LAPORAN
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PULVERES
Resep
Nomor : V
Bentuk
Sediaan : Pulveres
A.
Dasar Teori
Apa yang dimaksud dengan puyer?
Puyer atau pulvis adalah salah satu
bentuk sediaan obat yang biasanya didapat dengan menghaluskan atau
menghancurkan sediaan obat tablet atau kaplet yang biasanya terdiri atas
sedikitnya dua macam obat.
Alasan dibuatnya puyer adalah:
1.Pasien tidak bisa menelan
tablet/pil/kapsul. biasanya pada pasien anak/balita
2.Tiak ada dosis yang sesuai pada
sediaan yang ada. misalnya butuh paracetamol
3.Polifarmasi : jika pasien
anak-anak mendapat obat lebih dari 1 macam
4.Tidak ada sediaan bentuk lain yang
sesuai. misalnya bentuk syrup nya tida ada
5.Ekonomis. puyer relatif lebih
murah daripada syrup.
Dalam pengobatan modern barat, pada awalnya puyer
merupakan salah satu bentuk sediaan yang luas digunakan di seluruh dunia,
terutama untuk penggunaan obat racikan/campuran. Namun, dengan kemajuan
teknologi, lambat laun sediaan puyer semakin jarang digunakan di seluruh dunia.
Selain karena kemajuan teknologi yang menghasilkan berbagai bentuk sediaan obat
baru yang lebih aman, mudah digunakan, dan nyaman bagi pasien, sediaan obat
puyer dianggap bersifat kurang stabil. Dengan demikian, lebih mudah rusak,
takaran kurang akurat, dan penggunaannya juga menimbulkan rasa kurang nyaman
(pahit). FDA (Food and Drug Administration) sendiri sudah tidak
merekomendasikan penggunaan puyer.
B.
Resep
1. Resep yang digunakan :
a. 5 buah R/ parasetamol 5 tab 2500 mg
b. 10 CTM mg 10 4
mg 2,5 tab
c. lactosum q.s 490 mg 0,49
g
m.f.pulv.No.
V
S.t.d.d p I
2. Khasiat Obat
a) Parasetamol atau asetaminofen adalah obatanalgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan untuk
melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam. Digunakan dalam sebagian besar
resep obat analgesikselesma dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah
didapati, overdosis obat baik
sengaja atau tidak sengaja sering terjadi.
Berbeda dengan obat analgesik yang
lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak
tergolong dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis normal, parasetamol
tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal, atau duktus
arteriosus pada janin.
b) Rinitis alergi dan gejala alergi
lain termasuk urtikaria. Mengurangi gejala-gejala alergi (misalnya, rhinorrhea,
bersin, iritasi atau gatal-gatal oronasopharyngeal, lakrimasi, merah, iritasi,
atau mata gatal) disebabkan oleh pelepasan histamine. Digunakan dalam kombinasi
tetap dengan agen lain (misalnya, asetaminofen, dekstrometorfan, guaifenesin,
ibuprofen, methscopolamine, phenylephrine, pseudoephedrine) untuk menghilangkan
rhinorrhea, bersin, lakrimasi, mata gatal, gatal oronasopharyngeal, dan / atau
gejala lain (misalnya, hidung / sinus tersumbat, batuk) terkait dengan rhinitis
alergi musiman atau menahun dan rhinitis nonallergic (vasomotor).
3.
Perhitungan dosis
R/ Parasetamol 5
X 2500 mg = 12.500 mg
CTM 10
X 100 mg = 1000 mg
Lactosum 490 mg = 0,49 g
4.
Cara Kerja
1. Siapkan Alat
1. Timbangan
2. Mortir Stamper
3. Sendok
4. Pot
5. Ayakan
6. Plastik Klip
7. Kertas Perkamten
2. Bahan
5 buah R/ parasetamol 5 tab 2500 mg
10 CTM mg 10 4
mg 2,5 tab
Lactosum q.s 490 mg 0,49
g
3. Timbang bahan sesuai kebutuhan
Lactosum q.s 490 mg 0,49 g
4. Masukan Paracetamol 5 tab 2500 mg kedalam mortir kemudian tambah
CTM 2,5 tab 4 mg kemudian masukan Lactosum q.s 490 mg
0,49 g lalu digerus hingga halus kemudian
bagi menjadi 5 bagian kedalam 5 kertas klip.
5. Etiket Tulisan
Warna Putih
C.
Pembahasan
Untuk menghaluskan bahan – bahan digunakan mortar dan stamper. Dalam
menggunakannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Mulut dari mortir senantiasa mengarah kekiri, maksudnya agar ketika stamper
dibersihkan stamper senantiasa tetap pada mulut mortir.
2. Mortir diletakkan diatas meja praktik dialasi dengan lap pada waktu menggerus
bahan obat.
3. Bila akan meletakkan stamper, letakkan selalu disebelah kanan dan dialasi dengan
kertas, kepala stamper harus mengarah kepada kita.
4. Stamper dipegang seperti memegang pulpen dan diputar dengan gerakan satu arah.
5. Bersihkan permukaan stamper dengancara memutarnya, sementara mika tetap
berada dikepala stamper.
6. Ulangi beberapa kali sampai serbuk halus.
Pembuatan pulveres
menggunakan bahan R/ parasetamol dan CTM dicampur menjadi 5 puyer dengan
cara menggerus searah jarum jam sampai benar-benar halus. Tujuan dari pembuatan
puyer agar memudahkan pasien untuk mengkonsumsinya.
Parasetamol ini bersifat analgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan untuK
melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam. Digunakan dalam sebagian besar
resep obat analgesikselesma dan flu.
Rinitis alergi dan gejala alergi lain termasuk
urtikaria. Mengurangi gejala-gejala alergi (misalnya, rhinorrhea, bersin,
iritasi atau gatal-gatal oronasopharyngeal, lakrimasi, merah, iritasi, atau
mata gatal) disebabkan oleh pelepasan histamine. Digunakan dalam kombinasi
tetap dengan agen lain (misalnya, asetaminofen, dekstrometorfan, guaifenesin,
ibuprofen, methscopolamine, phenylephrine, pseudoephedrine) untuk menghilangkan
rhinorrhea, bersin, lakrimasi, mata gatal, gatal oronasopharyngeal, dan / atau
gejala lain (misalnya, hidung / sinus tersumbat, batuk) terkait dengan rhinitis
alergi musiman atau menahun dan rhinitis nonallergic (vasomotor).
Terdapat problem pada saat menggerus CTM karna
bentuknya yang sangat padat dan kecil maka sedikit keras saat menggerusnya.
Dosis yang digunakan adalah dosis untuk orang dewasa, tujuan pengobatan ini
untuk meredakan demam, flu, meredakan rasa sakit, serta meredakan alergi.
D.
Kesimpulan
1. Pulveres merupakan sediaan obat dalam bentuk serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan dikemas dengan kertas perkamen.
2. Obat ini berkhasiat untuk mengobati:
·
Parasetamol atau asetaminofen adalah obatanalgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan untuk
melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam.
·
CTM adalah Rinitis
alergi dan gejala alergi lain termasuk urtikaria. Mengurangi gejala-gejala
alergi (misalnya, rhinorrhea, bersin, iritasi atau gatal-gatal
oronasopharyngeal, lakrimasi, merah, iritasi, atau mata gatal) disebabkan oleh
pelepasan histamine.
E.
Daftar Pustaka
Ganiswarna,
S.G, 1995. FarmakologidanTerapiEdisi
4.BagianFarmakologiFakultasKedokteranUniversitas Indonesia, Jakarta.
Pelczar, Michael J, 1986,
Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI-Press, Jakarta.
Sumadio, H.,
danHarahap, 1994, BiokimiadanFarmakologiAntibiotika,
USU Press, Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar