MAKALAH
PSIKOLOGI
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA
PERSALINAN
Di
Susun Oleh:
1.
Isca
Verawaty N (15150053)
2.
Isnila
Rosa (15150054)
3.
Paulina
Lambu (15150056)
4.
Maria
Kristina B (15150057)
5.
Emelinda
Tma’isan (15150058)
6.
Putri
Riwa Arinda (15150059)
7.
Is
Maya (15150060)
8.
Ana
Irma Juliana S (15150061)
9.
Elisaneth
Tuti P (15150062)
10. Poni Hardiyanti (15150063)
11. Leni Andriwini (15150064)
12. Engga Widianti N (15150065)
13. Nova Valentina (15150066)
14. Restu Surya ningsih (15150067)
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas rahmat dan petunjuknya sehingga makalah “PSIKOLOGI
PADA MASA PERSALINAN” dapat diselesaikan sebagai mana mestinya meskipun dalam
bentuk yang sederhana dan masih terdapat kekurangan yang masih memerlukan
perbaikan seperlunya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian makalah
ini tidak dapat kami selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu patutlah kiranya kami sampaikan rasa syukur dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Untuk itu semoga makalah yang Kami
buat ini dapat bermanfaat untuk kita semua penggunanya.
Yogyakarta, 17 /05/ 2016
.........................................
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................
Daftar Is......................................................................................................................................
Bab
I Pendahuluan...................................................................................................................
1.1
Latar Belakang........................................................................................................
1.2
Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3
Tujuan......................................................................................................................
1.4
Manfaat....................................................................................................................
Bab II Pembahasan....................................................................................................................
2.1
Pengertian Persalinan..............................................................................................
2.2
Perubahan Psikologi Pada Masa Persalinan.........................................................
2.3
Penyebab Gangguan Psikologi pada Ibu Bersalin................................................
2.4 Cara Pencegahan Gangguan
Psikologi Pada Ibu Bersalin...................................
2.5 Komunikasi Teurapetik...........................................................................................
2.6
Kasus.........................................................................................................................
Bab III Penutup..........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................................
Daftar
Pustaka............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sekarang
disadari bahwa penyakit dan komplikasi obstetrik tidak semata-mata disebabkan
oleh gangguan organik. Beberapa diantaranya ditimbulkan atau diperbuat oleh
gangguan psikologik. Latar belakang timbulnya penyakit dan komplikasi dapat
dijumpai dalam berbagai tingkat ketidakmatangan dalam perkembangan emosional
dan psikoseksual dalam rangka kesanggupan seseorang dalam menyesuaikan diri
dengan situasi tertentu yang sedang dihadapi, dalam hal ini khususnya
kehamilan, persalinan dan nifas. Karena rasa nyeri dalam persalinan sejak zaman
dahulu sudah menjadi pokok pembicaraan diantara wanita, maka banyak calon ibu
menghadapi kehamilan dan kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas.
Tidaklah mudah untuk menghilangkan rasa takut yang sudah berakar dalam itu,
akan tetapi dokter dan bidan dapat berbuat banyak dengan membantu para wanita
yang disinggapi perasaan takut dan cemas. Sejak pemeriksaan kehamilan pertama
kali dokter atau bidan harus dengan kesabarannya meyakinkan calon ibu bahwa
kehamilan dan persalinan adalah hal yang normal dan wajar. Dia tidak hanya
harus menimbulkan kepercayaan, akan tetapi harus pula menimbulkan anggapan pada
wanita yang bersangkutan bahwa ia seorang kawan yang ahli dalam bidangnya dan
yang sungguh-sungguh berkeinginan mengurangi rasa nyerinya serta menyelamatkan
ibu dan anak. Perubahan psikologis keseluruhan seorang wanita yang sedang
mengalami persalinan sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan
antisipasi yang ia terima selama menghadapi persalinan, dukungan yang diterima
wanita dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga dan pemberi perawatan.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian gangguan psikologi pada masa
persalinan?
2. Apa perubahan psikologi pada masa persalinan?
3. Apa penyebab gangguan psikologi pada ibu bersalin?
4. Bagaimana cara pencegahan gangguan psikologi pada ibu bersalin?
5. Apa yang dimaksud dengan komunikasi teraupetik?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian gangguan psikologi
pada masa persalinan.
2. Untuk mengetahui perubahan psikologi pada masa persalinan.
3. Untuk mengetahui penyebab gangguan psikologi pada ibu bersalin.
4. Untuk mengetahui cara pencegahan gangguan psikologi pada ibu bersalin.
5. Untuk mengetahui apa itu komunikasi teraupetik.
1.4 Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa
dalam menangani gangguan psikologi ibu hamil pada masa persalinan.
2. Makalah ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu pengetahuan serta
menjadi salah satu bacaan yang bermanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Persalinan
Persalinan
merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu
yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan.
Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan
bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain
persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana
terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu
banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan.
Persalinan
normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan yang mencakup
pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban, dengan presentasi kepala
(posisi belakang kepala), dari rahim ibu melalui jalan lahir (baik jalan lahir
lunak maupun kasar), dengan tenaga ibu sendiri (tidak ada intervensi dari
luar).
2.2 Perubahan
Psikologi pada Masa Persalinan
Pada ibu
hamil banyak terjadi perubahan , baik fisik maupun psikologis. Begitu juga pada
ibu bersalin, perubahan psikologis pada ibu bersalin wajar terjadi pada setiap orang
namun ia perlu memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar
ia dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya
sehingga ia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya.
Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan.
a. Perubahan psikologis pada kala 1
Beberapa keadaan dapat terjdi pada
ibu dalam persalinan,trauma bagi ibu yang pertama kali melahirkan,
perubahan-perubahan yang di maksud adalah:
1. Perasaan
tidak enak.
2. Takut dan
ragu-ragu akan persalinan yang di hadapi.
3. Ibu dalam
menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah
persalinan berjalan normal
4. Menganggap
persalinan sebagai cobaan.
5. Apakah
penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolong.
6. Apakah bayi
normal apa tidak.
7. Apakah ia
sanggup merawat bayinya.
8. Ibu cemas.
b. Perubahan
psikologis ibu saat persalinan
1. Fase laten
Pada
fase ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena masa kehamilannya akan
segera berakhir. Namun pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, gugup,
cemas dan khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi.
Biasanya ia ingin berbicara, perlu ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan
dan menciptakan kontak mata. Pada wanita yang dapat menyadari bahwa proses ini
wajar dan alami akan mudah beradaptasi dengan keadaan tersebut.
2. Fase aktif
Saat kemajuan persalinan sampai pada
waktu kecepatan maksimum rasa khawatir wanita menjadi meningkat.
Kontraksi semakin kuat dan fekuensinya lebih sering sehingga wanita tidak dapat
mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan lebih serius. Wanita tersebut
menginginkan seseorang untuk mendampinginya karena dia merasa takut tidak mampu
beradaptasi dengan kontraksinya.
2.3 Penyebab
Gangguan Psikologi pada Ibu Bersalin
a. Perubahan hormon
Perlu diketahui, ketika mengandung bahkan setelah melahirkan terjadi "fluktuasi"
hormonal dalam tubuh. Hal inilah yang antara lain menyebabkan terjadinya
gangguan psikologis pada ibu yang baru melahirkan.
b. Kurangnya persiapan mental
Yang dimaksud di sini adalah kondisi psikis atau mental yang kurang dalam
menghadapi berbagai kemungkinan seputar peran ganda merawat bayi, pasangan, dan
diri sendiri. Terutama hal-hal
baru dan "luar biasa" yang bakal dialami setelah melahirkan. Ini
tentunya dapat menimbulkan masalah. Penderitaan
fisik dan beban jasmaniah selama berminggu-minggu terakhir masa kehamilan itu
menimbulkan banyak gangguan psikis dan pada akhirnya meregangkan jalinan
hubungan ibu dan anak yang semula tunggal dan harmonis. Maka beban inilah yang
menjadi latar belakang dari impuls-impuls emosional yang diwarnai oleh sikap
permusuhan terhadap bayinya. Lalu ibu tersebut mengharapkan jika bayi yang
dikandungnya untuk segera dikeluarkan dari rahimnya.
c. Keinginan narsistis
Keinginan yang narsistis ini cenderung menolak kelahiran bayinya, dan ingin
mempertahankan bayinya selama mungkin di dalam kandungan. Peristiwa ini
disebabkan oleh: Fantasi tentang calon bayinya yang akan menjadi objek kasih
saying dan beban fisik oleh semakin membesarnya bayi dalam kandungan.
2.4 Cara
Pencegahan Gangguan Psikologi Pada Ibu Bersalin
Tugas penting atau yang paling utama dari seorang wanita dalam proses
kelahiran bayinya, khusus pada periode permulaan (periode mulai melebarnya
saluran vagina dan ujung uterus) ialah sebagai berikut:
a. Sepenuhnya patuh mengikuti kekuatan-kekuatan naluriah dari dalam.
b. Memberikan partisipasi sepenuhnya.
c. Dengan kesabaran
sanggup menderita segala kesakitan. Selanjutnya, jika proses kesakitan
pertama-tama menjelang kelahiran itu disertai banyak ketegangan batin dan rasa
cemas atau ketakutan yang berlebihan, atau disertai kecenderungan yang sangat
kuat untuk bertingkah super aktif, dan mau mengatur sendiri proses persalinan
maka proses kelahiran bayi bisa menyimpang dari pola normal dan spontan, serta
prosesnya akan sangat terganggu (merupakan kelahiran yang abnormal).
2.5 Komunikasi Teurapetik
a. Pengertian komunikasi teurapetik
Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien (Depkes
RI, 1997). Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah
proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.
Komunikasi
terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar dari
komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan klien,
sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan
klien, perawat membantu dan klien menerima bantuan.
Menurut
Stuart dan Sundeen (dalam Hamid, 1996), tujuan hubungan terapeutik diarahkan
pada pertumbuhan klien meliputi:
1. Realisasi diri, penerimaan diri dan
peningkatan penghormatan terhadap diri.
2. Rasa identitas personal yang jelas
dan peningkatan integritas diri.
3. Kemampuan untuk membina hubungan
interpersonal yang intim dan saling tergantung dengan kapasitas untuk mencintai
dan dicintai.
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistik.
b. Tujuan
komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik,
yaitu:
1.
Membantu
pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selamam proses
persalinan.
2.
Membantu
mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
3. Membantu
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan
ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.
c. Pendekatan
komunikasi terapeutik.
Pendekatan komunikasi terapeutik,
seperti:
1.
Menjalin
hubungan yang mengenakkan (rapport) dengan klien
Bidan
menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang positif.
2. Kehadiran
Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif ketrampilan
yang meliputi mengayasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total
pada klien. Bila memungkinkan anjurkan pendamping untuk mengambil peran aktif
dalam asuhan.
3. Mendengarkan
Bidan selalu
mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.
4. Sentuhan
dalam pendampinganklien yang bersalin.
Komunikasi non verbal kadang-kadang lebih bernilai
dari pada kata-kata. Sentuhan bidan terhadap klien akan memberi rasa nyaman dan
dapat membantu relaksasi.
5. Memberi
informasi tentang kemajuan persalinan.
Hal ini diupayakan untuk memberi rasa percaya diri
bahwa klien dapat menyelesaikan persalinan. Pemahaman dapat mengerangi
kecemasan dan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi apa yang akan terjadi.
6. Informasi yang diberikan diulang beberapa kali dan
jika mungkin berikan secara tertulis
Memandu persalinan dengan memandu intruksi khusus
tentang bernafas, berelaksasi dan posisi postur tubuh. Misalnya : bidan meminta
klien ketika ada his untuk meneran. Ketika his menghilang, bidan mengatakan
pada ibu untuk bernafas pajang dan rileks.
7. Mengadakan kontak fisik dengan klien
Kontak fisik dapat dilakukan dengan menggosok
punggung, memeluk dan menyeka keringat serta membersihkan wajah klien.
8. Memberikan
pujian
Pujian
diberikan pada klien atas usaha yang telah dilakukannya.
9.Memberikan
ucapan selamat pada klien atas kelahiran putranya dan menyatakan ikut
berbahagia
Komunikasi
terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat persalinan dilaksanakan oleh
bidan dengan sikap sebagai seorang tua dewasa, karena suatu ketika bidan harus
memberikan perimbangan.
d. Sikap komunikasi terapeutik
Lima sikap
atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi
komunikasi yang terapeutik menurut Egan, yaitu:
1. Berhadapan.
Artinya dari posisi ini adalah “Saya
siap untuk anda.
2. Mempertahankan
kontak mata.
Kontak mata pada level yang sama
berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
3. Membungkuk ke arah klien.
Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu.
4. Mempertahankan sikap terbuka
Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
5. Tetap rileks.
Tetap dapat
mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon
kepada klien.
SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA PERSALINAN DENGAN KASUS
DISTOSIA BAHU
1. Data subjektif
Padatanggal
17 april 2014
1. Identitas
Nama Istri : Ny. salbiah Nama Suami : Tn.abdullah
Umur : 28th Umur :
29th
Agama
: Islam Agama : Islam
Suku : melayu Suku : Jawa
Pendidikan : SMK Pendidikan
: SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan
: karyawan
Alamat :jl durian raya Alamat : jl.durianraya
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak ketiga usia kehamilan 9 bulan, mengeluh mulas dan
nyeri dipinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan air- air sejak tanggal
16 april 2014 pukul 02.00 WIB
3.
Pergerakanjanindalam 24 jam terakhir
Ibu mengatakan masih merasakan gerakan janin, gerakan aktif sebanyak 20
kali dalam 24 jam.
4.
Makandanminumterakhir
Ibumakanterakhirtanggal 16 Juni 2014pukul 20.30 WIB
Ibuseringminumterakhir 2gelas air putihpukul 20.35 WIB
5.
Eliminasi
BAB terakhir 1 x pada 16 Juni 2014pukul 23.30 WIB
BAK terakhir 1 x pada 16 Juni 2014 pukul 23.40 WIB
6.
Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam selama 8 jam, tidur siang 1-2 jam sehari
7.
Psikologis
Ibu mengatakan merasa cemas menghadapi persalinannya
II. DATA OBYEKTIF
1.
KeadaanUmum :
BaikKesadaran : Compos mentis
2.
Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
RR : 22 x/mnt
Temp : 370C
Nadi : 78 x/mnt
3. Palpasi
- leopold 1 : TFU pertengahan pusat dan Px, pada fundus teraba 1 bagian
yang lunak, tidak melenting dan kurang bundar yang berarti bokong
- leopold 2 : Pada perut bagian sebekah kiri teraba ada tahanan yang lebar
yang berarti punggung dan sebelah kanan teraba bagian yang kecil- kecil yang
berarti ekstrimitas
- Leopold 3 : Bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan melenting yang berarti kepala
-
Leopold 4 :Bagian yang terbawahjaninsudahmasuk PAP (divergen)
Mc Donald : 38 cm
TBJ : (TFU – 11) x 155
: (38 – 11) x 155
:4185 gram
4.. Auskultasi
DJJ terdengar 140x/menit, punctum maximum dibawah pusat sebelah kiri
6. PemeriksaanDakam, pukul 03.00 WIB
Ø - Vulva /
Vagina : Blood slym
Ø - Dinding
Vagina : Terabarugei
Ø -
Promontorium : Tidakteraba
Ø - Portio : Lunak
Ø - Serviks : Tipis, pembukaan 9 cm
,efficement : 90 %
Ø - Ketuban : Sudahpecahsejakpukul 01.00
Wib
Ø - Presentasi : Kepala, UUK kiridepan
Ø - Penurunan : Hodge III (+), 1/5
Ø - His : Ada
Ø - Frekuensi : 3x dalam 10 menit
Ø - Lamanya : 20 – 40 detik
III.
Analisa
1.
Diagnosa :
Ibu G2PIA0
hamil 38 minggu, janin hidup tunggal, intrauterin memanjang, presentasi kepala,
inpartu kala I fase aktif
Dasar : - Ibu mengatakan hamil anak ketiga
- Leopold 1 : TFU pertengahan pusat dan Px, pada fundus teraba bokong
-
Leopold II :Punggungkiri
-
Leopold III
:Bagianbawahterabakepala
-
Leopold IV
:Bagianterbawahjaninsudahmasuk PAP (divergen)
-
DJJ ada,
frekuensi 140 x/ mnt
-
Pemeriksaandalam
:Pembukaan : 9 cm, efficement : 90%, Ketuban : sudahpecah, Penurunankepala
:Hodge III
2.
Masalah
Nyeriadanya his
Dasar : ibu
nengatakan merasa mules dan nyeri pada
pinggang semakin sering
3.
Kebutuhan
- Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan
-
Pengawasankala
I denganpartograf
IV.
Rencana
Management (Kala I)
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Libatkan keluarga dalam memberi dukungan psikologis pada ibu
3. Lakukan pengawasan kala I dengan partograf
4. Siapkan ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan
5. Siapkan alat prtolongan pada bayi
baru lahir
6. Penuhi kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologi ibu
7. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan cara mengedan
8. Anjurkan ibu mencari posisi yang nyaman.
9. Lakukan tindakan dengan teknik septik dan antiseptik
Kala II, pukul 03.30 Wib
S : - Ibu
mengatakan rasa ingin BAB dan ingin mengedan
- Ibu mengatakan
rasa sakit bertambah sering dan lama menjalar dari pinggang ke perut bagian
bawah.
- Ibu mengatakan
merasa cemas menghadapi persalinannya
O : - His 4 x dalam10 menit, teratur lamanya > 40 detik
- DJJ 145 x/mnt, teratur
- Pengeluaran dari vagina blood slym yang makin banyak
- Keadaan kandung kemih kosong
- Inspeksi vulva membuka, anus mengembang, perinium menonjol
- Tanda Vital
TD
: 120/80 mmHg
RR
: 22 x/mnt
N
: 78 x/mnt
S
: 370C
A : Diagnosa
:
Ibu G1IPIA0 hamil 38 minggu, janin hidup
tunggal, intrauterin, memanjang,
presentasi kepala, ibu inpartu
kala II.
Dasar
:
-
His 4 x/10
mng, lamanya> 40 detikteratur
- Pada inspeksi tampak : vulva membuka, anus mengembang, perinium menonjol.
Masalah :DistosiaBahu
Dasar :
-
Kepala bayi
telah lahir tetapi tetap berada divagina
-
Kepala bayi
tidak melakukan putaran paksi luar
-
Kepala bayi
tersangkut di perinium, seperti masuk kembali kedalam vagina (Kepala kura-kura)
Kebutuhan :
-
Memberikan
dukungan terus menerus pada ibu
-
Menjagakandungkemihtetapkosong
-
Memimpin
meneran dan bernafas yang baik selama persalinan
-
Melakukanpertolonganpersalinan
P
:
1. Jelaskanpadaibutentangkondisinyasaatinibahwapembukaanservikssudah
10 cm (lengkap) danibumemasuki proses persalinanuntukmelahirkanbayinya.
2. Berikan dukungan / support terus menerus : ibu harus semangat dalam
menjalani prosespersalinan ini.
3. Pimpin ibu untuk meneran : ibu boleh mngedan pada waktu timbul his, seperti
orang BAB keras meneran di bawah, kepala melihat ke fundus tangan merangkul
ke - 2 pahanya, jangan bersuarat saat
meneran sampai his hilang.
4. ibu untuk bernafas yang baik selama persalinan Saat his hilang anjurkan ibu
untuk menarik nafas dalam dari hidung dan keluarkan melalui mulut, beri nimum
diantara his.
5. Membuatepisiotom
yang cukupluasuntukmengurangiobstruksijaringanlunak
danmemberiruangan yang cukupuntuktindakan.
danmemberiruangan yang cukupuntuktindakan.
6. Memintaibuuntukmenekukkeduatungkainyadanmendekatkanlututnya
sejauhmungkinkearahdadanyadalamposisiibuberbaringterlentang. Meminta
bantuan 2 asistenuntukmenekanfleksikedualututibukearah dada.
sejauhmungkinkearahdadanyadalamposisiibuberbaringterlentang. Meminta
bantuan 2 asistenuntukmenekanfleksikedualututibukearah dada.
7. Denganmemakaisarungtangan
yang telah didisinfeksi tingkat tinggi :
- Melakukantarikan yang kuatdanterus-meneruskearahbawahpadakepala
janinuntukmenggerakkan bahu depan dibawah simfisis pubis.
Catatan :hindaritarikan yang berlebihanpadakepala yang dapat
mengakibatkan trauma padafleksusbrakhialis.
- Memintaseorangasistenuntukmelakukan tekanan secara simultan sarah
bawahpadadaerahsuprapubisuntukmembantupersalinanbahu.
Catatan :janganmenekan fundus karenadapatmempengaruhibahulebih
lanjutdandapatmengakibatkanruptur uteri.
7. Jikabahumasihbelumdapatdilahirkan :
- Pakailahsarungtangan yang telahdidisinfeksitingkattinggi, masukkantangan
kedalam vagina.
- Lakukanpenekananpadabahu yang terletak di depandenganarah sternum
bayiuntukmemutarbahudanmengecilkan diameter bahu.
- Jikadiperlukan, lakukanpenekananpadabahubelakangsesuaidenganarah
sternum.
8. Jikabahumasihbelumdapatdilahirkan :
- Masukkantangankedalam vagina.
- Raihhumerusdarilenganbelakangdandenganmenjagalengantetapfleksi
padasiku, gerakkanlengankearah dada. Iniakanmemberikanruangan
untukbahudepan agar dapatbergerakdibawahsimfisis pubis.
9. Jikasemuatindakan di atastetaptidakdapatmelahirkanbahu, pilihan lain :
- Patahkanklavikulauntukmengurangilebarbahudanbebaskanbahudepan.
- Lakukantarikandenganmengaitketiakuntukmengeluarkanlenganbelakang.
- Melakukantarikan yang kuatdanterus-meneruskearahbawahpadakepala
janinuntukmenggerakkan bahu depan dibawah simfisis pubis.
Catatan :hindaritarikan yang berlebihanpadakepala yang dapat
mengakibatkan trauma padafleksusbrakhialis.
- Memintaseorangasistenuntukmelakukan tekanan secara simultan sarah
bawahpadadaerahsuprapubisuntukmembantupersalinanbahu.
Catatan :janganmenekan fundus karenadapatmempengaruhibahulebih
lanjutdandapatmengakibatkanruptur uteri.
7. Jikabahumasihbelumdapatdilahirkan :
- Pakailahsarungtangan yang telahdidisinfeksitingkattinggi, masukkantangan
kedalam vagina.
- Lakukanpenekananpadabahu yang terletak di depandenganarah sternum
bayiuntukmemutarbahudanmengecilkan diameter bahu.
- Jikadiperlukan, lakukanpenekananpadabahubelakangsesuaidenganarah
sternum.
8. Jikabahumasihbelumdapatdilahirkan :
- Masukkantangankedalam vagina.
- Raihhumerusdarilenganbelakangdandenganmenjagalengantetapfleksi
padasiku, gerakkanlengankearah dada. Iniakanmemberikanruangan
untukbahudepan agar dapatbergerakdibawahsimfisis pubis.
9. Jikasemuatindakan di atastetaptidakdapatmelahirkanbahu, pilihan lain :
- Patahkanklavikulauntukmengurangilebarbahudanbebaskanbahudepan.
- Lakukantarikandenganmengaitketiakuntukmengeluarkanlenganbelakang.
o Bantu proses kelahiran bayi, bantu kelahiran kepala
o Lakukan episiotomi untuk membantu kelahiran bahu besar
o Lahirkan bahu dengan manuver corskrew dan lahirkan seluruh tubuh bayi
Kala III, pukul 04.30 Wib
S : - Ibu mengatakan
bahwa ia merasa lega dan senang atas kelahiran bayinya
- Ibu mengatakan masih merasa mulas pada
perutnya.
O : - Bayi
lahir spontan pervaginam pukul 01.50 Wib, letak belakang kepala jenis kelamin
perempuan, BB ; 4100 gram, PB : 46 cm
- Ibu tampak senang dan bahagia.
TD : 120/80 mmHg Suhu : 370C
RR : 20 x/mnt Nadi : 78 x/mnt
- Plasenta belum lahir
- Pada palpasi didapat : uterus teraba bulan dan keras TFU :
sepusat
- Pada nspeksi terdapat robekan jalan lahir
A : Diagnosa :
Ibu PIIA0 partus spontan pervaginam, inpartu Kala
III.
Dasar :
-
Bayibarulahirspontanpervaginampukul
01.50 Wib
-
Plasentabelumlahir
Kebutuhan :
-
Melakukanmanajemenaktifkala
III
P : - Periksa fundus dan pastikan
tidak ada janin lagi, kandung kemih kosong dan kontraksi uterus baik
- Berikan oksitoksin 10 U IM di
1/3 paha bagian luar.
-
Lakukan peregangan tali pusat terkendali pada saat ada kontraksi
-
Observasitanda-tandapelepasanplasenta
- Melahirkan plasenta : dengan cara tangan kanan melakukan tekanan
dorsal kranial dan tangan kiri melakukan penegangan tali pusat kemudian arahkan
talipusat sejajar dengan lantai lalu distal arahkan keatas lalu distal setelah
1/3 plasenta lahir lakukan pemilinan tali pusat dan tangan kanan menampung
plasenta.
Kala IV, pukul 05.00 Wib
S : - Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayi perempuannya.
-
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas-mulas.
-
Ibu merasa lega karena plasenta sudah lahir
O : - Pemeriksaan Umum
KU : baik Kesadaran :
Compos mentis
TD : 120/80 mmHg N :
78 x/mnt
RR : 21 x/mnt S
: 370C
- TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
- Jumlah perdarahan + 300cc, konsistensi berupa darah segar cair
- Placenta lahir lengkap dan spontan pukul 02.00 Wib
Kotiledondanselapututuh
· Panjangtalipusat : 40 cm
· Diameter
plasenta : 10 cm
· Beratplasenta : 500 gr
· Tebalplasenta : 3 cm
· Terdapatlukaepisiotomiderajatdua
-
Kandungkemih
A : Diagnosa
:
P1IA0 partus spontan, inpartu Kala IV
Dasar :
-
Ibumelahirkananak
ke-2
-
Ibupartusspontanpervaginampukul
01.50 Wib
-
Plasentalahirlengkappukul
02.00 Wib
-
TUF 2
jaribawahpusat
Masalah :
Terdapatlukaepisiotomi
Dasar :
-
Terdapatlukaepisiotomiderajat
2
-
Jumlahperdarahan
300 cc
Kebutuhan :
-
Observasikeadanibu
:keadaanumum, perdarahan yang keluarinvolusi uterus dan TTV.
-
Heacting
perineum
-
Lakukanperawatanlukaperinium
P : - Observasikeadaanumumibu
-
Pastikan darah yang keluar berasal dari luka episiotomi
-
Lakukan heating Jelujur pada bagian dalam dan heacting subcutikuler pada
perinium ibu
- Periksa Fundus
· TFU : 1
jaribawahpusat
· Kontraksi
uterus baik
· Perdarahan
normal
·
Keadaan umum ibu dan Tanda – tanda vital
Setiap 15 menit pada satu jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
- Periksa kandung kemih : tekan blasnya, apabila teraba penuh,
rangsang untuk berkemih.
- Bersihkan tubuh ibu dan lakukan vulva hygiene untuk menghindari
infeksi pada luka jahitan.
- Ajarkan ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya post partum
- Beritahu keluarga untuk melapor ke bidan jika ada tanda-tanda
bahaya, seperti demam, perdarahan berlebihan, perut tidak mules dan fundus
tidak ada kontraksi.
-
Lakukanperawatanluka
perineum.
-
Anjurkan ibu untuk istirahat serta makan dan minum
-
Susukanbayidanlakukan
rooming in
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan
psikologi ibu pada masa persalinan merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap
ibumenjelang persalinannya, namun ibu bersalin memerlukan bimbingan dari
keluarga dan penolong persalinan agar ia dapat menerima keadaan yang terjadi selama
persalinan dan dapat memahaminya sehingga ia dapat beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis selama persalinan
perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pendamping atau penolong persalinan.
3.2
Saran
Semoga
makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi teman-teman yang membacanya
khususnya teman-teman jurusan kebidanan serta dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari dan menangani masalah gangguan psikologi ibu pada masa
persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A. (2002), Hubungan Terapeutik
Perawat-Klien, EGC, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar