.

      b.        Penerapan Konsep Model Kebidanan Menurut Teori Ernestine Wiedenbach
            Menurut Teori Ernestine Wiedenbach konsep model kebidanan dibagi menjadi 5, yaitu :
1.      The Agents
Empat elemen dalam ”clinical nursing” yaitu:
ELEMEN
PENJELASAN
Filosofi
Cara yang ditempuh seseorang dalam memikirkan hidup dan
bagaimana kepercayaan mereka mempangaruhi mereka.
Tujuan
Sasaran di mana perawat bermaksud mencapai akhir daritindakan yang diambil. Semua aktivitas dimaksudkan untuk mencapai agar sesuatuhal menjadi semakin baik.
Praktik
Tindakan di mana perawat melaksanakan sesuatu dalam
rangka memelihara kebutuhan pasien
Seni
Kemampuan untuk memahami kebutuhan klien, dan mampu mengembangkan suatu intuisi dalam hubungan dengan aktivitas mereka





Selain itu penerapan dari tiga poin dasar dalam filosofi keperawatan/ kebidanan menurut ernestine yaitu:
a.      Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan, maksud dari teori tersebut, bahwa setiap tenaga kesehatan terutama bidan harus menghargai setiap proses kehamilan yang di inginkan serta tetap mempertahankan dan mensupport kehamilan yang tidak diingikan individu.
b.      Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan individualisme pada setiap orang. Bahwa setiap bidan harus menghargai proses fisiologi dan psykologi  seorang ibu yang sedang hamil.  Sebagai seorang bidan, kita tidak di wajibkan mengeluh atas dampak fisiologi yang sedang di alami seorang ibu hamil. Bidan senantiasa mendampingi proses persalinan seorang ibu hamil atau klien.
c.       Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain. Bahwa setiap bidan dalam melakukan praktik kebidanan harus mengembangkan  pengetahuannya secara terus menerus sesui dengan kemajuan yang terjadi.

2.      The Recipient
Perawat/bidan memberikan intervensi kepada individu disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan masing-masing.Dalam melakukan tindakan seorang bidan harus mengumpulkan data terlebih dahulu sehingga bidan dapat mengetahui apa saja yang di butuhkan seorang ibu hamil dan riwayat kesehatan  seorang klien sehingga bidan dapat melakukan perencanaan untuk mencegah terjadinya sesuatu di kemudian hari.

3.      The Goal/Purpose
Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum menemukan tujuannya. Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka bidan dapat memperkirakan goal yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis yang berbeda dari kebutuhan yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis. Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien, seorang bidan harus menggunakan mata, telinga, tangan, serta pikirannya untuk mengumpulkan data dalam mencapai tujuan.




4.      The Means
Penerapan  tujuan dari asuhan kebidanan Wiedenbach  yaitu :
a.       Identifikasi kebutuhan klien, sebelum menentukan tindakan atau memberikan intervensi, seorang bidan harus melakukan pengumpulan data yang berupa riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, riwayat pernikahan klien.
b.      Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang dibutuhkan. Seorang bidan memberikan asuhan dukungan perencanaan untuk menemukan pertolongan yang tepat kepada klien. Misal seorang klien ingin melakukan KB. Maka seorang bidan dapat memberikan obat serta penanganan yang tepat.
c.       Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang dibutuhkan. Bahwa setiap bidan mendampingi klien post maupun pasca kehamilan. Misal ada seorang klien pasca melahirkan, jika pasien belum sanggup melakukan aktifitas sendiri, seorang bidan wajib mendampingin klien sesuai kebutuhannya, seperti membantu personal hyginenya.
d.      Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Seorang bidan membangun komunikasi dengan klien dan keluarga klien agar dapat mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang sesuai  untuk klien

Untuk bisa membantu pasien, bidan harus mempunyai :
a.       Pengetahuan, agar seorang bidan mampu  memahami kebutuhan dan kelainan-kelainan  pada klien
b.      Penilaian, seorang bidan mampu mengambil keputusan dalam memberikan tindakan kepada klien
c.       Ketrampilan, seorang bidan memiliki ketrampilan untuk memenuhi kebutuhan pasien.

5.      Framework
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi, dan profesional. Bahwa dalam kehidupan sehari-hari bidan tidaklah bekerja sendiri namun ia juga memerlukan tenaga kesehatan yang lainnya atau di sebut managemen tea







B. Teori Ela Joy Lehrman


a.      Sejarah Teori Ela Joy Lehrman

Telah dilakukan banyak penelitian untuk mempelajari isi dan proses dari pemeriksaan antenatal. Robin dan Robinson 1985 mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang komperehensif dan memberikan nasehat dalam pelayanan kebidanan,seperti waktu pemeriksaan perut dan memberikan nasehat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan. Mereka mempelajari sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya dalam semua aspek dari perannya member asuhan ibu bersalin. Macintyre (1980) dalam observasinya menemukan perbedaan antara rhetoric resmi antara nilai asuhan antenatal dan corak asuhan yang impersonal yang dialami seorang ibu di klinik spesialis. Lehrman mengidentifikasikan konsep yang menggaris bawahi asuhan antenatal yang diberikan.
Di Inggris dan tempat lain,dilakukan sejumalah penelitian terhadap kehamilan dan perawatan antenatal (Field,1990). Robinson dkk., (1983 dan 1985) dalam teorinya tentang kebidanan mengemumukan secara komperehensif ilmu pengobatan dan pekerjaan seorang bidan,seperti pemeriksaan perut,cara menyusui yang benar,serta perawatan kesehatan selama masa kehamilan.
Dalam pembelajaran ilmu kebidanan diperlukan demonstrasi supaya mahasiswa bias melakukan  praktik/latihan tentang perawatan pada wanita usia subur dan membedakannya dengan nilai-nilai dari perawatan antenatal itu sendiri ditinjau dari segi sesialisasi obstetric. Hubungan antara factor resiko, efektivitas perawatan atenatal,dan factor psikis ibu hamil memegang peranan penting pada pola perawatan antenatal.
Dalam Model Haywards (1975), dijelaskan hubungan antara informasi,kecemasan,dannyeri. Untuk memahami konsep ini,Haywards telah mengidentifikasi beberapa indicator dengan langkah-langkah penggunaan analgesic dan skala tingkat nyeri yang dialami seorang individu. Robinsondkk.,(1983) melakukan penelitian pada beberapa klien dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang bias memberikan informasi tentang tanggung jawab seorang bidan. Tipe informasi kuantitatif ini merupakan cara yang paling tepat untuk memonitor perkembangan kemampuan seorang Bidan.

 Tapi walaupun demikian,kemampuan tersebut harus dapat dituangkan kedalam praktik. Konsep yang digaris bawahi oleh Lehrman (1981) dan Morton dkk (1919) merupakan hasil penelitian.  Jika konsep kebidanan tersebut sudah dimengerti maka langsung bias diinformasikan pada saat belajar seperti yang telah dilakukan oleh Robinson dkk (1983) serta sangat memungkinkan untuk menjelaskan perbedaan secara kualitatif antara pengalaman seorang ibu dan konsep-konsep keperawatan yang diterapkan oleh seorang bidan dalam pekerjaannya.
Lherman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh Bidan di klinik yang dipimpin oleh Bidan di Amerika. Lherman dan Morton berusaha mencari jawaban atas pertanyaan :
       apa yang membuat asuhan kebidanan itu penting?
        Komponen asuhan prenatal apa saja yang diberikan Bidan?







b.      Konsep Teori Ela Joy Lerhman

             Lherman menemukan adanya delapan konsep dari falsafah yang menggaris bawahi pelayanan antenatal yang diberikan oleh Bidan di Amerika,yaitu :

1.     Asuhan yang berkesinambungan (Continuity care)
2.     Asuhan yang berpusat pada keluarga (family centered care)
3.     Penyuluhan dan konseling sebagai bagian dari asuhan
4.     Asuhan yang bersifat non-intervensi
5.     Fleksibel atau Keluwesan dalam memberikan asuhan
6.     Asuhan yang partisipatif.
7.     Pembelaan atau advokasi konsumen.
8.     Waktu

       Asuhan yang berkesinambungan
Yaitu asuhan yang diberikan seorang bidan terhadap klien / pasien mulai dari prakonsepsi, masa kehamilan, nifas dan KB. Asuhan berkesinambungan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri,kolaborasi atau rujukan.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga,sesuai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.


  Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu,keluarga dam masyarakat yang meliputi upaya peningkatan,pencegahan,penyembuhan dan pemulihan pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi:
1.     Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
2.     Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
3.     Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan,juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertical atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

       Keluarga Sebagai Pusat Asuhan
Dalam paradigma asuhan kebidanan keluarga merupakan lingkungan psikososial,dimana keluarga dapat menunjang kehidupan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada seorang Ibu sepanjang siklus hidupnya yang tentunya akan mempengaruhi keadaan kehamilannya terhadap seorang ibu hamil dan janinnya.
       AsuhanPartisipasi
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian,evaluasi dan perencanaan pasien. Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik,misalnya palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengar denyut jantung.
Asuhan yang partisipatif dibahasakan sebagai pilihan dan control dari siwanita yang dilayani (Choise and kontro; on the part of the woman). Hal ini dimaksud sebagai pengkajian dan merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama sipenerima dan sipemberi asuhan. Morten dkk (1991) mengidentifikasikan 3 komponen tambahan disamping ke 8 konsep yang dikemukakan oleh Lherman.

 Ke-3 komponen tambahan yang dimaksud yaitu :
1.     TeknikTerapeutik
Teknik terapeutik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan atau mendorong pertumbuhan dan penyembuhan. Hal ini diukur dengan indicator : mendengarkan secara aktif, penyelidikan atau mengakaji,klarifikasi,humor,sikap tidak menghakimi,mendorong,mempermudah dan memberikan izin.

2.     Pemberdayaan (Enpowerment)
Pemberdayaan adalah suatu proses memberi power kekuatan dan penguatan. Bidan melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan energy dan sumber dari dalam diri klien. Indikatornya antara lain : Penguatan /penegasan (affirmation),memvalidasi,menyakinkan kembali,dukungan (support).

3.     Hubungan dengan sesama (Lateral Relationship )
Bidan menjalin hubungan yang baik dengan klien,bersikap terbuka (self of openness),saling menghargai (mutual regards) sejalan dengan klien persamaan posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan antar bidan dan klien sehingga Nampak akrab.
Misalnya ; Sikap empati atau sebagai pengalaman / perasaan.
Hubungan lateral diartikan sebagai : bidan meningkatkan interaksi yang mempunyai ciri keterbukaan (self of openness),saling menghargai ( mutual regard), persamaan posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan diantara bidan dan klien, indicator hubungan lateral adalah : kesejajaran,empati,berbagai pengalaman/perasaan.
Lehrman dan Morten et al memberikan suatu model praktik kebidanan secara jelas menunjukkan era praktik kebidanan.


Contoh Kasus Ela Joy Lerhman

            Pada tanggal 11 November 2015 pukul 09.30 ibu Maya melakukan pemeriksaan kehamilan yang memasuki bulan ke-7 ke Bidan Dina beliau ( ibu Maya ) curhat kepada Bidan Dina mengenai proses kehamilanya ibu Maya puas sekali dengan pelayanan dan informasi yang yang di berikan Bidan Dina.
\           Ibu Maya mengaku bahwa bidan Dina menjadi pendengar dan pemberi solusi yang baik dan Bidan Dina menciptakan suasana yang nyaman saat memberikan solusi.













BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN


a.      Ernestine Wiedenbach
Dalam Teori Ernestine Wiedenbach terdapat 5 konsep model asuhan kebidanan yaitu:
1.     The agent                     : perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lain
2.      The recipient              : wanita, keluarga, masyarakat
3.      The goal                     : goal dari intervensi (tujuan)
4.      The means                  : metode untuk mencapai tujuan
5.      The framework           : kerangka kerja (organisasi sosial, lingkungan sosial, dan professional)

Serta terdapat 4 tahap untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan antara lain :

a.          Identifikasi kebutuhan klien
b.           Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang dibutuhkan
c.          Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang dibutuhkan
d.           Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien


b.   Ela Joy Lerhman
Penerapan dalam teori Ela Joy Lerhman dalam teori ini menjelaskan tentang asuhan kebidanan yang berperan dalam pelayanan pada masa anternatal.
Mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang komperensif dan memberikan nasehat dalam pelayan kebidanan tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan.
Untuk pengkajian dan merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama sipenerima dan pemberi asuhan.
















DAFTAR PUSTAKA


Sujianti, Susanti, 2009. Konsep Kebidanan, Mulia medika, Yogyakarta
Lutfiati, Choiriatu, 2012. Teori - teori Kebidanan, Blogger

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu, Jakarta, 2007
 Sarwono P. Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2007.
 Syofyan,Mustika,et all. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan
 Cetakan ke-III Jakarta: PP IBI.2004
 Depkes RI Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan. Konsep kebidanan,Jakarta.199
 http//ifamidwife.wordpress.com/2007/11/09/model-dalam-asuhan-kebidanan





Tidak ada komentar:

Posting Komentar