MAKALAH “OSMOSIS, DIFUSI DAN
TRANSPORT AKTIF “
Dosen Pembimbing :Maratusholikhah Nurtyas SST
Disusun
Oleh : Kelompok 1 D3 Kebidanan
Kelas
: A12.2
1. Wulan
Maulina T.K (15150048)
2. Zulfiah
Andrianti Abdulsalam (15150052)
3. Isca
Verawaty Naibaho (15150053)
4. Marceluna Stefi (15150055)
5. Paulina Lambu (15150056)
6. Maria
Kristina Bunga (15150057)
7. Leni
Andriwi (15150064)
8. Desti
Asri Lusiana (15150070)
9. Viktoria liwung
(15150073)
10. Ririn (15150049)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015/2016
Jalan Laksda Adisucpto km 6,3
Yogyakarta Tempel, Condong Catur, Depok,Sleman 55821 Webside:www.respati.ac.id
email:unriyo@respati.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah,segala
puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya,serta shalawat
dan salam pada Rasulallah Muhammad SAW,sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah berjudul “OSMOSIS,DIFUSI DAN TRANSPORT AKTIF”. Makalah”“OSMOSIS, DIFUSI
DAN TRANSPORT AKTIF” ini di susun sebagai pemenuhan tugas Keterampilan Dasar
Kebidanan 1.
Dalam penulisan makalah ini penulis
mengucapkan banyak terimakasih terhadap berbagai pihak yang telah membantu penulisan makalalh ini:
selaku dosen pengampu mata kuliah keterampilan
kebidanan 1.
2.
Seluruh kelompok 1 yang dapat bekerja sama dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan
maklah ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran sera kritik
yang membangun demi kesempurnaan makalah “OSMOSIS,DIFUSI DAN TRANSPORT AKTIF”
ini. Penulis berharap semoga penyusunan makalah “OSMOSIS, DIFUSI DAN TRANSPORT
AKTIF” ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi para calon tenaga
kesehatan, para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis serta menjadi
referansi untuk makalah-makalah selanjutnya.
Yogyakarta,14
September 2015
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian osmosis
B. Pengertian Difusi
C. Pengertian Transport Aktif
BAB II PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.Osmosis
Diagram yang
menggambarkan peristiwa osmosis
Osmosis adalah
perpindahan molekul air melalui selaput semipermiabel selektif dari bagian yang
lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat
ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien
tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat
dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel
selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding
dengan tekanan turgor. Tekanan
osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis adalah suatu topik yang
penting dalam biologi karena
fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan
ke luar sel.
Faktor yang mempengaruhi Osmosis :
1. Ukuran
molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang
membran akan meresap dengan lebih mudah.
2. Keterlarutan
lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat
daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
3. Luas
permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan
membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu
molekul berkadar songsang dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan
satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis adalah
lebih cepat.
5. Suhu:
Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih
cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Osmosis
merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana air
lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit . Osmosis sangat
ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air , yang menggambarkan
kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air
akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, di bawah
kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah, terutama per berat
gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia zat
terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat
terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi
kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).Osmosis
adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan kedalam sel-sel
endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler,
air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain
air,molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati
membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika
konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai
keseimbangan(Anonim, 2009).Struktur dinding sel dan membran sel berbeda.
Membran memungkinkan molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut;
dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya. Memang membran
sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang tegar
itulah yangmenimbulkan tekanan. Sel hewan tidak mempunyai dinding, sehingga
bila timbultekanan didalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti yang terjadi
saat sel darahmerah dimasukkan dalam air. Sel yang turgid banyak berperan dalam
menegakkantumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury, 1995).Prinsip osmosis:
transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensirendah) solution menuju
hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasihypertonic solution kita beri
tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed
osmosis).Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut
sebagai osmotic press.Jika dijelaskan sebagai konseptermodinamika, osmosis dapat
dianalogikan sebagai proses perubahan entrropi.Komponen solvent murni memiliki
entropi rendah, sedangkan komponen berkandunagn solut tinggi memiliki entropi
yg tinggi juga. Mengikuti Hukum TermoII: setiap perubahan yang terjadi selalu
menuju kondisi entropi maksimum, makasolvent akan mengalir menuju tempat yg
mengandung solut lebih banyak, sehinggatotal entropi akhir yang diperoleh akan
maksimum.Solvent akan kehilangan entropi,dan solut akan menyerap entropi.
"Orang miskin akan semakin miskin, sedang yangkaya akan semakin
kaya". Saat kesetimbangan tercapai, entropi akan maksimum, ataugradien
(perubahan entropi terhadap waktu) = 0. Ingat: pada titik ekstrim, dS/dt =
0(Wibosono, 2009)
GAMBAR OSMOSIS
2.DIFUSI
Difusi pada membran
sel.
Difusi adalah peristiwa
mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan
terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada
perbedaan konsentrasi.
Contoh yang sederhana adalah pemberian gulapada cairan teh tawar. Lambat laun
cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap
air dari cerek yang
berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi
adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari
sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
Ada
beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
- Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
- Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
- Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
- Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
- Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.[2]
Difusi dan biologi
Dalam
mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak
diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah
difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi
khusus.
Difusi
biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic
atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran
plasma yang terbuat
dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan
energi atau ATP
(Adenosine Tri-Phosphate).
Difusi
khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic
atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang
memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam
perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak
dapat melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur
dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.
9.
TRANSPOR
AKTIF
Pompa natrium-kalium adalah contoh transpor aktif.
Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan
yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan memasukkan ion –ion dan molekulmelalui membran
sel yang bersifat permeabel dengan tujuan memelihara
keseimbangan molekul kecil di dalam sel. Transpor aktif dipengaruhi oleh
muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan listrik ini ditentukan
oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin (Cl-). Keluar masuknya ion Na+ dan
K+ diatur oleh pompa natrium-kalium.[1]Transpor aktif dapat berhenti jika
sel didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi.
Transpor
aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran, dimana di dalam
molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport aktif dimulai dengan
pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan menempati situs pengikatan pada
protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada
membran yang sebelumnya membuka ke arah dalam sel menjadi membuka ke bagian
luar sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari
protein integral menuju ke luar sel.Kemudian dari luar sel, dua ion K+
menempati situs pengikatan di protein integral. Bentuk protein integral
berubah, dari sebelumnya membuka ke arah luar menjadi membuka ke arah dalam sel
dan ion kalium dilepaskan ke dalam sel.
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Difusi dan
osmosis merupakan transpor pasif zat. Selain difusi dan osmosis juga ada difusi
terfasilitasi yang juga merupakan transpor pasif.
2. Difusi
adalah pergerakan zatdari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah tanpa
memerlukan energi.
3. Osmosis
adalah pergerakan zat melalui membran dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah tanpa memerlukan energi.
4. Faktor-faktor
yang mempengaruhi difusi adalah temperatur, ukuran molekul, berat molekul,
gradien konsentrasi, luas permukaan membran, kelarutan, dan jarak tempat
berlangsungnya difusi.
5. Faktor-faktor
yang mempengaruhi osmosis adalah temperatur, zat terlarut, luas permukaan,
jarak zat terlarut dan pelarut, ukuran molekul, dan tebal membran.
DAFTAR PUSTAKA
Annur. H dan H, H Santoso, 2008, Analisa Temperatur
Pad Proses Difusi Obat Dalam Membran
Dengan Metode Deferensial Parabotik Untuk Mendeteksi Sinyal Fotokuastik, Jurnal Ilmiah GIGA, Vol. 11, No. 3, Hal:
45-56.
Alkatiri, S. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Airlangga
University Press: Surabaya
Keenan,
Donald, dan Jesse. 1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar