Selasa, 07 Juni 2016

MAKALAH PSIKOLOGI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA PERSALINAN




MAKALAH
PSIKOLOGI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA PERSALINAN
Di Susun Oleh:

1.      Isca Verawaty  N          (15150053)
2.      Isnila Rosa                     (15150054)
3.      Paulina Lambu              (15150056)
4.      Maria Kristina B          (15150057)
5.      Emelinda Tma’isan      (15150058)
6.      Putri Riwa Arinda        (15150059)
7.      Is Maya                           (15150060)
8.      Ana Irma Juliana S      (15150061)
9.      Elisaneth Tuti P             (15150062)
10. Poni Hardiyanti                        (15150063)
11. Leni Andriwini              (15150064)
12. Engga Widianti  N        (15150065)
13. Nova Valentina             (15150066)
14. Restu Surya ningsih     (15150067)








KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan petunjuknya sehingga makalah “PSIKOLOGI PADA MASA PERSALINAN” dapat diselesaikan sebagai mana mestinya meskipun dalam bentuk yang sederhana dan masih terdapat kekurangan yang masih memerlukan perbaikan seperlunya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian makalah ini tidak dapat kami selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu patutlah kiranya kami sampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Untuk itu semoga makalah yang Kami buat ini dapat bermanfaat untuk kita semua penggunanya.





Yogyakarta, 17  /05/ 2016

.........................................




DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................
Daftar Is......................................................................................................................................
Bab  I  Pendahuluan...................................................................................................................
1.1     Latar Belakang........................................................................................................
1.2     Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3     Tujuan......................................................................................................................
1.4     Manfaat....................................................................................................................

Bab II Pembahasan....................................................................................................................
            2.1 Pengertian Persalinan..............................................................................................
            2.2 Perubahan Psikologi Pada Masa Persalinan.........................................................
            2.3 Penyebab Gangguan Psikologi pada Ibu Bersalin................................................
                   2.4 Cara Pencegahan Gangguan Psikologi Pada Ibu Bersalin...................................
                   2.5 Komunikasi Teurapetik...........................................................................................
                   2.6 Kasus.........................................................................................................................
       Bab III Penutup..........................................................................................................................
            3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
            3.2 Saran..........................................................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................................................









BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Sekarang disadari bahwa penyakit dan komplikasi obstetrik tidak semata-mata disebabkan oleh gangguan organik. Beberapa diantaranya ditimbulkan atau diperbuat oleh gangguan psikologik. Latar belakang timbulnya penyakit dan komplikasi dapat dijumpai dalam berbagai tingkat ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikoseksual dalam rangka kesanggupan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan situasi tertentu yang sedang dihadapi, dalam hal ini khususnya kehamilan, persalinan dan nifas. Karena rasa nyeri dalam persalinan sejak zaman dahulu sudah menjadi pokok pembicaraan diantara wanita, maka banyak calon ibu menghadapi kehamilan dan kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas. Tidaklah mudah untuk menghilangkan rasa takut yang sudah berakar dalam itu, akan tetapi dokter dan bidan dapat berbuat banyak dengan membantu para wanita yang disinggapi perasaan takut dan cemas. Sejak pemeriksaan kehamilan pertama kali dokter atau bidan harus dengan kesabarannya meyakinkan calon ibu bahwa kehamilan dan persalinan adalah hal yang normal dan wajar. Dia tidak hanya harus menimbulkan kepercayaan, akan tetapi harus pula menimbulkan anggapan pada wanita yang bersangkutan bahwa ia seorang kawan yang ahli dalam bidangnya dan yang sungguh-sungguh berkeinginan mengurangi rasa nyerinya serta menyelamatkan ibu dan anak. Perubahan psikologis keseluruhan seorang wanita yang sedang mengalami persalinan sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi yang ia terima selama menghadapi persalinan, dukungan yang diterima wanita dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga dan pemberi perawatan.

1.2    Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian gangguan psikologi pada masa persalinan?
2. Apa perubahan psikologi pada masa persalinan?
3. Apa penyebab gangguan psikologi pada ibu bersalin?
4. Bagaimana cara pencegahan gangguan psikologi pada ibu bersalin?
5. Apa yang dimaksud dengan komunikasi teraupetik?


1.3    Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian gangguan psikologi pada masa persalinan.
2. Untuk mengetahui perubahan psikologi pada masa persalinan.
3. Untuk mengetahui penyebab gangguan psikologi pada ibu bersalin.
4. Untuk mengetahui cara pencegahan gangguan psikologi pada ibu bersalin.
5. Untuk mengetahui apa itu komunikasi teraupetik.

1.4    Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa dalam menangani gangguan psikologi ibu hamil pada masa persalinan.
2. Makalah ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu pengetahuan serta menjadi salah satu  bacaan yang bermanfaat.









                                                                  



BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Persalinan
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan.
Persalinan normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan yang mencakup pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban, dengan presentasi kepala (posisi belakang kepala), dari rahim ibu melalui jalan lahir (baik jalan lahir lunak maupun kasar), dengan tenaga ibu sendiri (tidak ada intervensi dari luar).

2.2    Perubahan Psikologi pada Masa Persalinan
Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan , baik fisik maupun psikologis. Begitu juga pada ibu bersalin, perubahan psikologis pada ibu bersalin wajar terjadi pada setiap orang namun ia perlu memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ia dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya sehingga ia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan. 



a.    Perubahan psikologis pada kala 1
Beberapa keadaan dapat terjdi pada ibu dalam persalinan,trauma bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang di maksud    adalah:
1.    Perasaan tidak enak.
2.    Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang di hadapi.
3.  Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain  apakah persalinan berjalan normal 
4.    Menganggap persalinan sebagai cobaan.
5.    Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolong.
6.    Apakah bayi normal apa tidak.
7.    Apakah ia sanggup merawat bayinya.
8.    Ibu cemas.
b.    Perubahan psikologis ibu saat persalinan
1.    Fase laten
            Pada fase ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi. Biasanya ia ingin berbicara, perlu ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan dan menciptakan kontak mata. Pada wanita yang dapat menyadari bahwa proses ini wajar dan alami akan mudah beradaptasi dengan keadaan tersebut.
2. Fase aktif
Saat kemajuan persalinan sampai pada waktu kecepatan maksimum  rasa khawatir wanita menjadi meningkat. Kontraksi semakin kuat dan fekuensinya lebih sering sehingga wanita tidak dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan lebih serius. Wanita tersebut menginginkan seseorang untuk mendampinginya karena dia merasa takut tidak mampu beradaptasi dengan kontraksinya.






2.3    Penyebab Gangguan Psikologi pada Ibu Bersalin
a.    Perubahan hormon
Perlu diketahui, ketika mengandung bahkan setelah melahirkan terjadi "fluktuasi" hormonal dalam tubuh. Hal inilah yang antara lain menyebabkan terjadinya gangguan psikologis pada ibu yang baru melahirkan.

b.    Kurangnya persiapan mental
Yang dimaksud di sini adalah kondisi psikis atau mental yang kurang dalam menghadapi berbagai kemungkinan seputar peran ganda merawat bayi, pasangan, dan diri sendiri. Terutama  hal-hal baru dan "luar biasa" yang bakal dialami setelah melahirkan. Ini tentunya dapat menimbulkan masalah. Penderitaan fisik dan beban jasmaniah selama berminggu-minggu terakhir masa kehamilan itu menimbulkan banyak gangguan psikis dan pada akhirnya meregangkan jalinan hubungan ibu dan anak yang semula tunggal dan harmonis. Maka beban inilah yang menjadi latar belakang dari impuls-impuls emosional yang diwarnai oleh sikap permusuhan terhadap bayinya. Lalu ibu tersebut mengharapkan jika bayi yang dikandungnya untuk segera dikeluarkan dari rahimnya.

c.    Keinginan narsistis
Keinginan yang narsistis ini cenderung menolak kelahiran bayinya, dan ingin mempertahankan bayinya selama mungkin di dalam kandungan. Peristiwa ini disebabkan oleh: Fantasi tentang calon bayinya yang akan menjadi objek kasih saying dan beban fisik oleh semakin membesarnya bayi dalam kandungan.











2.4    Cara Pencegahan Gangguan Psikologi Pada Ibu Bersalin
Tugas penting atau yang paling utama dari seorang wanita dalam proses kelahiran bayinya, khusus pada periode permulaan (periode mulai melebarnya saluran vagina dan ujung uterus) ialah sebagai berikut:
a.    Sepenuhnya patuh mengikuti kekuatan-kekuatan naluriah dari dalam.
b.    Memberikan partisipasi sepenuhnya.
c.  Dengan kesabaran sanggup menderita segala kesakitan. Selanjutnya, jika proses kesakitan pertama-tama menjelang kelahiran itu disertai banyak ketegangan batin dan rasa cemas atau ketakutan yang berlebihan, atau disertai kecenderungan yang sangat kuat untuk bertingkah super aktif, dan mau mengatur sendiri proses persalinan maka proses kelahiran bayi bisa menyimpang dari pola normal dan spontan, serta prosesnya akan sangat terganggu (merupakan kelahiran yang abnormal).

2.5    Komunikasi Teurapetik       
a.    Pengertian komunikasi teurapetik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997). Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan klien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan klien, perawat membantu dan klien menerima bantuan.








Menurut Stuart dan Sundeen (dalam Hamid, 1996), tujuan hubungan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien meliputi:
1.    Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan terhadap diri.
2.    Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
3.   Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung dengan kapasitas untuk mencintai dan dicintai.
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistik.

b.    Tujuan komunikasi terapeutik    
Tujuan dari komunikasi terapeutik, yaitu:
             1.     Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selamam proses persalinan.
             2.     Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien. 
             3.   Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya. 

c.    Pendekatan komunikasi terapeutik.  
Pendekatan komunikasi terapeutik, seperti:
     1.     Menjalin hubungan yang mengenakkan (rapport) dengan klien
Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang positif. 
    2.     Kehadiran
Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif ketrampilan yang meliputi mengayasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total pada klien. Bila memungkinkan anjurkan pendamping untuk mengambil peran aktif dalam asuhan. 
   3.     Mendengarkan
Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien. 
  4.     Sentuhan dalam pendampinganklien yang bersalin. 
Komunikasi non verbal kadang-kadang lebih bernilai dari pada kata-kata. Sentuhan bidan terhadap klien akan memberi rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi. 
   5.     Memberi informasi tentang kemajuan persalinan.
Hal ini diupayakan untuk memberi rasa percaya diri bahwa klien dapat menyelesaikan persalinan. Pemahaman dapat mengerangi kecemasan dan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi apa yang akan terjadi.
6. Informasi yang diberikan diulang beberapa kali dan jika mungkin berikan secara tertulis
Memandu persalinan dengan memandu intruksi khusus tentang bernafas, berelaksasi dan posisi postur tubuh. Misalnya : bidan meminta klien ketika ada his untuk meneran. Ketika his menghilang, bidan mengatakan pada ibu untuk bernafas pajang dan rileks.
   7.  Mengadakan kontak fisik dengan klien
Kontak fisik dapat dilakukan dengan menggosok punggung, memeluk dan menyeka keringat serta membersihkan wajah klien.
      8. Memberikan pujian
Pujian diberikan pada klien atas usaha yang telah dilakukannya. 
9.Memberikan ucapan selamat pada klien atas kelahiran putranya dan menyatakan ikut berbahagia

Komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat persalinan dilaksanakan oleh bidan dengan sikap sebagai seorang tua dewasa, karena suatu ketika bidan harus memberikan perimbangan.

d.   Sikap komunikasi terapeutik
Lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik menurut Egan, yaitu:
1.      Berhadapan.
 Artinya dari posisi ini adalah “Saya siap untuk anda.
2.      Mempertahankan kontak mata.
 Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
3.      Membungkuk ke arah klien.
Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu.
4.      Mempertahankan sikap terbuka
Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
5. Tetap rileks.
Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon kepada klien.

2.6 K A S U S
SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA PERSALINAN DENGAN KASUS DISTOSIA BAHU

1.      Data subjektif
Padatanggal 17 april 2014
                   1.  Identitas        
                   Nama Istri         : Ny. salbiah                       Nama Suami     : Tn.abdullah
                   Umur                 : 28th                                 Umur                : 29th
                   Agama               : Islam                                Agama              : Islam
                   Suku                  : melayu                             Suku                 : Jawa
                   Pendidikan        : SMK                                Pendidikan       : SMU
                   Pekerjaan           : IRT                                  Pekerjaan          : karyawan
                   Alamat              :jl durian raya                     Alamat             : jl.durianraya
2.          Keluhan Utama
                   Ibu mengatakan hamil anak ketiga usia kehamilan 9 bulan, mengeluh mulas dan nyeri dipinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan air- air sejak tanggal 16 april 2014 pukul 02.00  WIB

3.        Pergerakanjanindalam 24 jam terakhir
                   Ibu mengatakan masih merasakan gerakan janin, gerakan aktif sebanyak 20 kali dalam 24 jam.

4.        Makandanminumterakhir
Ibumakanterakhirtanggal 16 Juni 2014pukul 20.30 WIB
Ibuseringminumterakhir 2gelas air putihpukul 20.35 WIB

5.        Eliminasi
BAB terakhir 1 x pada 16 Juni 2014pukul 23.30 WIB
BAK terakhir 1 x pada 16 Juni 2014 pukul 23.40 WIB



6.        Istirahat
                   Ibu mengatakan tidur malam selama 8 jam, tidur siang 1-2 jam sehari
7.        Psikologis       
                   Ibu mengatakan merasa cemas menghadapi persalinannya
           
II.  DATA OBYEKTIF

1.      KeadaanUmum :
BaikKesadaran : Compos mentis
2.      Tanda-tanda vital
            TD       : 120/80 mmHg
            RR       : 22 x/mnt
            Temp   : 370C
            Nadi    : 78 x/mnt
3.    Palpasi
- leopold 1 : TFU pertengahan pusat dan Px, pada fundus teraba 1 bagian yang lunak, tidak melenting dan kurang bundar yang berarti bokong
- leopold 2 : Pada perut bagian sebekah kiri teraba ada tahanan yang lebar yang berarti punggung dan sebelah kanan teraba bagian yang kecil- kecil yang berarti ekstrimitas
- Leopold 3 : Bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan melenting  yang berarti kepala
            - Leopold 4 :Bagian yang terbawahjaninsudahmasuk PAP (divergen)
            Mc Donald : 38 cm
            TBJ : (TFU – 11) x 155
            : (38 – 11) x 155
        :4185 gram
4..      Auskultasi
            DJJ terdengar 140x/menit, punctum maximum dibawah pusat sebelah kiri

6.      PemeriksaanDakam, pukul  03.00 WIB

Ø  - Vulva / Vagina          : Blood slym
Ø  - Dinding Vagina        : Terabarugei
Ø  - Promontorium           : Tidakteraba
Ø  - Portio                        : Lunak
Ø  - Serviks                      : Tipis, pembukaan 9 cm ,efficement : 90 %
Ø  - Ketuban                    : Sudahpecahsejakpukul 01.00 Wib
Ø  - Presentasi                  : Kepala, UUK kiridepan
Ø  - Penurunan                 : Hodge III (+), 1/5
Ø  - His                            : Ada
Ø  - Frekuensi                  : 3x dalam 10 menit
Ø  - Lamanya                   : 20 – 40 detik
           
III.             Analisa

1.           Diagnosa :
Ibu G2PIA0 hamil 38 minggu, janin hidup tunggal, intrauterin memanjang, presentasi kepala, inpartu kala I fase aktif
Dasar   : -         Ibu mengatakan hamil anak ketiga
-         Leopold 1 : TFU pertengahan pusat dan Px, pada fundus teraba bokong
-         Leopold II :Punggungkiri
-         Leopold III :Bagianbawahterabakepala
-         Leopold IV :Bagianterbawahjaninsudahmasuk PAP (divergen)
-         DJJ ada, frekuensi 140 x/ mnt
-         Pemeriksaandalam :Pembukaan : 9 cm, efficement : 90%, Ketuban : sudahpecah, Penurunankepala :Hodge III                             

2.           Masalah
Nyeriadanya his
Dasar : ibu nengatakan merasa mules dan nyeri pada  pinggang semakin sering

3.           Kebutuhan
-         Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan
-         Pengawasankala I denganpartograf

IV.              Rencana Management (Kala I)

1.           Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
2.           Libatkan keluarga dalam memberi dukungan psikologis pada ibu
3.           Lakukan pengawasan kala I dengan partograf
4.           Siapkan ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan
5.           Siapkan alat prtolongan  pada bayi baru lahir
6.           Penuhi kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologi ibu
7.           Ajarkan ibu teknik relaksasi dan cara mengedan
8.           Anjurkan ibu mencari posisi yang nyaman.
9.           Lakukan tindakan dengan teknik septik dan antiseptik 

Kala II, pukul 03.30  Wib
S :     -     Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan ingin mengedan
-         Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah.
         -         Ibu mengatakan merasa cemas menghadapi persalinannya

O :    -     His 4 x dalam10 menit, teratur lamanya > 40 detik
         -     DJJ 145 x/mnt, teratur
         -     Pengeluaran dari vagina blood slym yang makin banyak
         -     Keadaan kandung kemih kosong
         -     Inspeksi vulva membuka, anus mengembang, perinium menonjol
         -     Tanda Vital
                TD               : 120/80 mmHg
                RR               : 22 x/mnt
                N                  : 78 x/mnt
                S                  : 370C
A :    Diagnosa :
      Ibu G1IPIA0 hamil 38 minggu, janin hidup tunggal, intrauterin, memanjang,  presentasi kepala, ibu  inpartu kala II.
         Dasar :
               -         His 4 x/10 mng, lamanya> 40 detikteratur
-         Pada inspeksi tampak : vulva membuka, anus mengembang, perinium menonjol.

Masalah :DistosiaBahu
Dasar :
-           Kepala bayi telah lahir tetapi tetap berada divagina
-           Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi luar
-           Kepala bayi tersangkut di perinium, seperti masuk kembali kedalam vagina (Kepala kura-kura)

Kebutuhan :
-           Memberikan dukungan terus menerus pada ibu
-           Menjagakandungkemihtetapkosong
-           Memimpin meneran dan bernafas yang baik selama persalinan
-           Melakukanpertolonganpersalinan

         P : 
1. Jelaskanpadaibutentangkondisinyasaatinibahwapembukaanservikssudah 10 cm (lengkap) danibumemasuki proses persalinanuntukmelahirkanbayinya.
2. Berikan dukungan / support terus menerus : ibu harus semangat dalam menjalani prosespersalinan ini.
3. Pimpin ibu untuk meneran : ibu boleh mngedan pada waktu timbul his, seperti orang BAB keras meneran di bawah, kepala melihat ke fundus tangan merangkul ke  - 2 pahanya, jangan bersuarat saat meneran sampai his hilang.
4. ibu untuk bernafas yang baik selama persalinan Saat his hilang anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam dari hidung dan keluarkan melalui mulut, beri nimum diantara his.
5. Membuatepisiotom yang cukupluasuntukmengurangiobstruksijaringanlunak
danmemberiruangan yang cukupuntuktindakan.
6. Memintaibuuntukmenekukkeduatungkainyadanmendekatkanlututnya
sejauhmungkinkearahdadanyadalamposisiibuberbaringterlentang. Meminta
bantuan 2 asistenuntukmenekanfleksikedualututibukearah dada.
7. Denganmemakaisarungtangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi :
- Melakukantarikan yang kuatdanterus-meneruskearahbawahpadakepala
janinuntukmenggerakkan bahu depan dibawah simfisis pubis.
Catatan :hindaritarikan yang berlebihanpadakepala yang dapat
mengakibatkan trauma padafleksusbrakhialis.
-  Memintaseorangasistenuntukmelakukan tekanan secara simultan sarah
bawahpadadaerahsuprapubisuntukmembantupersalinanbahu.
Catatan :janganmenekan fundus karenadapatmempengaruhibahulebih
lanjutdandapatmengakibatkanruptur uteri.
7. Jikabahumasihbelumdapatdilahirkan :
- Pakailahsarungtangan yang telahdidisinfeksitingkattinggi, masukkantangan
kedalam vagina.
- Lakukanpenekananpadabahu yang terletak di depandenganarah sternum
bayiuntukmemutarbahudanmengecilkan diameter bahu.
- Jikadiperlukan, lakukanpenekananpadabahubelakangsesuaidenganarah
sternum.
8. Jikabahumasihbelumdapatdilahirkan :
- Masukkantangankedalam vagina.
- Raihhumerusdarilenganbelakangdandenganmenjagalengantetapfleksi
padasiku, gerakkanlengankearah dada. Iniakanmemberikanruangan
untukbahudepan agar dapatbergerakdibawahsimfisis pubis.
9. Jikasemuatindakan di atastetaptidakdapatmelahirkanbahu, pilihan lain :
- Patahkanklavikulauntukmengurangilebarbahudanbebaskanbahudepan.
- Lakukantarikandenganmengaitketiakuntukmengeluarkanlenganbelakang.
o   Bantu proses kelahiran bayi, bantu kelahiran kepala
o   Lakukan episiotomi untuk membantu kelahiran bahu besar
o   Lahirkan bahu dengan manuver corskrew dan lahirkan seluruh tubuh bayi
Kala III, pukul  04.30 Wib
S :            -      Ibu mengatakan bahwa ia merasa lega dan senang atas kelahiran bayinya
                 -      Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya.

O : -                        Bayi lahir spontan pervaginam pukul 01.50 Wib, letak belakang kepala jenis kelamin perempuan, BB ; 4100 gram, PB : 46 cm
         -     Ibu tampak senang dan bahagia.
                 TD  : 120/80 mmHg                       Suhu    : 370C
                 RR  : 20 x/mnt                                Nadi    : 78 x/mnt
                -       Plasenta belum lahir
                -       Pada palpasi didapat : uterus teraba bulan dan keras TFU : sepusat
-         Pada nspeksi terdapat robekan jalan lahir
A :          Diagnosa :
Ibu PIIA0 partus spontan pervaginam, inpartu Kala III.
Dasar :
-         Bayibarulahirspontanpervaginampukul 01.50 Wib
-         Plasentabelumlahir
Kebutuhan :
-         Melakukanmanajemenaktifkala III


P : -   Periksa fundus dan pastikan tidak ada janin lagi, kandung kemih kosong dan kontraksi uterus baik
-      Berikan oksitoksin 10 U IM di 1/3 paha bagian luar.   
-          Lakukan peregangan tali pusat terkendali pada saat ada kontraksi
-          Observasitanda-tandapelepasanplasenta
         -     Melahirkan plasenta : dengan cara tangan kanan melakukan tekanan dorsal kranial dan tangan kiri melakukan penegangan tali pusat kemudian arahkan talipusat sejajar dengan lantai lalu distal arahkan keatas lalu distal setelah 1/3 plasenta lahir lakukan pemilinan tali pusat dan tangan kanan menampung plasenta.
Kala IV, pukul 05.00 Wib
S :       -     Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayi perempuannya.
-          Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas-mulas.
-          Ibu merasa lega karena plasenta sudah lahir

O :    -     Pemeriksaan Umum
                KU   : baik                                       Kesadaran       : Compos mentis
                TD   : 120/80 mmHg                       N                     : 78 x/mnt
                RR   : 21 x/mnt                                S                      : 370C
         -     TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
         -     Jumlah perdarahan + 300cc, konsistensi berupa darah segar cair
         -     Placenta lahir lengkap dan spontan pukul 02.00 Wib
                Kotiledondanselapututuh
·        Panjangtalipusat                : 40 cm
·        Diameter plasenta              : 10 cm
·        Beratplasenta                                 : 500 gr
·        Tebalplasenta                                 : 3 cm
·  Terdapatlukaepisiotomiderajatdua
-          Kandungkemih
A :    Diagnosa :
P1IA0 partus spontan, inpartu Kala IV
Dasar :
-         Ibumelahirkananak ke-2
-         Ibupartusspontanpervaginampukul 01.50 Wib
-         Plasentalahirlengkappukul 02.00 Wib
-         TUF 2 jaribawahpusat
Masalah :
Terdapatlukaepisiotomi
Dasar :
-         Terdapatlukaepisiotomiderajat 2
-         Jumlahperdarahan 300 cc
Kebutuhan :
-         Observasikeadanibu :keadaanumum, perdarahan yang keluarinvolusi uterus dan TTV.
-         Heacting perineum
-     Lakukanperawatanlukaperinium

P :     -     Observasikeadaanumumibu
-          Pastikan darah yang keluar berasal dari luka episiotomi
-          Lakukan heating Jelujur pada bagian dalam dan heacting subcutikuler pada perinium ibu
         -    Periksa Fundus
·        TFU : 1 jaribawahpusat
·        Kontraksi uterus baik
·        Perdarahan normal
·        Keadaan umum ibu dan Tanda – tanda vital
Setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
         -     Periksa kandung kemih : tekan blasnya, apabila teraba penuh, rangsang untuk berkemih.
         -     Bersihkan tubuh ibu dan lakukan vulva hygiene untuk menghindari infeksi pada luka jahitan.
         -     Ajarkan ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya post partum
         -     Beritahu keluarga untuk melapor ke bidan jika ada tanda-tanda bahaya, seperti demam, perdarahan berlebihan, perut tidak mules dan fundus tidak ada kontraksi.
-          Lakukanperawatanluka perineum.
-          Anjurkan ibu untuk istirahat serta makan dan minum
-          Susukanbayidanlakukan rooming in































BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Gangguan psikologi ibu pada masa persalinan merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap ibumenjelang persalinannya,  namun ibu bersalin memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ia dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya sehingga ia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan.

3.2    Saran
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi teman-teman yang membacanya khususnya teman-teman jurusan kebidanan serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan menangani masalah gangguan psikologi ibu pada masa persalinan.














DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A. (2002), Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, EGC, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar